Bacaan Talqin Mayit Lengkap dengan Arab, Latin dan Artinya
loading...
A
A
A
Talqin Mayit merupakan salah satu bacaan yang lazim dibaca ketika ada saudara muslim yang meninggal. Ini merupakan tradisi kebanyakan masyarakat muslim yang ada di Indonesia.
Secara bahasa, Talqin berarti Tafhim yaitu memberi pemahaman. Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, berarti Fahhamahu iyyahu musyafahatan artinya memberi pemahaman kepadanya (kepada seseorang) dengan mulut secara berhadap-hadapan.
Dr KH Ahmad Dimyathi Badruzzaman dalam bukunya Kupas Tuntas Masalah Talqin menjelaskan, praktik Talqin ini sudah lama berlaku (berjalan), mulai dari zaman sahabat Nabi Muhammad SAW.
Hukum membaca bacaan Talqin Mayit ketika ada orang meninggal ini disepakati boleh oleh para ulama. Imam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya, al-Fatawa al-Kubro, bahwa Imam Ahmad telah berkata "Sesungguhnya Talqin ini, tidak mengapa".
Sedangkan dalam madzhab Syafi'i, disebutkan jika mentalqinkan mayat begitu selesai dikuburkannya adalah sunnah. Caranya adalah seseorang (yang mentalqinkan itu) duduk di dekat kepala mayat dan mengucapkan: "Wahai fulan".
Namun dalam penjelasan dalam sumber yang lain, yaitu Buku Husnul Khatimah Berbahagia saat Sampai di Ujung Usia tulisan Ust. Muhammad Syafril, dijelaskan bahwa membaca talqin disunnahkan dilaksanakan saat jenazah usai dikuburkan sempurna.
Lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lahū, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumītu, wa huwa dā’imun lā yamūtu, bi yadihil khayru, yaf‘alu mā yasyā’u, wa huwa ‘alā kulli syay’in qadīrun. Kullu nafsin dzā’iqatul mawti, wa innamā tuwaffawna ujūrakum yaumal qiyāmati, fa man zuhziha anin nāri wa udkhilal jannaha fa qad fāza, wa mal hayātud duniyā illā matā‘ul ghurūri.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah, tiada patut ada sekutu bagiNya. Hanya Dia yang berhak menerima pujian, Diaa yang menghidupkab dan mematikan. Dia yang seantiasa Maha Hidup, tidak pernah mati. Di genggaman-Nya ada kebaikan. Dia Maha berkuasa untuk melakukan apa yang Dia kehendaki. Setiap yang bernyawa (jelas) akan merasakan kematian,dan ganjaran bagi kalian (yang bernyawa) akan diberikan di hari kiamat. Maka siapa yang dianugerahi jauh dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka ia (sungguh) beruntung. Dan, kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang semu.
Adapun bacaan Talqin Mayit versi kedua, yang sebagai berikut :
Ya 'abdalloohi ibna amatillaahi udzkur maa khorojta 'alaihi min daarid dunyaa wa huwa syahaadatu an laa ilaaha illalloohu wa anna Muhammadar rosuululloohi, wa innal jannata haqqun, wan naaro haqqun, wal ba'tsa haqqun, wa innas saa'ata aatiyatun laa roiba fiihaa. Wa innallooha yab'atsu man fil qubuuri, wa innaka rodhiita billaahi robban wa bil Islaaami diinan wa bi Muhammadin nabiyyaw wa rosuulan, wa bil qur'aani imaaman, wa bil Ka'bati kiblatan wa bil mu"miniina ikhwaanan.
Artinya: "Wahai hamba Allah, putra dari hamba perempuan Allah! Ingatlah sesuatu yang kamu telah keluar atasnya dari kampung dunia, yakni persaksian tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Sungguh surga adalah hak (benar adanya). neraka adalah hak, kebangkitan adalah hak, kiamat akan datang tiada keraguan padanya. Sungguh Allah akan membangkitkan seseorang dalam kubur. Engkau telah ridha terhadap Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai nabi dan utusan, Al-Qur'an selaku imam, Ka'bah selaku kiblat dan orang-orang mukmin sebagai saudara." (HR Thabrani)
Secara bahasa, Talqin berarti Tafhim yaitu memberi pemahaman. Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah wa al-A’lam, berarti Fahhamahu iyyahu musyafahatan artinya memberi pemahaman kepadanya (kepada seseorang) dengan mulut secara berhadap-hadapan.
Dr KH Ahmad Dimyathi Badruzzaman dalam bukunya Kupas Tuntas Masalah Talqin menjelaskan, praktik Talqin ini sudah lama berlaku (berjalan), mulai dari zaman sahabat Nabi Muhammad SAW.
