Krisis Kelaparan di Palestina dan Gempuran Roket di Markas Para Penghafal Qur’an Gaza
loading...
A
A
A
Konflik kemanusiaan di Gaza , Palestina yang kembali memanas sejak Oktober 2023 lalu setidaknya telah menewaskan lebih dari 32.000 jiwa. Tentunya konflik ini juga berdampak pada banyak hal seperti meningkatnya angka kelaparan .
Laporan dari berbagai pakar dan organisasi internasional yang tergabung dalam Inisiatif Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terintegrasi (IPC) menyatakan bahwa setidaknya separuh populasi Palestina di Utara Gaza berada di ambang kelaparan.
ICP juga melaporkan rata-rata warga Gaza hanya mengonsumsi dua liter air per hari, jauh dari kebutuhan manusia yakni 20 liter per hari. Sebagian warga juga terpaksa memakan pakannternak yang diolah Kembali akibat kelaparan esktrem.
Bayi-bayi sulit memperoleh susu formula. Seorang bayi berusia dua bulan dilaporkan meninggal karena kelaparan. Sementara itu menurut badan amal kemiskinan Care, setidaknya 27 orang – 23 di antaranya anak-anak – meninggal karena kekurangan gizi atau dehidrasi di Gaza Utara dalam beberapa pekan terakhir.
Menanggapi hal tersebut, Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) PPPA Daarul Qur’an yang bergerak dalam gerakan dakwah tahfizhul Qur’an dan sosial kemanusiaan memberikan perhatian khusus untuk Palestina. Sejak awal konflik kemanusiaan berlangsung pada Oktober 2023 lalu, bantuan untuk masyarakat Gaza telah didistribusikan.
Laznas PPPA Daarul Qur’an sendiri sejak 2013 telah mendirikan Rumah Tahfizh Daarul Qur’an di Jalur Gaza, Palestina. Namun baru sebulan digunakan, gempuran roket menghancurkan markas para penghafal Qur’an tersebut pada Agustus 2014.
Seorang muazin (orang yang mengumandangkan azan) wafat setelah tembakan roket meluluhlantakkan bangunan yang sebelumnya adalah Masjid Umari yang jadi tempat ratusan anak Gaza mendaras ayat-ayat suci-Nya. Atas dukungan masyarakat Indonesia pada 2015, Grha Tahfizh Daarul Qur’an Gaza kembali dengan proses renovasi dan bisa digunakan kembali untuk menghafal Al-Qur’an.
Sampai pada 2024 ini, Laznas PPPA Daarul Qur’an masih terus menyalurkan bantuan yang jadi kebutuhan mendesak masyarakat muslim Palestina. Mulai dari beasiswa untuk anak-anak penghafal Qur’an, paket makanan, sembako, selimut dan bantuan lainnya yang jadi kebutuhan mendesak di sana.
Direktur Utama Laznas PPPA Daarul Qur’an Dwi Kartika Ningsih mengatakan, sejak Oktober lalu penyaluran bantuan dari lembaganya sudah memasuki tahap ke enam. Di Ramadan 1445 Hijriah ini, paket buka puasa dan sembako juga disalurkan sejak awal Ramadan.
“Melalui campaign Kita Bersama Palestina di website resmi kami di PPPA.id, kami masih terus mendistribusikan bantuan untuk saudara-saudara kita di Tanah Para Nabi. Mereka masih sangat membutuhkan bantuan kita. Pastinya dukungan kita dapat mengurangi angka kelaparan dan kekurangan gizi di Palestina,” tutur Dwi.
Laporan dari berbagai pakar dan organisasi internasional yang tergabung dalam Inisiatif Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terintegrasi (IPC) menyatakan bahwa setidaknya separuh populasi Palestina di Utara Gaza berada di ambang kelaparan.
ICP juga melaporkan rata-rata warga Gaza hanya mengonsumsi dua liter air per hari, jauh dari kebutuhan manusia yakni 20 liter per hari. Sebagian warga juga terpaksa memakan pakannternak yang diolah Kembali akibat kelaparan esktrem.
Bayi-bayi sulit memperoleh susu formula. Seorang bayi berusia dua bulan dilaporkan meninggal karena kelaparan. Sementara itu menurut badan amal kemiskinan Care, setidaknya 27 orang – 23 di antaranya anak-anak – meninggal karena kekurangan gizi atau dehidrasi di Gaza Utara dalam beberapa pekan terakhir.
Menanggapi hal tersebut, Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) PPPA Daarul Qur’an yang bergerak dalam gerakan dakwah tahfizhul Qur’an dan sosial kemanusiaan memberikan perhatian khusus untuk Palestina. Sejak awal konflik kemanusiaan berlangsung pada Oktober 2023 lalu, bantuan untuk masyarakat Gaza telah didistribusikan.
Laznas PPPA Daarul Qur’an sendiri sejak 2013 telah mendirikan Rumah Tahfizh Daarul Qur’an di Jalur Gaza, Palestina. Namun baru sebulan digunakan, gempuran roket menghancurkan markas para penghafal Qur’an tersebut pada Agustus 2014.
Seorang muazin (orang yang mengumandangkan azan) wafat setelah tembakan roket meluluhlantakkan bangunan yang sebelumnya adalah Masjid Umari yang jadi tempat ratusan anak Gaza mendaras ayat-ayat suci-Nya. Atas dukungan masyarakat Indonesia pada 2015, Grha Tahfizh Daarul Qur’an Gaza kembali dengan proses renovasi dan bisa digunakan kembali untuk menghafal Al-Qur’an.
Sampai pada 2024 ini, Laznas PPPA Daarul Qur’an masih terus menyalurkan bantuan yang jadi kebutuhan mendesak masyarakat muslim Palestina. Mulai dari beasiswa untuk anak-anak penghafal Qur’an, paket makanan, sembako, selimut dan bantuan lainnya yang jadi kebutuhan mendesak di sana.
Direktur Utama Laznas PPPA Daarul Qur’an Dwi Kartika Ningsih mengatakan, sejak Oktober lalu penyaluran bantuan dari lembaganya sudah memasuki tahap ke enam. Di Ramadan 1445 Hijriah ini, paket buka puasa dan sembako juga disalurkan sejak awal Ramadan.
“Melalui campaign Kita Bersama Palestina di website resmi kami di PPPA.id, kami masih terus mendistribusikan bantuan untuk saudara-saudara kita di Tanah Para Nabi. Mereka masih sangat membutuhkan bantuan kita. Pastinya dukungan kita dapat mengurangi angka kelaparan dan kekurangan gizi di Palestina,” tutur Dwi.
(mhy)