3 Contoh Teks Ceramah Nuzulul Quran, Singkat dan Disertai Dalil

Rabu, 27 Maret 2024 - 03:17 WIB
loading...
3 Contoh Teks Ceramah Nuzulul Quran, Singkat dan Disertai Dalil
Teks ceramah Nuzulul Quran seringkali dicari menjelang tanggal 17 Ramadan atau bertepatan dengan hari turunnya kitab suci Al Quran. Karena pada hari tersebut banyak hal yang dapat disampaikan kepada setiap umat muslim. Foto ilustrasi/SINDONews
A A A
Teks ceramah Nuzulul Quran seringkali dicari menjelang tanggal 17 Ramadan atau bertepatan dengan hari turunnya kitab suci Al Quran. Karena pada hari tersebut banyak hal yang dapat disampaikan kepada setiap umat muslim.

Nuzulul Quran atau hari diturunkannya Al Quran ini jatuh pada tanggal 17 Ramadan. Ini menjadi salah satu sebab mengapa Bulan Ramadan dijadikan sebagai bulan yang istimewa dan penuh berkah.

Menjelang tanggal 17 Ramadan 1445 Hijriyah yang jatuh pada 28 Maret 2024, akan banyak ceramah di tempat peribadatan yang membahas tentang Nuzulul Qur'an . Untuk memperluas referensi ceramah, berikut ini beberapa contoh teks ceramah Nuzulul Quran.

3 Contoh Teks Ceramah Nuzulul Quran

1. Keutamaan Al Quran

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan pemilik semesta alam yang menguasai baik yang nyata maupun yang ghaib serta tidak ada perkara yang sulit di sisi-Nya yang telah memberikan nikmat berupa iman berupa islam sehingga kita semua bisa selamat dunia dan akhirat.

Salam dan shalawat kita tujukan kepada Rasulullah SAW yang hanya karena beliau, Islam disampaikan kepada kita sehingga umatnya bisa mengetahui mana yang haq dan mana yang batil.

Seperti yang kita semua tahu jika Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan pertama kali di Gua Hira oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.

Al-Qur'an merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Qur'an merupakan kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Qur'an juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad.

Al-Qur'an adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman. Allah berfirman:

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ


Artinya: "(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)

Al Quran juga diturunkan untuk menjadi obat bagi manusia, sebagaimana Allah Berfirman :

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا


Artinya: ''Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.'' (QS. AL-Isra/17: 82)

Selain itu, Al Quran juga menjadi sarana belajar mendalami ajaran agama Islam. Keutamaan ini dijelaskan dalam Surat Yasin Ayat 69:

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ


Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasin/36: 69)

Demikianlah khutbah yang singkat ini, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an, di dunia dan akhirat, amin.

2. Makna Nuzulul Quran

Alhamdulillah, kita dipertemukan oleh Allah di hari yang mulia, di tempat yang mulia, di bulan mulia, bersama dengan orang-orang yang insyaallah dimuliakan oleh Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada baginda Nabi SAW.

Bertakwalah kepada Allah, kapanpun dan dimanapun Anda berada. Pelihara selalu tindakan, ucapan, dan sikap kita agar senantiasa berada di jalan Allah, meniti sunnah Rasulullah.

Pada hari ini, sekitar 14 abad yang lalu telah terjadi sebuah peristiwa yang sangat bersejarah. Tidak hanya bagi umat islam, tapi juga bagi seluruh manusia yang ada di muka bumi.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwasanya hari ini (17 Ramadan) adalah hari dimana Al Qur’an pertama kali diturunkan di bumi kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ


(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).

Ramadan adalah bulan suci yang juga dikenal sebagai “Syahrul Huda” atau bulan petunjuk. Hal tersebut karena di bulan Ramadan-lah wahyu Allah pertama kali turun di muka bumi.

Oleh karena itu, salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadan adalah memperbanyak membaca Al-Quran.

Bila kita mengkaji kembali tentang peristiwa Nuzulul Quran, pelajaran yang dapat dipetik adalah agar ketaqwaan semakin kuat dan keyakinan semakin mantap terhadap kitab suci Al quran yang isinya memberi petunjuk bagi umat manusia serta pembela di antara yang haq dan batil.

Adapun ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah Al-'Alaq ayat 1 sampai 5. Al-Quran diturunkan ke bumi tidak sekaligus tetapi berangsur angsur, sedikit demi sedikit, bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa, ayat 106:

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا


Artinya,“Dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”

Dengan bertahap ini, maka Al-Qur'an lebih mudah diterima dan mudah dihafal. Benar saja, faktanya saat itu memang banyak dari para sahabat Nabi yang hafal Al-Qur'an.

Bentuk terima kasih dan rasa syukur atas turunnya diturunkannya Al Quran kepada umat manusia harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan memperlakukan Al Quran dengan yang sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh.

Baik dalam membaca, memahami makna, mengamalkan isinya, mengajarkan dan mendakwahkan isi kandungan Al-Quran dengan harapan kelak di Hari Kiamat mendapat syafaat. Sebagaimana hadits Nabi yang artinya: “Bacalah Al-Quran karena ia pada Hari Kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya.” (HR. Muslim).

Begitu besarnya fadhilah membaca Al-Quran bagi para pembacanya. Terlebih lagi pada bulan Ramadan. Bulan yang dipilih oleh Allah menjadi bulan diturunkannya ayat pertama Al-Quran. Ibadah yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak membaca Al-Quran, di samping memperbanyak melakukan kebaikan yang lainnya.

