5 Contoh Khotbah Idulfitri 2025, Bisa jadi Referensi dan Sumber Ilmu
loading...
A
A
A
Pada bulan Ramadan, kita telah berjuang menguatkan kesalehan vertikal kita kepada Allah SWT dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya. Puasa, shalat tarawih, tilawah Al-Qur'an, dan berbagai amalan ibadah lainnya telah menjadi bagian dari rutinitas harian kita. Melalui ketaatan ini, kita berupaya mendekatkan diri kepada Sang Khalik, menguatkan iman, serta memperbaiki hubungan kita dengan-Nya untuk menjadi orang yang bertakwa.
Namun perlu kita sadari, Jamaah Salat Idulfitri Rahimakumullah, Ibadah dalam Islam tidak hanya berdimensi vertikal, yaitu hubungan antara manusia dengan Allah. Namun, ada juga yang berdimensi horizontal, yaitu hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ramadan telah memberikan kita pelajaran penting akan pentingnya kesalehan horizontal ini.
Ramadan mengajarkan kita untuk senantiasa memperhatikan sesama, membantu mereka yang membutuhkan, dan menjadi lebih baik dalam pergaulan sosial. Kebersamaan dalam berbagi makanan berbuka, sedekah, zakat, dan kepedulian terhadap sesama misalnya, menjadi bagian dari nilai-nilai mulia yang telah kita tanamkan.
Idulfitri merupakan momen penting untuk memperbaiki hubungan sesama manusia. Inilah waktu yang tepat untuk saling memaafkan dan meminta maaf. Saling memaafkan adalah tanda kebesaran hati, sedangkan meminta maaf adalah tanda ketulusan dan kesungguhan untuk memperbaiki hubungan.
Pada momentum Idulfitri ini, mari kuatkan diri untuk menjadi orang yang senantiasa mengedepankan akhlakul karimah dalam pergaulan dan memberi manfaat pada orang lain.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah Hal yang sangat penting dalam pergaulan sesama manusia adalah dengan selalu bersikap baik kepada orang tua. Tak terasa, waktu telah berlalu begitu cepat. Orang tua kita yang dahulu kuat mengasuh kita, kini telah memasuki usia senja. Mereka yang penuh kasih sayang telah mengasuh dan membimbing kita sejak kita masih kecil, kini butuh sentuhan kasih kita di saat-saat mereka sudah semakin menua.
Ingatlah, orang tua adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita. Mereka adalah jimat dan pilar kehidupan kita yang dengan penuh pengorbanan telah menjadi pahlawan kehidupan kita. Merekalah yang telah membahagiakan kita dan bisa menjadikan kita sukses dalam kehidupan.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah Di penghujung khutbah ini, khatib kembali mengingatkan, marilah kita jadikan Idulfitri kali ini sebagai momentum untuk menguatkan kesalehan vertikal dan horisontal kita dengan melanjutkan tren semangat beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama khususnya kepada orang tua kita.
Begitu indah ibadah Ramadan. Kita serasa akrab dengan amal saleh, jauh dari dosa. Kita tersadar setelah tadinya lalai, bangun setelah tadinya terlelap, dan seakan kita hadir setelah tadinya menghilang. Salat malam kita, shadaqah kita, tadarus Al-Qur’an kita, semangat kita memakmurkan masjid serta upaya upaya kita mengasihi sesama. Ramadan benar benar kita jadikan sebagai bulan menuju takwa.
Jangan sampai menimpa kita, perumpamaan orang yang menata bata demi bata hingga berwujud bangunan yang indah dan megah, namun tiba tiba dia sendiri yang merobohkannya.
Nasihat kedua, adalah agar kita mengiringi perbuatan salah dengan amal saleh, dengan kebaikan. Sebagaimana kita tahu, manusia memiliki potensi salah dan lupa. Tetapi Apabila terlanjur berbuat salah, maka terus bertaubat.
Pesan yang ketiga, adalah senantiasa berakhlak yang mulia dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Dalam ajaran Islam keimanan dan ketakwaan haruslah membuahkan akhlak yang mulia.
Dalam suasana kehidupan yang dilanda krisis moral maka sangat penting dan menentukanya ajaran tentang pencerahan akhlak mulia ini, dalam perkataan, sikap, dan perbutan utama. Islam dengan tegas mengajarkan nilai-nilai amanah, adil, ihsan, kasih sayang, dan akhlak mulia lainnya.
