Tegar Antar Istri ke Pemakaman, Endang: Terima Kasih Petugas Haji Indonesia
loading...
A
A
A
Wajah Endang Suherman berusaha tegar sesaat setelah pemakaman istrinya, Popon Rohmawati (50). Jemaah haji asal Ciamis dari Kelompok Terbang (kloter) 27 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-27) ini bercerita bahwa istrinya wafat sesaat setelah tiba di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, Sabtu (26/5/2024), sekitar pukul 06.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Endang yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Pangandaran ini menyampaikan terima kasih kepada Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi atas bantuannya mengurus jenazah sang istri.
“Alhamdulillah, saya betul betul-betul terbantu oleh petugas haji. Petugas haji memang sangat membantu, membantu saya khususnya. Saya ucapkan terima kasih kepada tim petugas haji Indonesia, saya yakin tanpa mereka, entah bagaimana saya,” ungkap Endang terbata menahan air mata.
Endang bercerita, sudah 11 tahun ia dan istrinya menanti hari untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima. “Kita bareng-bareng ke Makkah. Menunggu 11 tahun, ternyata setelah ke sini kami tidak bisa bersama, dan Ibu tidak akan kembali,” tutur Endang sembari menyeka air mata.
“Selama perjalanan normal-normal saja. Kami bergembira selama di pesawat, tidak ada masalah. Mulai kelihatan saat mengambil koper, mengeluh pusing. Langsung turun, tiba-tiba tidak ada tenaga, pingsan dan sesak, kemudian ditangani tim medis,” kata Endang.
“Ibu dinyatakan meninggal dunia setibanya di Rumah Sakit King Fadh Hospital,” sambungnya.
Dikatakan Endang, tidak ada firasat akan kepergian istrinya. Namun, selama tiga tahun terakhir istrinya benar-benar rajin menjalankan salat sunnah Dluha dan Tahajud . Selain itu, Almarhum Ibu Popon juga tidak pernah lepas dari bacaan Al-Qur’an.
“Istri saya bisa khatam Al-Qur’an sebulan sekali. Kalau tidak sedang haid, dia tidak pernah absen mengerjakan salat Dhuha dan salat Tahajud. Setiap malam, dia selalu membangunkan saya untuk salat malam,” kenang Endang.
Endang dan Popon istrinya saat di pesawat. Dok. Endang
Kepergian sang istri yang sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mendidik ketiga putra-putrinya membuat anak-anaknya sangat kehilangan. Anak bungsunya yang saat ini masih duduk di kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) masih terus menanyakan keberadaan Ibunya.
“Kami Ikhlas, sekalipun itu berat. Allah pasti memberikan jalan yang terbaik untuk diri saya, untuk keluarga saya. Semoga Allah mengampuni terhadap dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya, dan menempatkan almarhumah di tempat yang mulia,” doanya.
Endang yang berprofesi sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Pangandaran ini menyampaikan terima kasih kepada Petugas Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi atas bantuannya mengurus jenazah sang istri.
“Alhamdulillah, saya betul betul-betul terbantu oleh petugas haji. Petugas haji memang sangat membantu, membantu saya khususnya. Saya ucapkan terima kasih kepada tim petugas haji Indonesia, saya yakin tanpa mereka, entah bagaimana saya,” ungkap Endang terbata menahan air mata.
Endang bercerita, sudah 11 tahun ia dan istrinya menanti hari untuk menunaikan Rukun Islam yang kelima. “Kita bareng-bareng ke Makkah. Menunggu 11 tahun, ternyata setelah ke sini kami tidak bisa bersama, dan Ibu tidak akan kembali,” tutur Endang sembari menyeka air mata.
“Selama perjalanan normal-normal saja. Kami bergembira selama di pesawat, tidak ada masalah. Mulai kelihatan saat mengambil koper, mengeluh pusing. Langsung turun, tiba-tiba tidak ada tenaga, pingsan dan sesak, kemudian ditangani tim medis,” kata Endang.
“Ibu dinyatakan meninggal dunia setibanya di Rumah Sakit King Fadh Hospital,” sambungnya.
Dikatakan Endang, tidak ada firasat akan kepergian istrinya. Namun, selama tiga tahun terakhir istrinya benar-benar rajin menjalankan salat sunnah Dluha dan Tahajud . Selain itu, Almarhum Ibu Popon juga tidak pernah lepas dari bacaan Al-Qur’an.
“Istri saya bisa khatam Al-Qur’an sebulan sekali. Kalau tidak sedang haid, dia tidak pernah absen mengerjakan salat Dhuha dan salat Tahajud. Setiap malam, dia selalu membangunkan saya untuk salat malam,” kenang Endang.
Baca Juga
Endang dan Popon istrinya saat di pesawat. Dok. Endang
Kepergian sang istri yang sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga dan mendidik ketiga putra-putrinya membuat anak-anaknya sangat kehilangan. Anak bungsunya yang saat ini masih duduk di kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah (MI) masih terus menanyakan keberadaan Ibunya.
“Kami Ikhlas, sekalipun itu berat. Allah pasti memberikan jalan yang terbaik untuk diri saya, untuk keluarga saya. Semoga Allah mengampuni terhadap dosa-dosanya, menerima amal ibadahnya, dan menempatkan almarhumah di tempat yang mulia,” doanya.
(mhy)