Keistimewaan 10 Hari Pertama Ramadan Beserta Amalannya

Sabtu, 01 Maret 2025 - 05:15 WIB
loading...
Keistimewaan 10 Hari...
Keutamaan 10 hari pertama bulan Ramadan adalah penuh rahmat dan keberkahan, sehingga umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh dan ibadahnya. Foto ilustrasi/youtube
A A A
Keistimewaan 10 hari pertama Ramadan beserta amalannya wajib diketahui umat Islam yang akan menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

Ramadan memiliki kemuliaan dan keutamaan spesial dibanding bulan lain. Tak sedikit ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang kemuliaan bulan suci Ramadan.

Salah satu yang sangat masyhur di kalangan umat Islam, terutama di Indonesia, adalah hadis yang mengatakan bahwa 30 hari bulan Ramadan terbagi atas tiga hal. Hari-hari pertama di bulan Ramadan adalah rahmat. Hari-hari pertengahan Ramadan adalah ampunan. Hari-hari akhir Ramadan adalah pembebasan dari api neraka.

Redaksi hadis tersebut sebagai berikut:

وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ


Artinya: "Ramadan adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka."

Menurut Ustaz Hendy Irawan Saleh STh.I ME, pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Bandung menjelaskan, dengan adanya hadis ini, umat Islam tentu sangat termotivasi untuk melakukan sebanyak-banyaknya amal baik. Umat Islam sangat mengharapkan rahmat Allah di sepertiga pertama bulan Ramadan, ampunan di sepertiga kedua di bulan Ramadan, dan pembebasan api neraka di sepertiga terakhir di bulan Ramadan. Namun, ulama memperdebatkan hadis tersebut: apakah hadis itu shahih atau tidak?

Tak banyak orang tahu bahwa itu adalah hadis yang bermasalah. Kiyai Mustafa Ali Yaqub, ulama hadis Indonesia yang juga pernah menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, mengatakan dalam bukunya yang berjudul "Hadis-hadis Palsu Ramadhan" bahwa hadis tersebut bermasalah.

Ia mengatakan bahwa hadis tersebut bermasalah karena terdapat seorang perawi bernama Ali bin Zaid bin Jud’an yang dianggap dha'if oleh ulama hadis. Lalu, apakah umat Islam tidak lagi bersemangat dalam melakukan amal baik di bulan Ramadan? Itu tidaklah benar.

Ini karena sebagian ulama Hadis membolehkan umat Islam mengamalkan hadis dha'if dengan beberapa ketentuan. Jika ketentuan itu terpenuhi, maka umat Islam bisa mengamalkannya.

Ulama kaliber dalam bidang hadis, Imam Ibnu Hajar mengatakan bahwa umat Islam bisa beramal menggunakan hadis dha'if dengan setidaknya lima ketentuan:

1. Status dha'if hadis tersebut tidak parah.
2. Penggunaan hadis dalam lingkup keutamaan amal (fadha'ilul a'mal) atau targhib dan tahrib, bukan berkaitan tentang akidah atau hukum.
3. Tidak boleh meyakini bahwa itu adalah Hadis.
4. Ada hadis lain yang lebih otoritatif dan redaksinya lebih umum dari hadis dha'if tersebut
5. Jika disampaikan, wajib menjelaskan status dha'if hadis tersebut.

Hadis tentang keutamaan di 10 hari pertama bulan Ramadan sekiranya masih dapat diamalkan oleh umat Islam karena memenuhi kriteria yang diberikan oleh Imam Ibnu Hajar. Selain itu, banyak dalil-dalil, baik Al-Qur'an maupun hadis yang memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik di bulan Ramadan.


Amalan 10 Hari Pertama Ramadan

Tentang amalan di 10 hari pertama bulan Ramadan, berikut penjelasannya:

1. Mengkhatamkan Al-Qur'an

Ramadan dijuluki sebagai Syahrul Qur'an atau bulan diturunkannya Kitab suci Al-Qur'an. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda)." (QS Al-Baqarah: ayat 185)

Pada 10 hari pertama Ramadan hendaknya umat muslim mengkhatamkan Al-Qur'an. Keutamaan mengkhatam Al-Qur'an diterangkan dalam hadis Nabi: "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "Alif Lam Mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. Tirmidzi)

Dalam Hadis lain:

اِذَا خُتِمَ الْقُرْأٓنُ نَزَلَتِ الرَّحْمَةُ


"Apabila dikhatamkan Al-Qur'an, maka turunlah rahmat Allah". (HR at-Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dari Mujahid)

Dalam hadis riwayat ad-Darimy, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa telah membaca Al-Qur’an (khatam) kemudian dia berdoa, maka ada 4 ribu Malaikat yang mengaminkan doanya." (HR ad-Darimy)

Jika ingin mengkhatamkan Al-Qur'an pada 10 Hari pertama Ramadhan sebenarnya sangat mudah. Tidak perlu menghabiskan waktu untuk menyelesaikannya. Cukup istiqomah dan disiplin menjaga waktu. Al-Qur'an terdiri atas 30 juz, setiap juz terdiri dari 10 lembar (20 halaman).