Hukum membaca bacaan Talqin Mayit ketika ada orang meninggal ini disepakati boleh oleh para ulama. Imam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya, al-Fatawa al-Kubro, bahwa Imam Ahmad telah berkata "Sesungguhnya Talqin ini, tidak mengapa".
Sedangkan dalam madzhab Syafi'i, disebutkan jika mentalqinkan mayat begitu selesai dikuburkannya adalah sunnah. Caranya adalah seseorang (yang mentalqinkan itu) duduk di dekat kepala mayat dan mengucapkan: "Wahai fulan".
Namun dalam penjelasan dalam sumber yang lain, yaitu Buku Husnul Khatimah Berbahagia saat Sampai di Ujung Usia tulisan Ust. Muhammad Syafril, dijelaskan bahwa membaca talqin disunnahkan dilaksanakan saat jenazah usai dikuburkan sempurna.
Bacaan Talqin Mayit
يا فلان بن فلان، أذكر العهد الَّذِي خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ
إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ السَّاعَةَ أَتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا، وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ، قُلْ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، وَبِالْكَعْبَةِ قِبْلَةَ، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا وَبِالْمُسْلِمِينَ إِخْوَانًا، رَبِّيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ السَّاعَةَ أَتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا، وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ، قُلْ رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا، وَبِالْكَعْبَةِ قِبْلَةَ، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا وَبِالْمُسْلِمِينَ إِخْوَانًا، رَبِّيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
Lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lahū, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumītu, wa huwa dā’imun lā yamūtu, bi yadihil khayru, yaf‘alu mā yasyā’u, wa huwa ‘alā kulli syay’in qadīrun. Kullu nafsin dzā’iqatul mawti, wa innamā tuwaffawna ujūrakum yaumal qiyāmati, fa man zuhziha anin nāri wa udkhilal jannaha fa qad fāza, wa mal hayātud duniyā illā matā‘ul ghurūri.
Artinya: Tiada Tuhan selain Allah, tiada patut ada sekutu bagiNya. Hanya Dia yang berhak menerima pujian, Diaa yang menghidupkab dan mematikan. Dia yang seantiasa Maha Hidup, tidak pernah mati. Di genggaman-Nya ada kebaikan. Dia Maha berkuasa untuk melakukan apa yang Dia kehendaki. Setiap yang bernyawa (jelas) akan merasakan kematian,dan ganjaran bagi kalian (yang bernyawa) akan diberikan di hari kiamat. Maka siapa yang dianugerahi jauh dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka ia (sungguh) beruntung. Dan, kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang semu.
Adapun bacaan Talqin Mayit versi kedua, yang sebagai berikut :
يَا عَبْدَ اللهِ ابْنَ آمَةِ اللَّهِ اذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِن دَارِ الدُّنْيَا وَهُوَ شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وأن محمدًا رَسُولُ اللهِ وَإِنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ وَالْبَعْثَ حَقٌّ وَإِنَّ السَّاعَةَ أَتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيْهَا وَإِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُوْرِ وَإِنَّكَ رَضِيْتَ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا وَبِالْكَعْبَةِ قِبْلَةً وَبِالْمُومِنِيْنَ اِخْوَانًا
Ya 'abdalloohi ibna amatillaahi udzkur maa khorojta 'alaihi min daarid dunyaa wa huwa syahaadatu an laa ilaaha illalloohu wa anna Muhammadar rosuululloohi, wa innal jannata haqqun, wan naaro haqqun, wal ba'tsa haqqun, wa innas saa'ata aatiyatun laa roiba fiihaa. Wa innallooha yab'atsu man fil qubuuri, wa innaka rodhiita billaahi robban wa bil Islaaami diinan wa bi Muhammadin nabiyyaw wa rosuulan, wa bil qur'aani imaaman, wa bil Ka'bati kiblatan wa bil mu"miniina ikhwaanan.
Artinya: "Wahai hamba Allah, putra dari hamba perempuan Allah! Ingatlah sesuatu yang kamu telah keluar atasnya dari kampung dunia, yakni persaksian tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Sungguh surga adalah hak (benar adanya). neraka adalah hak, kebangkitan adalah hak, kiamat akan datang tiada keraguan padanya. Sungguh Allah akan membangkitkan seseorang dalam kubur. Engkau telah ridha terhadap Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai nabi dan utusan, Al-Qur'an selaku imam, Ka'bah selaku kiblat dan orang-orang mukmin sebagai saudara." (HR Thabrani)
(wid)