Pilih Nikahkan Putrinya dengan Duda Miskin Ketimbang Putra Khalifah
loading...
A
A
A
"Apa yang mengherankan wahai tuan? Dia memang manusia yang menjadikan dunianya sebagai kendaraan dan perbekalan untuk akhiratnya. Dia membeli untuk diri dan keluarganya, akhirat dengan dunianya. Demi Allah, bukan karena beliau bakhil terhadap putra Amirul Mukminin dan bukannya beliau memandang bahwa al-Walid tidak sebanding dengan putrinya itu. Hanya saja beliau khawatir putrinya akan terpengaruh oleh fitnah dunia ini,” jawab lelaki yang menceritakan tentang kisah tersebut.
Said bin Musayyab pernah ditanya oleh seorang kawannya, "Mengapakah Anda menolak pinangan Amirul Mukminin lalu kau nikahkan putrimu dengan orang awam?"
Syaikh yang teguh itu menjawab, "Putriku adalah amanat di leherku, maka kupilihkan apa yang sesuai untuk kebaikan dan keselamatan dirinya."
"Apa maksud Anda wahai Syaikh?" tanya kawannya lagi.
"Bagaimana pandangan kalian bila misalnya dia pindah ke istana Bani Umayah lalu bergelimang di antara ranjang dan perabotnya? Para pembantu dan dayang mengelilingi di sisi kanan dan kirinya dan dia mendapati dirinya sebagai istri khalifah. Bagaimana kira-kira keteguhan agamanya nanti?" ujar Said balik bertanya.
Ketika itu ada seseorang dari Syam berkomentar, "Tampaknya kawan kalian itu benar-benar lain dari yang lain."
Lalu laki-laki itu berkata, "Sungguh aku mengatakan yang sebenarnya. Beliau suka shaum di siang hari dan salat di malam hari. Sudah hampir 40 kali beliau melaksanakan haji dan tak pernah ketinggalan melakukan takbir pertama di masjid Nabawi sejak 40 tahun yang silam. Juga tak pernah melihat punggung orang dalam salatnya selama itu, karena selalu menjaga shaf pertama.
Kendati ada peluang bagi beliau untuk memilih istri dari golongan Quraisy, tetapi beliau lebih mengutamakan putri Abu Hurairah radhiyallahu anhu daripada wanita lain. Karena kedudukannya di sisi Rasulullah dan memiliki kekayaan mengenai riwayat hadis, yang beliau ingin juga mengambilnya. Sejak kecil beliau telah bernadzar untuk mencari ilmu. (Baca juga: Dituduh Menyimpang karena Tidak Menikah dan Menolak Makan Daging )
Beliau mendatangi rumah istri-istri Rasulullah untuk memperolah ilmu dan berguru pada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar serta Abdullah bin Abbas. Beliau mendengar hadis dari Utsman, Ali, Suhaib dan para shahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang lain. Beliau berakhlak dengan akhlak mereka dan berperilaku seperti mereka. Beliau selalu mengucapkan suatu kalimat yang menjadi slogannya setiap hari: "Tiada yang lebih menjadikan hamba berwibawa selain taat kepada Allah Subhanahu wa Taala dan tiada yang lebih membuat hina seorang hamba dari bermaksiat kepada-Nya." (Habis)
Said bin Musayyab pernah ditanya oleh seorang kawannya, "Mengapakah Anda menolak pinangan Amirul Mukminin lalu kau nikahkan putrimu dengan orang awam?"
Syaikh yang teguh itu menjawab, "Putriku adalah amanat di leherku, maka kupilihkan apa yang sesuai untuk kebaikan dan keselamatan dirinya."
"Apa maksud Anda wahai Syaikh?" tanya kawannya lagi.
"Bagaimana pandangan kalian bila misalnya dia pindah ke istana Bani Umayah lalu bergelimang di antara ranjang dan perabotnya? Para pembantu dan dayang mengelilingi di sisi kanan dan kirinya dan dia mendapati dirinya sebagai istri khalifah. Bagaimana kira-kira keteguhan agamanya nanti?" ujar Said balik bertanya.
Ketika itu ada seseorang dari Syam berkomentar, "Tampaknya kawan kalian itu benar-benar lain dari yang lain."
Lalu laki-laki itu berkata, "Sungguh aku mengatakan yang sebenarnya. Beliau suka shaum di siang hari dan salat di malam hari. Sudah hampir 40 kali beliau melaksanakan haji dan tak pernah ketinggalan melakukan takbir pertama di masjid Nabawi sejak 40 tahun yang silam. Juga tak pernah melihat punggung orang dalam salatnya selama itu, karena selalu menjaga shaf pertama.
Kendati ada peluang bagi beliau untuk memilih istri dari golongan Quraisy, tetapi beliau lebih mengutamakan putri Abu Hurairah radhiyallahu anhu daripada wanita lain. Karena kedudukannya di sisi Rasulullah dan memiliki kekayaan mengenai riwayat hadis, yang beliau ingin juga mengambilnya. Sejak kecil beliau telah bernadzar untuk mencari ilmu. (Baca juga: Dituduh Menyimpang karena Tidak Menikah dan Menolak Makan Daging )
Beliau mendatangi rumah istri-istri Rasulullah untuk memperolah ilmu dan berguru pada Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar serta Abdullah bin Abbas. Beliau mendengar hadis dari Utsman, Ali, Suhaib dan para shahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang lain. Beliau berakhlak dengan akhlak mereka dan berperilaku seperti mereka. Beliau selalu mengucapkan suatu kalimat yang menjadi slogannya setiap hari: "Tiada yang lebih menjadikan hamba berwibawa selain taat kepada Allah Subhanahu wa Taala dan tiada yang lebih membuat hina seorang hamba dari bermaksiat kepada-Nya." (Habis)
(mhy)