Jika istiqomah sehari 3 juz sehari, maka dalam 10 hari kita akan khatam. Caranya, bacalah Al-Qur'an setelah sholat Subuh 12 halaman; setelah Zhuhur 12 halaman; setelah Ashar 12 halaman; setelah Maghrib 12 halaman dan setelah Isya 12 halaman. Jika bakda Maghrib waktunya singkat maka bisa diselesaikan setelah bakda Isya yang waktunya lebih lapang.

2. Bersedekah dan Menyantuni Fakir Miskin

Ramadan dijuluki sebagai bulan berbagi. Orang yang mengeluarkan hartanya untuk bersedekah dan menyantuni fakir miskin di bulan Ramadhan akan meraih pahala berlipat yang tidak didapat di bulan lain. Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." (HR. at-Tirmidzi)

Dari Ibnu Abbas berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن وكان جبريل عليه السلام يلقاه كل ليلة في رمضان حتى ينسلخ يعرض عليه النبي ﷺ القرآن فإذا لقيه جبريل عليه السلام كان أجود بالخير من الريح المرسلة


"Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan dan sifat dermawannya semakin bertambah pada bulan Ramadhan tatkala malaikat Jibril menemui Beliau untuk mengajarkan Al-Qur'an. Jibril 'alaihissalam biasa mendatangi beliau setiap malam bulan Ramadhan hingga berakhirnya bulan tersebut. Pada setiap malam itu Nabi senantiasa memperdengarkan bacaan Al-Qur'an nya kepada Jibril. Apabila Jibril menjumpai beliau maka beliau sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berembus." (HR Al-Bukhari 1769 dan Muslim 4268)

Besarnya sifat dermawan Nabi Muhammad patut ditiru umatnya. Allah akan menyayangi para hamba-Nya yang senang mengasihi yang lain sebagaimana sabda Beliau: "Sesungguhnya Allah akan merahmati para hamba-Nya yang ruhama' (suka mengasihi yang lainnya)." (HR Al-Bukhari)

Berkumpulnya puasa dan sedekah lebih kuat untuk dihapuskannya kesalahan, dipelihara dari jahannam, dan dijauhkan darinya. Lebih lagi, kalau digabung dengan menghidupkan qiyamullail.

Dari Mu'adz radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Sedekah menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seseorang di tengah malam." (HR At-Tirmidzi)

3. Menghidupkan Salat Tarawih Berjamaah

Amalan lain pada 10 Hari pertama Ramadan adalah menghidupkan sholat tarawih berjamaah di masjid. Salat Tarawih adalah ibadah malam yang dihidupkan Rasulullah pada awal Ramadan. Kebiasaan ini diteruskan oleh para Sahabat. Dari Yazid bin Rumman, sesungguhnya ia berkata: Orang-orang di zaman Umar bin Khattab melakukan (sholat Tarawih dan sholat Witir) dalam 23 rakaat." (Riwayat Imam Malik)

Empat imam Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hanbali) menetapkan salat tarawih 20 rakaat sebagaimana dilakukan Khalifah Umar bin Khattab. Imam Malik di Madinah menambahnya 36 rakaat ditutup witir karena orang Madinah tidak bisa thawaf. Akhirnya mereka mengganti thawaf dengan salat tarawih empat rakaat. Jadi 20 rakaat ditambah dengan 16 rakaat.

Di Indonesia banyak juga umat muslim yang melaksanakan salat Tarawih 8 rakaat. Salat Tarawih 8 rakaat ini merujuk kepada pendapat ulama kontemporer seperti Syaikh Bin Baaz (wafat 1420), Syaikh al-Utsaimin (wafat 1421) dan Syaikh al-Albani (wafat 1420) rahimahumullah.

Keutamaan salat Tarawih diterangkan dalam Hadis berikut. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: "Barang siapa yang sholat malam pada Ramadhan karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu." (HR Al-Bukhari)

Hadis ini memberitahukan bahwa sholat tarawih bisa menggugurkan dosa dengan syarat karena iman yaitu membenarkan pahala yang dijanjikan oleh Allah dan mencari pahala dari Allah, bukan karena riya' atau alasan lainnya.

