Lisan yang Basah karena Zikir, Salah Satu Ibadah yang Dicintai Allah Ta'ala

Senin, 16 Desember 2024 - 18:56 WIB
loading...
Lisan yang Basah karena...
Zikir kepada Allah juga salah satu ibadah yang sangat dicintai Allah SWT. Ilustrasi: AI
A A A
Ada belasan ibadah yang sangat dicintai Allah. Iman kepada Allah adalah yang paling utama. Ibadah lainnya yang juga dicintai Allah adalah silaturahim, amar makruf dan nahi munkar , juga faraidh (kewajiban), witir dan masih banyak lagi.

Memang, banyak riwayat hadis tentang fadhail amal yang menjelaskan tentang amalan yang paling dicintai Allah. Hanya saja, para ulama hadis berkata bahwa jawaban Rasulullah dalam hadis-hadis tersebut disesuaikan dengan sang penanya.

Asma` binti Rasyid ar-Ruwaisyid dalam bukunya berjudul "Ibadah Yang Paling Dicintai Allah" menyebut zikir kepada Allah juga salah satu ibadah yang sangat dicintai Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda:

“Ibadah yang paling dicintai Allah subhanahu wa ta’ala bahwa engkau wafat sedangkan lisanmu basah karena zikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala.’



Menurut Ath-Thibiy, basahnya lisan adalah ungkapan karena mudahnya berlakunya sebagaimana keringnya adalah ungkapan kebalikannya, kemudian mengalirnya lisan adalah ungkapan tentang selalu berzikir.

Asma' mengatakan asal zikir adalah ingatnya hati kepada yang disebutkan dan terjagi baginya. Zikir dengan lisan dinamakan zikir karena ia menunjukan atas zikir hati, namun ketika banyak penggunaan zikir terhadap ucapan dengan lisan, jadilah ia yang dipahami.

Zikir adalah mendatangkan dengan lafazh-lafazh ada dorongan mengucapkan dan memperbanyaknya, seperti al-Baqiyat ash-shalihat, yaitu subhanallah, al-hamdulillah, laailaaha illallah, dan Allahu Akbar.

Dan yang lainnya semisal, hauqalah (laahaula wa laaquwwata illa billah), basmalah, hasbalah (hasbiyallahu ...), istighfar dan semisal yang demikian itu serta doa untuk kebaikan dunia dan akhirat .

Zikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala juga ditujukkan dan dimaksudkan tekun melakukan amal ibadah yang wajib atau sunnah seperti membaca al-Qur`an, membaca hadis, mempelajari ilmu dan salat sunnah.

Menurut Asma', zikir bisa dengan lisan dan pembacanya diberi pahala, akan tetapi disyaratkan bahwa ia tidak bermaksud selain maknanya. Dan bila ditambahkan kepada zikir lisan dengan zikir hati maka ia lebih sempurna. Dan bila ditambahkan kepada hal itu menghadirkan makna zikir dan kandungannya berupa pengagungan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menafikan kekurangan dari-Nya niscaya bertambah sempurna. Maka jika hal itu terjadi dalam amal shalih niscaya bertambah sempurna.



Jika benar pengarahan dan ikhlas kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam hal itu maka ia lebih sempurna.

Kedua, zikir hati di sisi perintah dan larangan, maka ia melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang, karena mengharapkan pahala dan takut terhadap siksa-Nya.

Adapun zikir anggota tubuh, yaitu ia tenggelam dalam taat, dan dari itulah salat dinamakan zikir. Firman Allah subhanahu wa ta’ala:

قال الله تعالى: ﴿ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ

Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah (QS. al-Jum’at:9)

قال تعالى: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. al-Ahzab:41)

Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh hamba-hamba-Nya agar berzikir dan bersyukur kepada-Nya, mempekerjakan lisannya dalam setiap kondisi mereka dengan tasbih, tahlil, tahmid dan takbir.

Menurut Mujahid, inilah bacaan-bacaan yang diucapkan orang yang bersuci, berhadats dan junub, dan ia berkata: Tiadalah seseorang banyak berzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala sehingga ia berzikir sambil berdiri, duduk dan berbaring.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1761 seconds (0.1#10.140)