Ketika Kamala Harris dan Donald Trump Sama-Sama Mengklaim Cinta Zionis

Minggu, 15 September 2024 - 05:35 WIB
loading...
Ketika Kamala Harris...
Dua kandidat Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan Donald Trump berselisih tentang siapa yang lebih mencintai pendudukan Zionis. Foto/Ilustrasi: Press TV
A A A
Dua kandidat Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan Donald Trump berselisih tentang siapa yang lebih mencintai pendudukan Zionis .

Dalam debat presidensial AS yang panas pada hari Rabu lalu, Trump menuduh lawannya memiliki sentimen anti- Israel , dan mengklaim bahwa dia membenci Israel. Dia menambahkan bahwa jika Harris memenangkan pemilihan, Israel "tidak akan ada" dalam waktu dua tahun.

"Pada saat yang sama dengan caranya sendiri, dia membenci penduduk Arab," kata Trump. "Seluruh tempat akan diledakkan: orang Arab, orang Yahudi , Israel akan lenyap."

Selama masa jabatan pertamanya dari tahun 2017 hingga 2021, presiden dari Partai Republik itu sangat murah hati kepada Tel Aviv, dengan memindahkan kedutaan AS secara ilegal ke al-Quds yang diduduki, dan mengakui Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki secara ilegal sebagai milik Israel.



Di antara banyak tindakan jahat yang diambil pemerintahan Trump terhadap Palestina adalah tidak lagi mengakui hak Palestina untuk kembali. Hak hukum yang diabadikan dalam hukum internasional dan hak yang sakral bagi Palestina karena berbagai alasan.

Kandidat Demokrat yang mencalonkan diri untuk pemilihan November dalam sistem politik dua partai Amerika, Kamala Harris, juga menyatakan dukungannya yang tak terbatas terhadap pendudukan Israel.

Dalam pembelaannya, Harris mengatakan Trump mencoba untuk "memecah belah dan mengalihkan perhatian" dari kenyataan sambil menegaskan kembali dukungannya terhadap pendudukan Israel untuk memenangkan hati para lobi pro-Israel di Washington.

"Sepanjang karier dan hidup saya, saya telah mendukung Israel dan rakyat Israel," katanya, mencoba untuk mengalahkan saingannya dari Partai Republik atas dukungannya yang kuat terhadap rezim apartheid di AS.

Dia juga mencoba untuk menggambarkan dirinya sebagai seorang pecinta perdamaian dengan mengatakan perang genosida Israel di Gaza harus diakhiri dan mengulang mitos 'salam dua negara' yang telah dimuntahkan oleh banyak pemerintahan AS selama beberapa dekade terakhir tanpa tindakan nyata apa pun.



Kita sekarang mendekati peringatan tahun pertama genosida Gaza yang dimungkinkan oleh pemerintahan Biden, dan Harris sebagai wakilnya, dengan pengiriman senjata yang tidak terkendali ke rezim Israel.

Di antara pengiriman ini terdapat bom seberat 2.000 pon, yang tidak boleh dijatuhkan dari pesawat tempur dalam peperangan perkotaan, terutama di daerah padat penduduk seperti Gaza.

Trump sebagai seorang Republikan dan Harris sebagai seorang Demokrat mengikuti garis partai mereka tentang cara mendukung pendudukan Israel dengan satu-satunya perbedaan adalah pada metode terbaik untuk memastikan kelangsungan hidup pendudukan ilegal tersebut.

Selama beberapa dekade terakhir, solidaritas dan hubungan AS dengan pendudukan Israel telah dikenal baik di mata publik global dan juga didokumentasikan dengan baik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Perbedaannya bukanlah siapa yang mendukung pendudukan Israel dan siapa yang menentangnya. Tidak ada.

Perbedaan antara Zionis yang memerintah Palestina yang diduduki dan gerakan Zionis global, dengan kantor pusatnya di Washington DC, condong pada cara terbaik untuk melayani kepentingan Israel dan kelangsungan hidup pendudukan.



Ada garis tipis antara kubu AS-Israel dan kubu AS-Zionis. Partai Demokrat telah mewakili gerakan Zionis global (yang sebagian besar berbasis di AS). Partai Republik lebih berpihak pada orang Israel yang memerintah di Tel Aviv.

Hubungan Benjamin Netanyahu dengan AS, pasca-7 Oktober, dan perjalanannya baru-baru ini ke Washington menggarisbawahi margin ini dan hubungan antara AS dan pendudukan Israel.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)