Dalam hadist yang lain Rasulullah menjelaskan:

"Seorang mukmin yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum. Sedangkan, orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an maka ibarat minyak wangi, baunya harum tapi rasanya pahit. Sedangkan, orang munafik yang tidak membaca Al-Qura'n ibarat buah yang rasanya pahit dan baunya busuk" (HR. Bukhari).

Dengan demikian, semangat Ramadan dengan sekian kemuliaan di dalamnya, rasa-rasanya kita harus senantiasa berkhidmat atas diturunkannya Al Quran.

3. Memaknai Nuzulul Qur'an

Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan semesta alam. Tuhan yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan ihsan. Tak lupa pula kita curahkan shalawat serta salam kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad SAW.Semoga kita menjadi umat-umatnya yang kelak diberikan ampunan oleh Allah SWT

Tak terasa bulan Ramadan sebentar lagi sudah akan meninggalkan kita semua. Tak terasa kita sudah berada di tengah-tengah bulan Ramadan. Marilah kita tingkatkan ibadah kita di sisa Ramadhan yang penuh kemuliaan ini.

Selain itu, jangan lupa juga untuk berdoa agar tahun depan kita semua dapat dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan. Salah satu doa yang dianjurkan dalam agama Islam dalam hal ini adalah:

اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِي‏ مَرْحُوماً وَ لَا تَجْعَلْنِي مَحْرُوماً


Artinya: “Ya Allah janganlah Engkau jadikan bulan Ramadan ini sebagai Ramadan terakhir untuk kami berpuasa. Jika pun Engkau mentakdirkan ini Ramadan terakhir, jadikanlah aku orang yang mendapat rahmat-Mu, jangan Engkau jadikan aku orang yang malang”

Jangan ragu-ragu untuk berdoa kepada Allah swt., apalagi berdoa pada bulan Ramadan. Karena sesungguhnya Allah swt. telah berjanji dalam QS. Ghafir/40: 60 bahwa Ia akan senantiasa memperkenankan doa hamba-hamba-Nya. Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ


Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Apakah ada yang tahu, apa itu malam Nuzulul Qur’an? Itu adalah malam ketika al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk pertama kalinya. Ketika itu, malaikat Jibril mendatangi baginda Nabi Muhammad SAW yang sedang bertahanuts di Gua Hira.

Setibanya di Gua Hira, malaikat Jibril langsung meminta Nabi saw. untuk membaca:

“Bacalah!” kata malaikat Jibril.

“Aku tak bisa membaca,” sahut Nabi saw.

“Bacalah!” kembali malaikat Jibril mengulang.

Perintah membaca itu diucapkan malaikat Jibril sebanyak tiga kali. Namun, tak berubah, Nabi Muhammad saw. selalu mengatakan bahwa ia tak bisa membaca. Sampai pada satu titik, turunlah wahyu pertama Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw.:

إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ. خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ


Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan (perantaraan) pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq/96: 1-5).

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad selama 23 tahun tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. 23 tahun ini terdiri dari 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Ayat-ayat al-Qur’an turun kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur. Allah SWT menurunkan ayat-ayat tersebut dalam beberapa momentum.

Ada ayat yang turun ketika ada kejadian tertentu. Ada ayat yang turun ketika Nabi Muhammad SAW ditanya oleh umat Islam atau kaum musyrik. Namun, ada juga ayat yang turun tanpa adanya latar belakang apapun.

Lalu apa yang mesti kita lakukan dalam memaknai atau menyemarakkan malam Nuzulul Qur’an di zaman sekarang? Setidaknya ada dua amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam untuk memperingati malam Nuzulul Qur’an.

Pertama, umat Islam bisa meniru apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika pertama kali menerima wahyu dari Allah swt. Amalan itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT

Jika dahulu Nabi Muhammad saw. menyendiri di Gua Hira dalam rangka bertahanuts, maka di zaman sekarang, umat Islam bisa melakukan pendekatan diri kepada Allah SWT dengan beriktikaf di masjid pada malam hari.

Iktikaf sendiri dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. pada bulan Ramadan. Nabi Muhammad saw. bersabda:

Artinya: “Dari Ibnu Umar (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. selalu beri‘tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan.”

Kedua, memperbanyak interaksi dengan al-Qur’an baik dalam bentuk membaca, mentadaburi, maupun menghafalnya. Dalam salah satu hadis, Nabi SAW mengatakan bahwa orang yang membaca al-Qur’an akan diberikan ganjaran 10 pahala untuk masing-masing hurufnya. Hal ini tentu akan semakin dilipatgandakan pada bulan Ramadan.

Para ulama juga menganjurkan umat Islam untuk senantiasa mengkhatamkan Al-Qur’an selama bulan Ramadan. Umat Islam minimal mengkhatamkan al-Qur’an satu kali selama Ramadan.

Umat Islam mesti memiliki strategi dan rencana agar di akhir Ramadan dapat mengkhatamkan al-Qur’an. Hal ini bisa dilakukan secara berangsur-angsur sebagaimana Nabi Muhammad saw. menerima wahyu. Umat Islam mesti menargetkan satu hari minimal satu juz agar di akhir Ramadan selesai 30 juz.



Wallahu a’lam.
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1888 seconds (0.1#10.140)