Suhu Makkah 42 Derajat Celsius, Jemaah Lansia Jangan Paksakan Ibadah di Masjidilharam

Minggu, 26 Mei 2024 - 12:17 WIB
loading...
Suhu Makkah 42 Derajat Celsius, Jemaah Lansia Jangan Paksakan Ibadah di Masjidilharam
Suhu Makkah yang ekstrem hingga 42 derajat celsius harus menjadi perhatian bagi jemaah lanjut usia (lansia) untuk tidak memaksakan diri beribadah di Masjidilharam. Foto/SINDOnews/Andryanto Wisnuwidodo
A A A
JAKARTA - Suhu Makkah yang ekstrem hingga 42 derajat celsius harus menjadi perhatian bagi jemaah lanjut usia (lansia) untuk tidak memaksakan diri beribadah di Masjidilharam. Suhu ekstrem di Makkah bisa mempengaruhi kesehatan jemaah lansia jika beraktivitas di luar hotel termasuk beribadah di Masjidilharam.

Ini bisa menjadi peringatan bagi jemaah lansia agar tidak memaksakan ibadah termasuk sunnah umrah di Masjidilharam. Itu mengingat puncak haji di Armuzna masih lama.

Hingga Sabtu (25/5/2024), jemaah haji Indonesia yang wafat menjelang puncak haji 2024 tercatat 15 orang. Statistik mencatat, dari 15 jemaah yang wafat, 12 di antaranya usia lansia 60 tahun ke atas dan 3 orang di bawah 60 tahun.



Ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan dibawa para jemaah haji saat akan keluar dari hotel pemondokan. Hal ini mengingat Arab Saudi tidak seperti di Indonesia.

Berikut beberapa hal yang harus jadi perhatian bagi jemaah lansia jika ingin beraktivitas di luar hotel.

1. Jangan paksakan beribadah di Masjidilharam


Jemaah Haji lansia diwanti-wanti tidak memaksakan beribadah termasuk sunnah umrah di Masjidilharam di saat suhu Makkah ekstrem hingga 42 derajat celsius. Jika kondisi jemaah lansia lemah akan berisiko jika umrah sunnah dipaksakan di siang hari.

2. Bawa alat pelindung dari sinar mentari


Saat akan keluar dari hotel, jemaah haji diimbau untuk mempersiapkan alat pelindung diri, baik berupa kaca mata hitam, payung, topi yang lebar, krim tabir surya, dan lips balm.

3. Banyak minum air putih atau zamzam


Suhu ekstrem akan menguras tenaga jemaah yang bisa berakibat dehidrasi. Jemaah diminta banyak minum air putih atau zamzam.

4. Bawa dokumen penting saat Haji


Jemaah diimbau membawa dokumen penting, seperti paspor, visa, ID Card Jemaah, dan kartu nama hotel. Identitas diri ini penting untuk membantu jemaah jika mengalami kesulitan karena tersesat atau berurusan dengan Askar di Masjidilharam.

Dengan memakai id card, petugas haji Indonesia bisa membantu mengarahkan jemaah menuju hotel pemondokan.

"Selalu membawa dokumen penting berupa paspor dan dokumen penting lainnya, serta membawa kantong sandal dan dibawa saat ibadah di masjid,” ujar Widi Dwinanda, anggota Media Center Kemenag dalam keterangan resmi Kemenag di Jakarta, Sabtu (25/5/2024).

5. Jangan berpisah dari rombongan


Jemaah juga diminta untuk tidak memisahkan diri dari rombongan dan tidak berjalan sendirian. Bagi jemaah yang membersamai lansia atau kelompok risti saat keluar pemondokan, disarankan untuk selalu mengawasi dan mendampingi.

"Selalu mengenakan identitas pengenal berupa gelang dan smart card, tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri untuk menghindari tersesat di masjid atau terminal bus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang ada di area Masjidilharam dan terminal,” ucapnya.

Siapkan tempat menyimpan sandal sendiri. Setiap masuk tempat-tempat yang suci, seperti masjid, jemaah harus mencopot alas kaki. Karena itu, disarankan membawa bungkus atau tempat khusus untuk menyimpan sandal yang mudah dibawa ke mana-mana.

"Jangan meletakkan sandal di sembarang tempat di masjid, karena berpotensi hilang dan lupa. Berjalan tanpa alas kaki atau sandal berisiko kaki melepuh terutama di lantai luar masjid dan terminal bus,” tandasnya.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2416 seconds (0.1#10.140)
pixels