Perang Salib di Era Dinasti Fatimiyah: Makna Yerusalem bagi Umat Kristen

Senin, 22 Juli 2024 - 05:38 WIB
loading...
Perang Salib di Era...
Perang Salib tidak terjadi secara spontan, akan tetapi benih-benih timbulnya perang tersebut telah dimulai sejak lama. Ilustrasi: Ist
A A A
Perang Salib tidak terjadi secara spontan, akan tetapi benih-benih timbulnya perang tersebut telah dimulai sejak lama. Benarkah perang ini dipicu invasi Turki Seljuk dan karena ritual keagamaan kaum Kristen di Yerusalem terganggu?

Kala itu, eksistensi kerajaan yang bernaung di bawah bendera Kristen di daerah yang telah mapan tersaingi oleh munculnya sebuah negara di bawah naungan bendera Islam di daerah yang gersang dan membutuhkan area hidup yang lebih luas.

Kedua kekuatan tersebut bersinggungan di daerah Syam yang hasilnya adalah kemenangan dan kejayaan kekuatan baru, yaitu negara di bawah bendera Islam.

Empat setengah abad kemudian meletuslah perang dahsyat yang membawa bendera agama yang bernama Perang Salib.

John Wolffe dalam bukunya berjudul "Religion in History: Conflict, Conversion, and Coexistence" menyebut Deklarasi Perang Salib dicetuskan oleh Paus Urbanus II di tahun 1095, tepatnya di tanggal 27 November.



Penyebab deklarasi perang adalah invasi Tuki Seljuk di wilayah Anatolia yang pada waktu itu dikuasai Byzantium Timur . Paus Urbanus II berjasa menyatukan pasukan Kristen di berbagai daerah Eropa untuk bersatu melawan kekuatan pasukan Islam yang terdiri dari Turki Seljuk, Kekhalifahan Fatimiyah, dan Kekhalifahan Abbasiyah.

Alasan selain invasi Turki Seljuk adalah ritual keagamaan kaum Kristen di Yerusalem terganggu pada waktu Paus Urbanus II menjadi pemimpin tertinggi umat Kristiani.

Deklarasi Paus Urbanus juga mempunyai tujuan untuk merebut Yerusalem yang dikuasai Islam sejak tahun 637.

Paus Urbanus II menambah kesakralan perang yang nantinya terkenal dengan nama “Perang Salib” dengan istilah membangun “Kerajaan Surga” di “tanah suci”, dan melawan pasukan muslim merupakan perjalanan menuju surga dan dapat menebus dosa-dosa yang telah diperbuat.

Deklarasi Paus Urbanus II mendapat sambutan yang luar biasa dari kerajaan Kristen di Eropa Barat yang diwakili oleh Kerajaan Inggris, Kerajaan Prancis, Kerajaan Suci Roma, dan kerajaan Kristen di Eropa Timur yang diwakili oleh Kerajaan Bizantium Timur dan kerajaan Armenia.

Agama yang sama serta tujuan dan musuh yang sama menjadikan pasukan Kristen Eropa menuju Yerusalem dengan kekuatan padu dan utuh disertai semangat keagamaan tinggi yang telah dikobarkan oleh Paus Urbanus II.



Makna Yerusalem bagi Kristen


Yesus dilahirkan di Betlehem, atau dalam bahasa Arabnya dikenal dengan Bait al-Lahm. Betlehem sekarang termasuk bagian dari Palestina. Populasi penduduknya mayoritas adalah muslim.

Munzir Hitami dalam bukunya berjudul "Revolusi Sejarah Manusia: Peran Rasul sebagai Agen Perubahan" (LKiS, 2009) menjelaskan Yesus tumbuh bersama ibunya, Maria, di Nazaret, dan terkenal dengan julukan Yesus dari Nazaret. Dalam bahasa Arab, Nazaret dikenal sebagai Nashirah.

"Oleh karena itu penyebutan Islam terhadap orang-orang Kristen adalah umat Nasrani atau Nashara, karena Yesus berasal dari Kota Nashirah," ujarnya.

Yesus lahir di Bethlehem dan tumbuh besar di Nazaret. Seharusnya jika melihat tempat kelahiran dan masa tumbuh dewasa Yesus, Bethlehem dan Nazaret dapat dijadikan sebagai kota suci sekaligus sebagai alasan utama pecahnya Perang Salib.

Pertanyaan besarnya, mengapa Yerusalem yang justru diperebutkan dalam perang tersebut?

David Shenk dalam buku yang diterjemahkan Agustinus Setiawidi berjudul "Ilah-Ilah Global" (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006) menjelaskan Yerusalem sangat berarti bagi Kristen karena di Yerusalem, Yesus disalib dan wafat. "Yesus disalib di Bukit Golgota, atau juga dikenal dengan nama Kalvari," ujarnya.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2744 seconds (0.1#10.140)