Lailatul Qadar: Semua Amal Akan Dilipatgandakan dan Dosa-Dosa Diampuni

Jum'at, 29 Maret 2024 - 05:15 WIB
loading...
Lailatul Qadar: Semua Amal Akan Dilipatgandakan dan Dosa-Dosa Diampuni
Dan ini merupakan karunia yang agung, rahmat dari Allah pada hamba-hamba-Nya, serta barakah yang besar lagi nyata yang dimiliki oleh malam yang mulia ini. Ilustrasi: SINDOnews
A A A
Lailatul Qadar merupakan malam yang paling utama. Malam ini dimuliakan oleh Allah daripada malam-malam lainnya. Maka, ia merupakan malam yang penuh keberkahan sebagaimana yang difirmankan Allah Jalla wa ‘Alaa:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi.” [ ad-Dukhaan/44 : 3]

Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, “Allah mensifati malam ini dengan keberkahan, karena Dia menurunkan kepada hamba-hamba-Nya berbagai berkah, kebaikan dan pahala pada malam yang mulia ini."

Dr Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al-Juda’i dalam bukunya berjudul "At Tabaruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu" yang dalam edisi Indonesia menjadi "Amalan Dan Waktu Yang Diberkahi" menjelaskan lailatul qadar yang penuh barakah ini mengandung berbagai keutamaan yang agung dan kebaikan-kebaikan yang banyak. Salah satu di antaranya adalah amal-amal yang dikerjakan pada malam mulia ini akan dilipatgandakan dan pengampunan dosa-dosa orang yang nenghidupkan lailatul Qadar ini.



Allah Tabaaraka wa Ta’aalaa berfirman dalam surat al-Qadr:

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْر ِلَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [ al-Qadr/97 : 2-3]

Para mufassir (ahli Tafsir) menyatakan, maknanya adalah amal saleh (yang dilakukan pada) lailatul qadar lebih baik dari amal saleh selama seribu bulan (yang dilakukan) di luar lailatul qadar. Dan ini merupakan karunia yang agung, rahmat dari Allah pada hamba-hamba-Nya, serta barakah yang besar lagi nyata yang dimiliki oleh malam yang mulia ini.

Nabi SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra :

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.


“Barangsiapa yang mendirikan lailatul Qadr karena iman dan mengharapkan pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang lalu” [Shahih al-Bukhari (II/228) kitab ash-Shiyaam dan Shahih Muslim (I/524) kitab ash-Shaalah al-Musaafiriin]

Dr Nashir menjelaskan kata قَامَ “mendirikan” pada hadis di atas dapat diwujudkan dalam bentuk salat, berzikir, berdo’a, membaca al-Quran dan berbagai bentuk kebaikan lainnya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2363 seconds (0.1#10.140)