Sunnah Sujud Syukur, Begini Tata Cara dan Bacaannya
loading...
A
A
A
Sujud syukur adalah sunnah Nabi SAW, sujud ini merupakan salah satu cara bersyukur atas nikmat Allah. Bagi yang melakukan sujud syukur menandakan bahwa ia adalah hamba yang selalu ingat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Mengapa kita harus sujud syukur ? Tentu i’tiba’, yakni meneladani apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab menjelaskan, sujud syukur adalah melakukan sujud sebanyak satu kali ketika seseorang baru saja mendapat kenikmatan atau terlepas dari satu kesengsaraan . Bedanya dengan sujud tilawah, sujud ini hanya boleh dilakukan di luar salat, tidak boleh dilakukan di dalam salat.
Jumhur ulama berpendapat hukumnya sunnah, berhujjah dengan beberapa hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, di antaranya:
"Dari Abu Bakrah bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meraih sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, beliau segera sujud sebagai tanda syukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Abu Daud; hasan)
Dalam contoh yang dilakukan Rasulullah, beliau menghadap kiblat lalu bersujud dan memanjangkan sujudnya. Setelah itu beliau mengangkat kepala.
Sujud syukur juga memerlukan syarat-syarat sebagaimana syarat-syarat salat seperti suci dari hadats, pakaian dan tempatnya suci dari najis. Namun ada pula ulama yang berpendapat bahwa syarat-syarat itu tidak diperlukan karena sujudnya di luar sholat, tidak termasuk kategori salat.
Imam Syaukani menjelaskan, “Dalam sujud sukur tidak terdapat hadis yang menjelaskan bahwa syarat melakukannya harus dalam keadaan berwudhu, suci pakaian atau tempat.”
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam' Fiqih Islam wa Adillatuhu' menjelaskan, boleh melakukan sujud ini di atas kendaraan. Jika berada di atas unta atau kendaraan yang menyulitkan, boleh bersujud dengan isyarat.
Secara praktis, begini tata cara sujud syukur -nya:
1. Menghadap kiblat
2. Niat untuk sujud syukur
3. Sujud seperti dalam salat dengan membaca bacaan sujud syukur
4. Duduk kembali
5. Salam
(Subhaanalloh walhamdulillah wa laa ilaaha illalloh walloohu akbar walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adhiim)
Artinya: "Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung."
Boleh juga bacaan ini:
“Sajada wajhiya lilladzii kholaqohu washowwarohu wasyaqo sam’ahu wa bashorohu bihaulili wa quwwatihi fatabaa ro kallaahu ahsanul khooliqiin”
Artinya : “Aku sujudkan wajahku kepada yang menciptakannya, membentuk rupanya, dan membuka pendengaran serta penglihatan. Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta.”
Atau bacaan ini:
“Robbi au zi’nii an asykur ni’matakallatii an ‘amta ‘alayya wa ‘alaa waa lidayya wa an a’mal shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika gii ‘ibaadikasshoolihiin”
Mengapa kita harus sujud syukur ? Tentu i’tiba’, yakni meneladani apa yang dilakukan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Abdurrahman Al Juzairi dalam Fikih Empat Madzhab menjelaskan, sujud syukur adalah melakukan sujud sebanyak satu kali ketika seseorang baru saja mendapat kenikmatan atau terlepas dari satu kesengsaraan . Bedanya dengan sujud tilawah, sujud ini hanya boleh dilakukan di luar salat, tidak boleh dilakukan di dalam salat.
Jumhur ulama berpendapat hukumnya sunnah, berhujjah dengan beberapa hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, di antaranya:
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا أَتَاهُ أَمْرٌ يَسُرُّهُ أَوْ يُسَرُّ بِهِ خَرَّ سَاجِدًا شُكْرًا لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
"Dari Abu Bakrah bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meraih sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, beliau segera sujud sebagai tanda syukur kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. (HR. Ibnu Majah, Tirmidzi dan Abu Daud; hasan)
Tata Cara dan Bacaan Sujud Syukur
Sujud ini dilakukan sebagaimana sujud tilawah, yakni satu kali. Bedanya, sujud ini hanya dilakukan di luar salat. Bentuk sujudnya sebagaimana sujud salat pada umumnya, yakni didahului takbir lalu langsung sujud dan membaca bacaan sujud syukur.Dalam contoh yang dilakukan Rasulullah, beliau menghadap kiblat lalu bersujud dan memanjangkan sujudnya. Setelah itu beliau mengangkat kepala.
Sujud syukur juga memerlukan syarat-syarat sebagaimana syarat-syarat salat seperti suci dari hadats, pakaian dan tempatnya suci dari najis. Namun ada pula ulama yang berpendapat bahwa syarat-syarat itu tidak diperlukan karena sujudnya di luar sholat, tidak termasuk kategori salat.
Imam Syaukani menjelaskan, “Dalam sujud sukur tidak terdapat hadis yang menjelaskan bahwa syarat melakukannya harus dalam keadaan berwudhu, suci pakaian atau tempat.”
Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam' Fiqih Islam wa Adillatuhu' menjelaskan, boleh melakukan sujud ini di atas kendaraan. Jika berada di atas unta atau kendaraan yang menyulitkan, boleh bersujud dengan isyarat.
Secara praktis, begini tata cara sujud syukur -nya:
1. Menghadap kiblat
2. Niat untuk sujud syukur
3. Sujud seperti dalam salat dengan membaca bacaan sujud syukur
4. Duduk kembali
5. Salam
Bacaan Sujud Syukur
Pada intinya, bacaan sujud syukur adalah memuji Allah, bersyukur kepada-Nya. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut di antara bacaan sujud syukur yang bisa kita amalkan, yakni:سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
(Subhaanalloh walhamdulillah wa laa ilaaha illalloh walloohu akbar walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adhiim)
Artinya: "Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar, dan tiada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung."
Boleh juga bacaan ini:
سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ بِحَوْلِهِ وَقُوَّتِهِ فَتَبَا رَكَ اللهُ اَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ
“Sajada wajhiya lilladzii kholaqohu washowwarohu wasyaqo sam’ahu wa bashorohu bihaulili wa quwwatihi fatabaa ro kallaahu ahsanul khooliqiin”
Artinya : “Aku sujudkan wajahku kepada yang menciptakannya, membentuk rupanya, dan membuka pendengaran serta penglihatan. Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta.”
Atau bacaan ini:
رَبِّ اَوۡزِعۡنِیۡۤ اَنۡ اَشۡکُرَ نِعۡمَتَکَ الَّتِیۡۤ اَنۡعَمۡتَ عَلَیَّ وَ عَلٰی وَالِدَیَّ وَ اَنۡ اَعۡمَلَ صَالِحًا تَرۡضٰىہُ وَ اَدۡخِلۡنِیۡ بِرَحۡمَتِکَ فِیۡ عِبَادِکَ الصّٰلِحِیۡنَ
“Robbi au zi’nii an asykur ni’matakallatii an ‘amta ‘alayya wa ‘alaa waa lidayya wa an a’mal shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika gii ‘ibaadikasshoolihiin”