10 Contoh Perilaku Fastabiqul Khairat dalam Kehidupan Sehari-hari, Apa Saja?
loading...
A
A
A
Contoh perilaku 'Fastabiqul Khairat' dalam kehidpuan sehari-hari yang penting diketahui dan diterapkan umat Muslim. Apa saja?
Pengertian Fastabiqul Khairat adalah berlomba-lomba dalam kebaikan . Istilah “fastabiqul khairat” berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “berlomba-lomba dalam kebaikan”.
Prinsip ini mengajarkan umat Islam untuk berkompetisi dalam melakukan amal shaleh , seperti memberi sedekah, menolong sesama, berbuat baik kepada orang lain, dan melakukan perbuatan baik lainnya.
Prinsip Fastabiqul Khairat bersumber dari beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya berbuat kebaikan dan saling membantu sesama.
Salah satunya dalam Surat Al-Baqarah ayat 148:
Wa likullinw wijhatun huwa muwalliihaa fastabiqul khairaat; ayna maa takuunuu yaati bikumullaahu jamii'aa; innal laaha 'alaa kulli shai'in qadiir
Artinya: Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(QS Al Baqarah : 148)
Dalam praktiknya, umat Islam diharapkan untuk bersaing dalam melakukan amal baik tanpa memikirkan apakah amal tersebut besar atau kecil, tetapi semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat.
Secara konseptual, fastabiqul khairat juga menunjukkan bahwa dalam kebaikan tidak ada yang kalah atau menang, karena setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang akan memberikan manfaat baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Berikut beberapa contoh Fastabiqul Khairat dalam keseharian:
Pengertian Fastabiqul Khairat adalah berlomba-lomba dalam kebaikan . Istilah “fastabiqul khairat” berasal dari bahasa Arab, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “berlomba-lomba dalam kebaikan”.
Prinsip ini mengajarkan umat Islam untuk berkompetisi dalam melakukan amal shaleh , seperti memberi sedekah, menolong sesama, berbuat baik kepada orang lain, dan melakukan perbuatan baik lainnya.
Prinsip Fastabiqul Khairat bersumber dari beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya berbuat kebaikan dan saling membantu sesama.
Salah satunya dalam Surat Al-Baqarah ayat 148:
وَلِكُلٍّ وِّجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيۡهَا ۚ فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰتِؕ اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يَاۡتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيۡعًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Wa likullinw wijhatun huwa muwalliihaa fastabiqul khairaat; ayna maa takuunuu yaati bikumullaahu jamii'aa; innal laaha 'alaa kulli shai'in qadiir
Artinya: Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
(QS Al Baqarah : 148)
Dalam praktiknya, umat Islam diharapkan untuk bersaing dalam melakukan amal baik tanpa memikirkan apakah amal tersebut besar atau kecil, tetapi semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat.
Secara konseptual, fastabiqul khairat juga menunjukkan bahwa dalam kebaikan tidak ada yang kalah atau menang, karena setiap kebaikan yang dilakukan oleh seseorang akan memberikan manfaat baik dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Contoh Fastabiqul Khairat dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam setiap contoh kehidupan sehari-hari, biasanya fastabaqul khairat menunjukkan semangat untuk saling bersaing dalam kebaikan dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membantu sesama manusia. Tindakan-tindakan ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada penerima, tetapi juga membawa berkah dan kebaikan bagi pelakunya sendiri serta masyarakat secara keseluruhan.Berikut beberapa contoh Fastabiqul Khairat dalam keseharian:
1. Bersedekah
Misalnya, ketika ada sebuah inisiatif pengumpulan dana untuk membantu korban bencana, umat Muslim berlomba-lomba menyumbang sebanyak mungkin sesuai kemampuan masing-masing.2. Menolong sesama
Misalnya ketika ada tetangga yang butuh bantuan dalam menjalankan tugas sehari-hari, seperti membantu membawa barang belanjaan atau membersihkan halaman, umat Islam berlomba-lomba memberikan pertolongan.3. Berbuat baik kepada orang lain
Misalnya, dalam situasi di mana ada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk belajar atau mencari pekerjaan, umat Muslim memberikan dukungan moral, bimbingan, atau informasi yang bermanfaat.4. Menjaga lingkungan
Ketika ada kegiatan bersih-bersih lingkungan atau penghijauan, umat Muslim bergegas untuk ikut serta dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup.5. Menyebarkan Ilmu dan Edukasi
Umat Muslim bersaing untuk berkontribusi dalam pendidikan dan pengetahuan dengan menyebarkan ilmu yang bermanfaat, baik melalui pengajaran formal maupun informal.6. Menyediakan makanan untuk orang yang berpuasa
Ketika ada anggota komunitas yang sakit atau yang sedang berpuasa, umat Muslim berlomba-lomba untuk mengunjungi dan memberikan semangat atau menyediakan makanan untuk berbuka puasa.7. Menengok tetangga yang sedang tertimpa musibah seperti sakit atau meninggal dunia
Ketika mendengar ada teman, tetangga di sekitar kita sakit atau meninggal dunia, kita melayat dan mengunjunginya. Meski sekadar untuk bersimpati dan mengucapkan bela sungkawa, atau memberi semangat agar lekas sembuh dari sakitnya.8. Menyantuni orang miskin dan anak yatim di sekitar.
Tidak semua tetangga atau warga di sekitar kita adalah orang yang berada, bisa jadi ada yang mengalami kesusahan ekonomi, anak-anak yatim dan kaum dhuafa lainnya. Sebagai tetangga yang baik, kita juga dianjurkan untuk menyantuni mereka dengan berbagi.9. Memakmurkan masjid di sekitar tempat tinggal.
Sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya umat, masjid juga harus dimakmurkan, dipelihara dan dirawat dengan baik.10. Ikut aktif dalam kegiatan sosial dan lain sebagainya.
Demikian penjelasan Fastabiqul Khairat dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai muslim yang baik, semboyan tersebut wajib dilakukan. Karena kebaikan kepada orang lain akan kembali kepada diri sendiri.(wid)