Inilah Tanda-tanda Hati yang Sehat dan Menetramkan

Senin, 31 Agustus 2020 - 06:55 WIB
loading...
Inilah Tanda-tanda Hati yang Sehat dan Menetramkan
Hati yang sehat tidak saja menenteramkan pemiliknya, tetapi juga menjadi penyerap cahaya kebenaran Al-Quran dengan baik. Sehingga, pikiran, ucapan, dan perilakunya senantiasa menghadirkan arti dan inspirasi di dalam pergaulan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Hati merupakan salah satu organ tubuh yang menjadi pusat kendali pikiran , perasaan, dan perbuatan setiap manusia. Karena itu, perilaku baik dan buruknya seseorang sangat tergantung pada hatinya. Jika hatinya lurus, maka perilakunya juga baik, begitu juga sebaliknya.

Allah Ta'ala berfirman :

أَفَلَمْ يَسِيرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَآ أَوْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى ٱلْأَبْصَٰرُ وَلَٰكِن تَعْمَى ٱلْقُلُوبُ ٱلَّتِى فِى ٱلصُّدُورِ

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada." (QS al-Hajj : 46).

Artinya, bahwa hati yang rusak, apalagi mati, tidak akan mampu menjadikan seseorang berfungsi pemikirannya. Sehingga, mustahil hatinya dapat memahami segala sesuatu, bahkan pendengaran pun tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Lebih jauh, tidak ada gunanya mata kepala yang bisa melihat, jika mata di dalam hati telah buta. Itulah gambaran hati yang sakit.

(Baca juga : Inilah Golongan Orang yang Dikabulkan Doanya oleh Allah Ta'ala )

Kemudian firman Allah Ta'ala menjelaskan pula :

"(Yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS ar-Ra'd : 28).

Hati yang demikian adalah hati yang sehat, hati yang tidak saja menenteramkan pemiliknya, tetapi juga menjadi penyerap cahaya kebenaran Al-Qur'an dengan baik. Sehingga, pikiran, ucapan, dan perilakunya senantiasa menghadirkan arti dan inspirasi di dalam pergaulan.

(Baca juga : Mengenal Cara Berpakaian Ummul Mukminin )

Karena itu, sangat penting bagi setiap muslimah mengenali ciri-ciri hati yang sehat. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan” menjelaskan bagiamana sebenarnya ciri-ciri hati yang sehat ini. Hati yang sehat memiliki beberapa tanda yang dapat diketahui, di antaranya:

1.Selalu mengingat Allah Ta'ala

Hati yang bersih memacu pemiliknya ber-inabah dan tunduk kepada Allah Ta’ala. Hatinya senantiasa diajak untuk nikmat dalam mengingat Allah, sebab hanya dengan mengingat Allah semata, hati akan tenteram.

ٱلَّذِينَءَامَنُواْوَتَطۡمَٮِٕنُّقُلُوبُهُمبِذِكۡرِٱللَّهِ‌ۗأَلَابِذِڪۡرِٱللَّهِتَطۡمَٮِٕنُّٱلۡقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

2. Selalu mengutamakan hal yang bermanfaat

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Hati yang sehat lebih mengutamakan hal bermanfaat daripada hal berbahaya.” Tanda-tanda hati yang sehat adalah selalu mengutamakan yang bermanfaat seperti beriman kepada Allah Ta’ala, belajar, dan menuntut ilmu syar’i, membaca dan mentadabburi Al-Quran, membaca buku-buku yang bermanfaat, dan sebagainya. Sedangkan hati yang sakit sebaliknya.

Untuk itu, mesti dipahami bahwa makanan yang baik bagi hati adalah iman, sedangkan obat terbaik baginya adalah Al-Qur’an. Dan, keduanya (iman dan Al-Qur’an) sama-sama mengandung gizi dan obat sekaligus.

(Baca juga : Tips Sehat dan Cantik dari Aisyah, Istri Rasulullah )

3. Mengutamakan akhirat daripada dunia

Tujuan akhirat ini, seakan-akan merupakan salah satu putra dan penghuni akhirat yang datang ke dunia sebagai perantau yang mengambil sekedar kebutuhannya saja, kemudian kembali ke negeri asalnya.

Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Shallallahu alaihi wa sallam , “Jadilah di dunia ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam erjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur.” (HR. Bukhari).

4. Selalu berzikir kepada Allah

Orang yang hatinya sehat akan selalu beribadah kepada Allah Ta’ala, tidak pernah bosan dan selalu berdzikir kepada Allah dengan zikir dan sesuai dengan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang yang hatinya sakit hanya beribadah kepada Allah Ta’ala secara musiman, sedangkan orang yang hatinya sehat akan selau beribadah kepada Allah Ta’ala secara kontinyu dan terus-menerus meski sedikit.

(Baca juga : Dampingi 1.250 UMKM yang Berharap Banpres Rp2,4 Juta )

5. Bersedih apabila terluput dari wirid

Apabila terlewatkan dari wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi kepedihan orang rakus yang kehilangan hartanya. “Wirid” secara bahasa artinya “juz”. Beberapa ulama salaf membagi Al-Quran menjadi beberapa juz yang sama panjangnya. Mereka menamakannya al-aurad (wirid). (Ibnul Atsir)

6. Rindu kebaikan

Orang yang hatinya sehat selalu merindukan kebakitan sebagaimana orang lapar yang merindukan makanan dan minuman.

(Baca juga : Refly Harun: Demonstrasi Meminta Jokowi Mundur Bukan Makar )

7. Cemas bila tidak melaksanakan Salat

Apabila memasuki waktu salat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.

8 Selalu ingin memperbaiki amal

Senantiasa memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap amal itu sendiri. Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia Allah di dalamnya dan kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.

(Baca juga : Pendaftar Kartu Prakerja Terancam Pidana Jika Palsukan Identitas )

Demikianlah, hati yang sehat tidak saja menenteramkan pemiliknya, tetapi juga menjadi penyerap cahaya kebenaran Al-Qur'an dengan baik. Sehingga, pikiran, ucapan, dan perilakunya senantiasa menghadirkan arti dan inspirasi di dalam pergaulan. Itulah sumber ketenteraman hati yang sesungguhnya, yang kita diperintahkan untuk menggapainya.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.9456 seconds (0.1#10.140)