Kisah Tabiin Ibnu Sirin: Pelopor Ilmu Interpretasi Mimpi dalam Islam
loading...
A
A
A
Terkadang Allah ‘Azza wa Jalla memberikan keistimewaan dan kelebihan kepada hamba-Nya yang saleh. Semua itu karena taufik-Nya.
Keistimewaan itu antara lain diberikan kepada Ibnu Sirin . Dari Ibnu Mubarok bin Yazid Al-Bashri bercerita, pada suatu hari seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, bahwa dirinya bermimpi seolah-olah terbang di antara langit dan bumi.
“Kamu adalah lelaki yang banyak keinginannya,” ujar Ibnu Sirin menerjemahkan mimpi itu.
Lalu, Qolabah juga menceritakan bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, “Aku bermimpi seolah-olah aku kencing dengan mengeluarkan darah.” Ibnu Sirin lalu bertanya, “Apakah kamu menjima’ istrimu dalam keadaan haidh?”
“Ya,” jawab lelaki itu.
“Takutlah kepada Allah dan jangan kamu mengulanginya!” saran Ibnu Sirin.
Itulah beberapa tafsir mimpi yang dikemukakan oleh Muhammad bin Sirin ketika beberapa orang meminta pendapatnya tentang keanehan mimpi-mimpi mereka.
Tentang Ibnu Sirin
Beliau seorang imam dari para tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin Al-Anshori Abu Bakar bin Abi Umrah Al-Bassari atau dikenal dengan nama Ibnu Sirin. Beliau adalah salah satu pelopor ilmu interpretasi mimpi dalam Islam. Dia menggabungkan pengetahuan linguistik, kebijaksanaan dan wawasannya yang memungkinkannya menjadi pemimpin dalam seni ini. Ibnu Sirin dianggap mirip dengan Nabi Yusuf pada masanya.
Muhammad bin Sirin juga seorang ahli fiqih dan banyak meriwayatkan hadis , lebih dari itu ia dikenal sebagai seorang yang wara’ , berusaha untuk selalu berhati-hati dalam agama, suka memuliakan tamu-tamunya, sering menunaikan salat malam dan menangis dalam salatnya serta membiasakan puasa Daud ‘alaihis salam.
Ibnu Sirin selalu mewarnai rambutnya dengan henna yang merupakan ciri khasnya. Dia pendek, perutnya buncit, dan menderita tuli ringan, tapi itu tidak mencegahnya bergaul dengan orang. Dia dikenal karena humor dan tawanya yang polos.
Beliau menjadi pemimpin terpercaya dan seringkali menjadi rujukan umat untuk memperoleh fatwa yang selaras dengan petunjuk Al-Kitab dan As-Sunnah.
Setiap kali dia melewati pasar, semua orang akan bersorak. Dia akan selalu membantu orang-orang yang membuatnya sangat dihormati di kalangan masyarakat bawah.
Dia menjadi ayah dari 30 anak-anak dan di antaranya hanya satu, Abdullah yang hidup.
Beliau bersahabat dengan sufi mistik Hassan al-Basri (110-110 AH) yang meninggal hanya 100 hari kemudian.
Putra Pasangan Budak
Kakek Ibn Sirin berasal dari wilayah Jerjeraya di Baghdad tengah, sebelah timur Sungai Tigris. Ia lahir di era khalifah ketiga Usman bin Affan , dua tahun sebelum Sayyidina Usman menjadi Khalifah.
Sang ayah, Sirin, adalah bekas budak Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Sirin menikah dengan Shafiyah, budak Khalifah Abu Bakar .
Keistimewaan itu antara lain diberikan kepada Ibnu Sirin . Dari Ibnu Mubarok bin Yazid Al-Bashri bercerita, pada suatu hari seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, bahwa dirinya bermimpi seolah-olah terbang di antara langit dan bumi.
“Kamu adalah lelaki yang banyak keinginannya,” ujar Ibnu Sirin menerjemahkan mimpi itu.
Lalu, Qolabah juga menceritakan bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Ibnu Sirin, “Aku bermimpi seolah-olah aku kencing dengan mengeluarkan darah.” Ibnu Sirin lalu bertanya, “Apakah kamu menjima’ istrimu dalam keadaan haidh?”
“Ya,” jawab lelaki itu.
“Takutlah kepada Allah dan jangan kamu mengulanginya!” saran Ibnu Sirin.
Itulah beberapa tafsir mimpi yang dikemukakan oleh Muhammad bin Sirin ketika beberapa orang meminta pendapatnya tentang keanehan mimpi-mimpi mereka.
Tentang Ibnu Sirin
Beliau seorang imam dari para tabi’in yang bernama Muhammad bin Sirin Al-Anshori Abu Bakar bin Abi Umrah Al-Bassari atau dikenal dengan nama Ibnu Sirin. Beliau adalah salah satu pelopor ilmu interpretasi mimpi dalam Islam. Dia menggabungkan pengetahuan linguistik, kebijaksanaan dan wawasannya yang memungkinkannya menjadi pemimpin dalam seni ini. Ibnu Sirin dianggap mirip dengan Nabi Yusuf pada masanya.
Muhammad bin Sirin juga seorang ahli fiqih dan banyak meriwayatkan hadis , lebih dari itu ia dikenal sebagai seorang yang wara’ , berusaha untuk selalu berhati-hati dalam agama, suka memuliakan tamu-tamunya, sering menunaikan salat malam dan menangis dalam salatnya serta membiasakan puasa Daud ‘alaihis salam.
Ibnu Sirin selalu mewarnai rambutnya dengan henna yang merupakan ciri khasnya. Dia pendek, perutnya buncit, dan menderita tuli ringan, tapi itu tidak mencegahnya bergaul dengan orang. Dia dikenal karena humor dan tawanya yang polos.
Beliau menjadi pemimpin terpercaya dan seringkali menjadi rujukan umat untuk memperoleh fatwa yang selaras dengan petunjuk Al-Kitab dan As-Sunnah.
Setiap kali dia melewati pasar, semua orang akan bersorak. Dia akan selalu membantu orang-orang yang membuatnya sangat dihormati di kalangan masyarakat bawah.
Dia menjadi ayah dari 30 anak-anak dan di antaranya hanya satu, Abdullah yang hidup.
Beliau bersahabat dengan sufi mistik Hassan al-Basri (110-110 AH) yang meninggal hanya 100 hari kemudian.
Putra Pasangan Budak
Kakek Ibn Sirin berasal dari wilayah Jerjeraya di Baghdad tengah, sebelah timur Sungai Tigris. Ia lahir di era khalifah ketiga Usman bin Affan , dua tahun sebelum Sayyidina Usman menjadi Khalifah.
Sang ayah, Sirin, adalah bekas budak Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Sirin menikah dengan Shafiyah, budak Khalifah Abu Bakar .