4. Menghidupkan Salat Sunnah

Bulan Ramadan disebut juga Syahrul Mubarak atau bulan penuh berkah. Semua waktu di bulan ini bagaikan rangkaian berlian yang sangat berharga. Keberkahan Ramadan pada periode 10 hari pertama adalah pahala berlipat bagi setiap amalan.

Diriwayatkan bahwa siapa yang mengerjakan amalan sunnah di bulan Ramadan maka pahalanya diganjar pahala amalan fardhu (wajib). Sedangkan amalan fardhu di bulan Ramadan sama dengan pahala 70 amalan fardhu di bulan lainnya.Mari kita simak Hadis berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إِنَّ أُمَّتِيْ لَمْ يَخِزُّوْا مَا أَقَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ). قِيْلَ يَا رَسُوْلَ الله وَمَا خَزِيُهُمْ فِي إِضَاعَةِ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ قال: (اِنْتِهَاكُ الْمَحَارِمِ فِيْهِ مِنْ زِنَا فِيْهِ أَوْ شَرِبَ فِيْهِ خَمْرًا لَعَنَهُ اللهًُ وَمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ إِلَى مِثْلِهِ مِنَ الْحَوْلِ فَإِنْ مَاتَ قَبْلَ أَنْ يُدْرِكَهُ رَمَضَانُ لَمْ تَبْقَى لَهُ عِنْدَ اللهِ حَسَنَةٌ يتقي بها النار فَاتَّقُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَإِنَّ الْحَسَنَاتِ تُضَاعَفُ فِيهِ مَا لَا تُضَاعَفُ فِيْمَا سِوَاهُ وَكَذَلِكَ السَّيِّئَاتُ)


Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sesungguhnya umatku tidak akan terhina, selama mereka mendirikan bulan Ramadhan.’ Sahabat bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apa bentuk kehinaan mereka dalam menyia-nyiakan bulan Ramadhan?’ Rasulullah menjawab, 'Pelanggaran terhadap hal-hal yang haram pada bulan Ramadhan, seperti zina atau minum khamar. Allah dan para malaikat melaknatnya hingga tahun berikutnya. Jika ia meninggal sebelum bulan Ramadhan berikutnya, maka ia tidak mempunyai kebaikan apa pun di sisi Allah yang bisa menyelamatkannya dari neraka. Oleh sebab itu, berhati-hatilah terhadap bulan Ramadhan, karena pahala kebaikan demikian juga ganjaran kejelekan akan dilipat gandakan." (HR at-Thabrani)

Pada 10 hari pertama Ramadan ini umat muslim bisa menghidupkan salat-salat sunnah yang mungkin selama ini terabaikan. Seperti salat sunnah Dhuha, salat sunnah Awwabin, salat Tahajud, salat sunnah Tasbih, salat Rawatib dan lainnya.

5. Menjauhi Ghibah dan Menjaga Pandangan

Amalan penting di 10 Hari pertama Ranmadan ini adalah menjauhi ghibah dan menjaga pandangan. Untuk diketahui, kemasiatan yang paling mudah menjerumuskan seseorang adalah maksiat mata dan maksiat lisan. Di antara kemasiatan lisan adalah dusta dan ghibah.

Apabila perkara ini tidak dijauhi pada bulan Ramadan, maka ibadah puasa kita akan sia-sia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, 'Aku sedang puasa, aku sedang puasa." (HR Ibnu Khuzaimah)

Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Sedangkan rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita atau dapat pula bermakna kata-kata kotor. Kita juga diperingatkan agar menjaga anggota tuhuh dari yang haram.

Sebagaimana sabda Nabi berikut: "Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperoleh hal itu, tidak mustahil. Kedua mata itu berzina dan zinanya dengan memandang (yang haram). Kedua telinga itu berzina dan zinanya dengan mendengarkan (yang haram). Lisan itu berzina dan zinanya dengan berbicara (yang diharamkan). Tangan itu berzina dan zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina dan zinanya dengan melangkah (kepada apa yang diharamkan). Sementara hati itu berkeinginan dan berangan-angan, sedangkan kemaluan yang membenarkan semua itu atau mendustakannya." (HR. Muslim)

Demikian keutamaan dan amalan pada 10 hari pertama Ramadan. Semoga bermanfaat!

(wid)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3283 seconds (0.1#10.24)