Di era kehidupan yang terbuka seperti sekarang ini, yang salah satunya ditandai peran media sosial secara masif, maka iman dan akhlak mulia benteng kita. Media sosial selain bermanfaat sebagai media interaksi yang cepat dan mudah, pada saat yang sama menjadikan penggunanya seolah bebas komentar apa saja. Sering kita temui ujaran perseteruan, kebencian, permusuhan, saling hujat, dan hoaks menjadi hal biasa di media daring tersebut. Tanpa dilandasi akhlak mulia, Medsos bisa mengakibatkan hubungan sosial jadi lebih keras sehingga hilang keadaban, hilang pula rasa damai dan ketenteraman.
Idulfitri harus kita jadikan sebagai momentum untuk menghidupkan kembali nilai nilai utama kehidupan, nilai nilai akhlak mulia. Menghidupkan kembali kasih sayang, saling menghormati sesama dan menjaga persatuan. Dengan senantiasa menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan berbangsa maka sesungguhnya kita telah menampilkan cara berislam yang mencerahkan dan memajukan. Bahwa akhlak mulia adalah citra diri setiap muslim, karena sesungguhnya akhlak mulia tidak bisa dipisahkan dengan keimanan dan ketaqwaan.
Marilah kita memohon kepada Allah semoga kita senantiasa diberi hidayah, sehingga di dalam menghadapi hidup yang semakin sulit ini kita tetap menjalani dengan benar. Kita berdoa Semoga Allah menerima seluruh amal kita dan mengampuni dosa dosa kita. Kita berdoa agar saudara saudara kita di Palestina dan berbagai belahan dunia yang kondisinya tidak menyenangkan, diberi keringanan dan pertolongan Allah.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Surat Ali Imran ayat 133).
“(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Surat Ali Imran ayat 134).
Dari ayat ini kita diingatkan cara untuk menyucikan jiwa. Langkah pertama untuk meraihnya adalah berdasarkan ayat Al-Imran 133. Kita diperintahkan untuk bersegera meraih ampunan dan surga-Nya. Seraya menyadari bahwa kuasa Allah begitu luas bagi kita. Seluas surga yang Ia sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.
Namun perlu kita sadari, Jamaah Salat Idulfitri Rahimakumullah, Ibadah dalam Islam tidak hanya berdimensi vertikal, yaitu hubungan antara manusia dengan Allah. Namun, ada juga yang berdimensi horizontal, yaitu hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ramadan telah memberikan kita pelajaran penting akan pentingnya kesalehan horizontal ini.
Ramadan mengajarkan kita untuk senantiasa memperhatikan sesama, membantu mereka yang membutuhkan, dan menjadi lebih baik dalam pergaulan sosial. Kebersamaan dalam berbagi makanan berbuka, sedekah, zakat, dan kepedulian terhadap sesama misalnya, menjadi bagian dari nilai-nilai mulia yang telah kita tanamkan.
Idulfitri merupakan momen penting untuk memperbaiki hubungan sesama manusia. Inilah waktu yang tepat untuk saling memaafkan dan meminta maaf. Saling memaafkan adalah tanda kebesaran hati, sedangkan meminta maaf adalah tanda ketulusan dan kesungguhan untuk memperbaiki hubungan.
Pada momentum Idulfitri ini, mari kuatkan diri untuk menjadi orang yang senantiasa mengedepankan akhlakul karimah dalam pergaulan dan memberi manfaat pada orang lain.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah Hal yang sangat penting dalam pergaulan sesama manusia adalah dengan selalu bersikap baik kepada orang tua. Tak terasa, waktu telah berlalu begitu cepat. Orang tua kita yang dahulu kuat mengasuh kita, kini telah memasuki usia senja. Mereka yang penuh kasih sayang telah mengasuh dan membimbing kita sejak kita masih kecil, kini butuh sentuhan kasih kita di saat-saat mereka sudah semakin menua.
Ingatlah, orang tua adalah anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT kepada kita. Mereka adalah jimat dan pilar kehidupan kita yang dengan penuh pengorbanan telah menjadi pahlawan kehidupan kita. Merekalah yang telah membahagiakan kita dan bisa menjadikan kita sukses dalam kehidupan.
Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah salat Idulfitri yang dimuliakan Allah Di penghujung khutbah ini, khatib kembali mengingatkan, marilah kita jadikan Idulfitri kali ini sebagai momentum untuk menguatkan kesalehan vertikal dan horisontal kita dengan melanjutkan tren semangat beribadah kepada Allah dan berbuat baik kepada sesama khususnya kepada orang tua kita.
