Sudah Khusyukkah Salat Kita? Begini Penjelasan Imam Ibnu Qayyim
loading...
A
A
A
Dalam proses mendekat kepada Allah ‘azza wa jalla (taqarrub ilallah), beda orang beda kemampuan , beda semangat, dan beda kesungguhan. Begitu pula ketika melakukan salat , tingkat khusyuk manusia memiliki level yang berbeda-beda. Lantas di level manakah kekhusukan salat kita?
Dalam kitab 'al-Wabil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib', Ibnul Qayyim rahimahullah mengklasifikasikan manusia dalam beberapa tingkatan terkait tingkat khusyuk dalam salat. Tingkat khusuk manusia dalam salat memiliki 5 tingkatan atau level. Perbedaan level ini muncul karena faktor tingkat kehadiran hati, tingkat kelalaian, konsentrasi , dan berpalingnya hati dari mengingat Allah Ta'ala saat melaksanakan ibadah salat.
Berikut tingkatkan khusuk manusia dalam melaksanakan ibadah salat menurut Ibnu Qayyim:
1. Tingkatan orang yang menzalimi dan menelantarkan diri sendiri. Tingkatan ini ditempati orang yang tidak menjaga kesempurnaan wudhu, waktu-waktu salat, batasan-batasan serta rukun-rukunnya.
2. Orang yang memelihara waktu-waktu salat, batasan-batasannya, rukun-rukun lahiriahnya, dan wudhunya, hanya saja ia mengesampingkan upaya untuk melawan bisikan jiwa. Sehingga, ia terbawa oleh bisikan-bisikan jiwa dan pikiran-pikiran.
3. Orang yang menjaga batasan-batasan salat dan rukun-rukunnya, serta berusaha kuat melawan bisikan-bisikan dan pikiran-pikiran. Ia sibuk melawan musuhnya agar tidak mencuri salatnya, maka ia berada dalam salat dan jihad.
4. Orang yang bila berdiri untuk salat ia menyempurnakan hak-hak salat, rukun-rukunnya, serta batasan-batasannya. Hatinya tenggelam memelihara batasan-batasan dan hak-haknya, supaya ia tidak menyia-nyiakannya sedikit pun darinya.
Bahkan seluruh perhatiannya tercurah untuk menegakkan salat sebagaimana mestinya, dan selalu berusaha menyempurnakannya. Hatinya tenggelam dalam urusan salat dan penghambaannya pada Rabb dalam salat.
5. Orang yang bila berdiri salat, ia melakukannya seperti tingkatan keempat. Tapi selain itu, orang ini telah mengambil hatinya dan meletakkannya di hadapan Rabb seraya melihat-Nya dengan hatinya, merasa diawasi oleh-Nya, penuh cinta dan mengagungkan-Nya, seolah-olah ia melihat dan memandang-Nya.
Bisikan-bisikan, pengalihan-pengalihandan waswas dalam jiwa yang mengganggu itu telah meredup. Penghalang antara ia dan Allah telah terangkat. Maka jarak antara tingkatan orang ini dan tingkatan lainnya perihal khusyuk dalam salat lebih jauh dibanding jarak antara langit dan bumi. Dalam salat ia sibuk bermunajat dengan Rabb, bahagia dengan-Nya.
Dari 5 tingkatan khusuk salat ini, maka masing-masing memiliki konsekuensinya sendiri-sendiri. Tingkat pertama maka akan dijatuhi hukuman. Yang kedua, dihisab. Ketiga, dosanya diampuni. Dan tingkatan yang keempat, diberi pahala. Serta kelima, akan didekatkan kepada Rabbnya, karena ia mempunyai bagian termasuk orang yang dijadikan penyejuk pandangannya di dalam salat.
Wallahu A'lam
Dalam kitab 'al-Wabil ash-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib', Ibnul Qayyim rahimahullah mengklasifikasikan manusia dalam beberapa tingkatan terkait tingkat khusyuk dalam salat. Tingkat khusuk manusia dalam salat memiliki 5 tingkatan atau level. Perbedaan level ini muncul karena faktor tingkat kehadiran hati, tingkat kelalaian, konsentrasi , dan berpalingnya hati dari mengingat Allah Ta'ala saat melaksanakan ibadah salat.
Berikut tingkatkan khusuk manusia dalam melaksanakan ibadah salat menurut Ibnu Qayyim:
1. Tingkatan orang yang menzalimi dan menelantarkan diri sendiri. Tingkatan ini ditempati orang yang tidak menjaga kesempurnaan wudhu, waktu-waktu salat, batasan-batasan serta rukun-rukunnya.
2. Orang yang memelihara waktu-waktu salat, batasan-batasannya, rukun-rukun lahiriahnya, dan wudhunya, hanya saja ia mengesampingkan upaya untuk melawan bisikan jiwa. Sehingga, ia terbawa oleh bisikan-bisikan jiwa dan pikiran-pikiran.
3. Orang yang menjaga batasan-batasan salat dan rukun-rukunnya, serta berusaha kuat melawan bisikan-bisikan dan pikiran-pikiran. Ia sibuk melawan musuhnya agar tidak mencuri salatnya, maka ia berada dalam salat dan jihad.
4. Orang yang bila berdiri untuk salat ia menyempurnakan hak-hak salat, rukun-rukunnya, serta batasan-batasannya. Hatinya tenggelam memelihara batasan-batasan dan hak-haknya, supaya ia tidak menyia-nyiakannya sedikit pun darinya.
Bahkan seluruh perhatiannya tercurah untuk menegakkan salat sebagaimana mestinya, dan selalu berusaha menyempurnakannya. Hatinya tenggelam dalam urusan salat dan penghambaannya pada Rabb dalam salat.
5. Orang yang bila berdiri salat, ia melakukannya seperti tingkatan keempat. Tapi selain itu, orang ini telah mengambil hatinya dan meletakkannya di hadapan Rabb seraya melihat-Nya dengan hatinya, merasa diawasi oleh-Nya, penuh cinta dan mengagungkan-Nya, seolah-olah ia melihat dan memandang-Nya.
Bisikan-bisikan, pengalihan-pengalihandan waswas dalam jiwa yang mengganggu itu telah meredup. Penghalang antara ia dan Allah telah terangkat. Maka jarak antara tingkatan orang ini dan tingkatan lainnya perihal khusyuk dalam salat lebih jauh dibanding jarak antara langit dan bumi. Dalam salat ia sibuk bermunajat dengan Rabb, bahagia dengan-Nya.
Dari 5 tingkatan khusuk salat ini, maka masing-masing memiliki konsekuensinya sendiri-sendiri. Tingkat pertama maka akan dijatuhi hukuman. Yang kedua, dihisab. Ketiga, dosanya diampuni. Dan tingkatan yang keempat, diberi pahala. Serta kelima, akan didekatkan kepada Rabbnya, karena ia mempunyai bagian termasuk orang yang dijadikan penyejuk pandangannya di dalam salat.
Wallahu A'lam
(wid)