Amalan Muharram dan Peluang Pahala bagi Perempuan Haid

Sabtu, 15 Agustus 2020 - 06:21 WIB
loading...
Amalan Muharram dan Peluang Pahala bagi Perempuan Haid
Beberapa amalan di bulan pertama Hijriyah antara lain, memperbanyak Puasa Sunnah, menghidupkan Puasa Asyura dan Tasua (9-10 Muharram) dan memperbanyak sedekah. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam hitungan hari ke depan, umat Islam akan memasuki bulan Muharram . Muharram adalah bulan pertama kalender Islam (Hijriyah) yang memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan .

Dalam Al-Qur'an Surah At-Taubah ayat 36, Allah mengabarkan 4 bulan agung (bulan-bulan haram) yang wajib dimuliakan yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Pada bulan-bulan ini umat Islam dilarang menganiaya diri sendiri dan sebaliknya dianjurkan memperbanyak amal saleh .

Beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan pertama Hijriyah ini antara lain, memperbanyak puasa sunnah, menghidupkan puasa 'Asyura dan Tasu'a (9-10 Muharram) dan memperbanyak sedekah. (Baca juga : Ternyata, Puasa Daud Bermanfaat bagi Kesehatan Perempuan )

Sebagaimana keutamaan Muharram, Allah juga akan melipatgandakan pahala setiap amal saleh, maka memperbanyak sedekah termasuk menyantuni anak yatim merupakan amalan yang disukai Allah.

Allah Ta'ala berfirman :

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

"Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (sodaqah) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 261)

Setiap muslimah yang taat beragama tentu akan bersedih ketika dia tidak mampu beribadah karena terhalang kodratnya. Siklus datang bulan (haid), yang terkadang tidak bisa dikendalikan. Ustadz Ammi Nur Baits menjelaskan, ada amal hati yang memberi peluang bagi muslimah untuk mendulang pahala. Amal itu adalah ridha terhadap ketetapan Allah. "Ketika anda merasa sedih karena terhalang untuk bisa menjalani ibadah bersama yang lain, kemudian anda bersabar dan ridha terhadap apa yang Allah tetapkan, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal Anda,"ungkapnya.

Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan haji wada’, beliau berangkat bersama para istrinya. Sebelum masuk kota Mekah, beliau singgah di Saraf. Di tempat ini, Aisyah menangis karena mengalami haid, sehingga beliau tidak bisa Umrah untuk tamattu’.

Sang suami yang baik – Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam – menjenguknya, menjumpai istrinya tercinta dalam keadaan menangis,

« مَا لَكِ أَنُفِسْتِ » . قُلْتُ نَعَمْ . قَالَ « إِنَّ هَذَا أَمْرٌ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَى بَنَاتِ آدَمَ ، فَاقْضِى مَا يَقْضِى الْحَاجُّ ، غَيْرَ أَنْ لاَ تَطُوفِى بِالْبَيْتِ »

“Kamu kenapa? Apa kamu haid?” tanya suami.

“Ya.” Jawab Aisyah.

“Haid merupakan keadaan yang Allah tetapkan untuk para putri Adam. Lakukan seperti yang dilakukan jamaah haji, selain thawaf di Ka’bah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalimat pertama yang disampaikan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menghibur istrinya, ‘Haid merupakan keadaan yang Allah tetapkan untuk para putri Adam’. Beliau ingatkan Aisyah agar tidak terlalu bersedih memikirkan keadaannya. Padahal itu satu-satunya kesempatan berhaji bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kesempatan yang tidak mungkin akan berulang. Namun sang suami mengatasi kesedihan istrinya, dengan nasehat agar ridha terhadap ketetapan Allah. (Baca juga : Penting Buat Pasangan, Sifat Suami dan Istri Berkarakter Surgawi )

Benarkah Tetap Bisa Dapat Pahala?

Allah Ta'ala Maha Kaya dan Allah Maha Pemurah. Hingga ketika kita menginginkan untuk melakukan amal saleh, namun itu tidak terwujud karena ada halangan di luar kesengajaannya, Allah catat niatnya sebagai amal saleh.

Allah berfirman,

وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ

"Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. (QS. an-Nisa: 100).
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1416 seconds (0.1#10.140)