4. Tema Semangat Memajukan Umat
Hari ini kaum muslimin di segenap penjuru bumi menunaikan Idulfitri. Dengan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid serta salat idulfitri.Begitu indah ibadah Ramadan. Kita serasa akrab dengan amal saleh, jauh dari dosa. Kita tersadar setelah tadinya lalai, bangun setelah tadinya terlelap, dan seakan kita hadir setelah tadinya menghilang. Salat malam kita, shadaqah kita, tadarus Al-Qur’an kita, semangat kita memakmurkan masjid serta upaya upaya kita mengasihi sesama. Ramadan benar benar kita jadikan sebagai bulan menuju takwa.
Jangan sampai menimpa kita, perumpamaan orang yang menata bata demi bata hingga berwujud bangunan yang indah dan megah, namun tiba tiba dia sendiri yang merobohkannya.
Nasihat kedua, adalah agar kita mengiringi perbuatan salah dengan amal saleh, dengan kebaikan. Sebagaimana kita tahu, manusia memiliki potensi salah dan lupa. Tetapi Apabila terlanjur berbuat salah, maka terus bertaubat.
Pesan yang ketiga, adalah senantiasa berakhlak yang mulia dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Dalam ajaran Islam keimanan dan ketakwaan haruslah membuahkan akhlak yang mulia.
Dalam suasana kehidupan yang dilanda krisis moral maka sangat penting dan menentukanya ajaran tentang pencerahan akhlak mulia ini, dalam perkataan, sikap, dan perbutan utama. Islam dengan tegas mengajarkan nilai-nilai amanah, adil, ihsan, kasih sayang, dan akhlak mulia lainnya.
Di era kehidupan yang terbuka seperti sekarang ini, yang salah satunya ditandai peran media sosial secara masif, maka iman dan akhlak mulia benteng kita. Media sosial selain bermanfaat sebagai media interaksi yang cepat dan mudah, pada saat yang sama menjadikan penggunanya seolah bebas komentar apa saja. Sering kita temui ujaran perseteruan, kebencian, permusuhan, saling hujat, dan hoaks menjadi hal biasa di media daring tersebut. Tanpa dilandasi akhlak mulia, Medsos bisa mengakibatkan hubungan sosial jadi lebih keras sehingga hilang keadaban, hilang pula rasa damai dan ketenteraman.
Idulfitri harus kita jadikan sebagai momentum untuk menghidupkan kembali nilai nilai utama kehidupan, nilai nilai akhlak mulia. Menghidupkan kembali kasih sayang, saling menghormati sesama dan menjaga persatuan. Dengan senantiasa menerapkan akhlak mulia dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan berbangsa maka sesungguhnya kita telah menampilkan cara berislam yang mencerahkan dan memajukan. Bahwa akhlak mulia adalah citra diri setiap muslim, karena sesungguhnya akhlak mulia tidak bisa dipisahkan dengan keimanan dan ketaqwaan.
Marilah kita memohon kepada Allah semoga kita senantiasa diberi hidayah, sehingga di dalam menghadapi hidup yang semakin sulit ini kita tetap menjalani dengan benar. Kita berdoa Semoga Allah menerima seluruh amal kita dan mengampuni dosa dosa kita. Kita berdoa agar saudara saudara kita di Palestina dan berbagai belahan dunia yang kondisinya tidak menyenangkan, diberi keringanan dan pertolongan Allah.
5. Tema Kembali Suci dengan Silaturahmi
Idulfitri bukan sekadar hari perayaan. Idul Fitri bukan hanya tentang pakaian dan berbagai aneka hidangan. Idulfitri bukan hanya pergi jalan-jalan menuruti keinginan. Idul Fitri ini adalah momentum menguatkan tekad baja, menjadi hamba Allah yang patuh pada perintahNya dan sekuat tenaga meninggalkan segala yang dilarang Allah swt.Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Surat Ali Imran ayat 133).
“(Yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Surat Ali Imran ayat 134).
Dari ayat ini kita diingatkan cara untuk menyucikan jiwa. Langkah pertama untuk meraihnya adalah berdasarkan ayat Al-Imran 133. Kita diperintahkan untuk bersegera meraih ampunan dan surga-Nya. Seraya menyadari bahwa kuasa Allah begitu luas bagi kita. Seluas surga yang Ia sediakan bagi orang-orang yang bertakwa.