Isi Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 11-20 : Pentingnya Menghindari Sifat Munafik

Rabu, 27 November 2024 - 11:18 WIB
loading...
Isi Kandungan Surat...
Ayat 11 sampe 20 Surat Al Baqarah secara khusus membahas sifat-sifat yang harus dihindari, seperti kemunafikan, serta memberikan panduan moral untuk menjadi individu yang lebih baik. Foto ilustrasi/ist
A A A
Surat Al-Baqarah Ayat 11-20 menyimpan pesan mendalam yang relevan bagi kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini secara khusus membahas sifat-sifat yang harus dihindari, seperti kemunafikan, serta memberikan panduan moral untuk menjadi individu yang lebih baik.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lima poin utama dari kandungan ayat-ayat tersebut, disajikan secara sederhana agar mudah dipahami dan dapat dijadikan refleksi untuk memperbaiki diri. Inilah kandungan surat Al-Baqarah ayat 11-20 yang dapat diambil hikmahnya.

5 Isi Kandungan Surat Al-Baqarah Ayat 11-20

1. Sifat Orang Munafik yang Berpura - pura dan Tidak Menyadari Kebenaran

Kandungan surat Al-Baqarah ayat 11-12 menjelaskan bagaimana sifat orang munafik sebenarnya, yaitu orang yang senang berpura-pura baik dan tidak menyadari kebenaran.

Al-Baqarah (2:11)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ قَالُوٓا۟ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ


Artinya :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!"1 Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." ”

Al-Baqarah (2:12)

أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْمُفْسِدُونَ وَلَـٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ


Artinya :
“Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari."

Dalam tafsiran Ibnu Katsir ayat 11 yang berbunyi, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Janganlah berbuat kerusakan di bumi!"1 Mereka menjawab, "Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan." ” ayat tersebut mengarahkan kepada mereka orang-orang munafik.

Kerusakan di muka bumi menjelaskan bagaimana orang munafik tersebut sering melakukan kekufuran dan kemaksiatan di bumi. Abu Ja'far meriwayatkan dari firman Abul Aliyah “Waidza qila lahum la tufsidu fil ardh” (Janganlah kalian berbuat maksiat di muka bumi.) Kerusakan yang mereka lakukan di muka bumi adalah suatu aksi kemaksiatan mereka terhadap Allah SWT.

Dengan sifat mereka tersebut yang sering berpura-pura tidak merusak muka bumi. Munculah firman Allah SWT yang membantah kebohongan mereka yang berbunyi “Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya” (Al-Baqarah: 12).

Orang munafik sering berpura pura sebagai orang yang beriman dan tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya merusak suatu peradaban. Maka sebagai orang beriman harus berhati hati terhadap hasutan mereka untuk melakukan hal maksiat.

2. Bijaknya Beriman Kepada Allah SWT

Ayat ke 13 dalam surat Al-Baqarah menjelaskan sebenarnya orang yang beriman kepada Allah SWT adalah orang yang berada dijalan yang benar dan adalah orang yang bijak. Melainkan orang munafik yang menganggap orang beriman bodoh sebenarnya adalah mereka yang kecil akalnya.

Al-Baqarah (2:13)

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ ءَامِنُوا۟ كَمَآ ءَامَنَ ٱلنَّاسُ قَالُوٓا۟ أَنُؤْمِنُ كَمَآ ءَامَنَ ٱلسُّفَهَآءُ ۗ أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلسُّفَهَآءُ وَلَـٰكِن لَّا يَعْلَمُونَ


Artinya :
“Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain yang telah beriman!" Mereka menjawab, "Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu."

Dalam tafsiran Ibnu Katsir, Allah SWT berfirman, “apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain yang telah beriman!"” mereka dalam hal ini adalah orang munafik, mereka akan menjawab "Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?".

Orang-orang munafik adalah orang yang senang meninggikan diri sendiri daripada orang lain, menganggap mereka sendiri memiliki akal yang lebih dibandingkan orang beriman. Maka mereka berani untuk berkata “beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?".

Allah SWT membantah mereka dengan firman, “Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu.” dimana dalam hal ini mereka (orang munafik) adalah orang yang tidak menyadari bahwa merekalah yang kurang akal dibandingkan orang beriman.

Menurut Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam dan lain-lainnya, makna ayat 13 surat Al-Baqarah yaitu, "apakah kami dan mereka sama derajat dan jalannya, padahal mereka adalah orang-orang bodoh?" dimana mereka berpikir untuk menurunkan derajat mereka walaupun semua manusia memiliki derajat yang sama bahkan mereka sendiri sebenarnya memiliki derajat yang rendah.

Mengetahui ayat tersebut, bijaknya sebagai orang beriman untuk memiliki iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Nabi, Kiamat, dan Qada serta Qadar.

3. Bermuka Duanya Orang Munafik Terhadap Orang Beriman

Selain sifat orang munafik yang berpura-pura dan tidak menyadari kebenaran, orang munafik juga menjadi sebuah ancaman bagi orang beriman yang dijelaskan dalam kandungan surat Al-Baqarah ayat 14-15.

Al-Baqarah (2:14)

وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ إِلَىٰ شَيَـٰطِينِهِمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ


Artinya :
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman." Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, "Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok." "

Al-Baqarah (2:15)

ٱللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِى طُغْيَـٰنِهِمْ يَعْمَهُونَ


Artinya :
“Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan. "

Tafsiran Ibnu Katsir pun memperjelaskan ayat 14-15, pada saat Allah SWT berfirman, “apabila mereka (Munafik) berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, "Kami telah beriman." ” mereka akan berkata “Kami telah beriman.” seakan akan mereka adalah sahabat untuk orang orang beriman.

Pada kenyataanya perkataan tersebut bertujuan untuk memperdaya orang beriman sehingga mereka dapat berdiplomasi untuk melindungi diri sebagai golongan mukmin saat umat mukmin berperang. Adapun mereka ingin mengambil sebagian harta perang yang didapatkan untuk kepentingan diri sendiri.

Pada bagian “apabila mereka kembali kepada setan-setan” menjelaskan bahwa pada saat orang-orang munafik tersebut kembali kepada pemimpin sesat mereka seperti kepala pemimpin musyrik dan munafik, mereka sebenarnya hanya mengejek teman teman Nabi Muhammad SAW.

Maka Allah SWT membantah mereka dengan memberikan ancaman terhadap perbuatan orang munafik tersebut, “Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka” (Al-Baqarah: 15).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1336 seconds (0.1#10.140)