Konsep Ketenangan Hati Abu Nawas

Rabu, 06 Mei 2020 - 02:37 WIB
loading...
Konsep Ketenangan Hati Abu Nawas
Sebenarnya batas sempit dan luas itu tertancap dalam pikiranmu. Kalau engkau selalu bersyukur atas nikmat dari Tuhan maka Tuhan akan mencabut kesempitan dalam hati dan pikiranmu. llustrasi/Ist
A A A
Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad (806-814 M). Cerita berikut dinukil dari Kisah Seribu Satu Malam. ( )

Sudan lama Abu nawas tidak dipanggil ke istana untuk menghadap Baginda. Abunawas juga sudah lama tidak muncul di kedai teh. Kawan-kawan Abunawas banyak yang merasa kurang bergairah tanpa kehadiran Abu Nawas. Tentu saja keadaan kedai tak semarak karena Abu Nawas si pemicu tawa tidak ada.

Suatu hari ada seorang laki-laki setengah baya ke kedai teh menanyakan Abu Nawas. la mengeluh bahwa ia tidak menemukan jalan keluar dari masalah pelik yang dihadapi.

Salah seorang teman Abu Nawas ingin mencoba menolong. "Cobalah utarakan kesulitanmu kepadaku barang-kali aku bisa membantu," kata kawan Abu Nawas.

"Baiklah. Aku mempunyai rumah yang amat sempit. Sedangkan aku tinggal bersama istri dan kedelapan anak-anakku. Rumah itu kami rasakan terlalu sempit sehingga kami tidak merasa bahagia," kata orang itu membeberkan
kesulitannya.

Kawan Abu Nawas tidak mampu memberikan jalan keluar, juga yang lainnya. Sehingga mereka menyarankan agar orang itu pergi menemui Abu Nawas di rumahnya saja.

Orang itu pun pergi ke rumah Abu Nawas. Dan kebetulan Abu Nawas sedang mengaji. Setelah mengutarakan kesulitan yang sedang dialami, Abu Nawas bertanya kepada orang itu.

"Punyakah engkau seekor domba?"

"Tidak tetapi aku mampu membelinya, "jawab orang itu.

"Kalau begitu belilah seekor dan tempatkan domba itu di dalam rumahmu," Abu Nawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah. la langsung membeli seekor domba seperti yang disarankan Abu Nawas.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. "Wahai Abu Nawas, aku telah melaksanakan saranmu, tetapi rumahku bertambah sesak. Aku dan keluargaku merasa segala sesuatu menjadi lebih buruk dibandingkan sebelum tinggal bersama domba," kata orang itu mengeluh.

"Kalau begitu belilah lagi beberapa ekor unggas dan tempatkan juga mereka di dalam rumahmu," saran Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung membeli beberapa ekor unggas yang kemudian dimasukkan ke dalam rumahnya. Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi ke rumah Abu Nawas.

"Wahai Abu Nawas, aku telah melaksanakan saran-saranmu dengan menambah penghuni rumahku dengan beberapa ekor unggas. Namun begitu aku dan keluargaku semakin tidak betah tinggal di rumah yang makin banyak penghuninya. Kami bertambah merasa tersiksa," kata orang itu dengan wajah yang semakin muram.

"Kalau begitu belilah seekor anak unta dan peliharalah di dalam rumahmu," kata Abu Nawas menyarankan.

Orang itu tidak membantah. la langsung ke pasar hewan membeli seekor anak unta untuk dipelihara di dalam rumahnya.

Beberapa hari kemudian orang itu datang lagi menemui Abu Nawas. la berkata, "Wahai Abu Nawas, tahukah engkau bahwa keadaan di dalam rumahku sekarang hampir seperti neraka. Semuanya berubah menjadi lebih mengerikan dari pada hari-hari sebelumnya. Wahai Abu Nawas, kami sudah tidak tahan tinggal serumah dengan binatang-binatang itu," kata orang itu putus asa.

"Baiklah, kalau kalian sudah merasa tidak tahan maka juallah anak unta itu," kata Abu Nawas.

Orang itu tidak membantah. la langsung menjual anak unta yang baru dibelinya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3457 seconds (0.1#10.140)