4 Alasan Mengapa Manusia Takut Mati

Rabu, 07 Oktober 2020 - 15:16 WIB
loading...
4 Alasan Mengapa Manusia Takut Mati
Ustaz Saeful Huda (pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Semarang) menyampaikan tausiyahnya beberapa waktu lalu. Foto/Ist
A A A
Pada umumnya manusia tidak suka bahkan sangat takut pada kematian (Al-Maut). Mereka membayangkan kematian sebagai peristiwa yang amat tragis dan mengerikan. ( )

Pengasuh Pondok Pesantren Sultan Fatah Ustaz Saeful Huda menjelaskan beberapa alasan mengapa manusia takut pada kematian . Ustaz Saeful menukil perkataan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Mizan Al-'Amal. Disebutkan ada empat alasan mengapa manusia takut terhadap kematian , yaitu:

1. Karena ingin bersenang-senang dan menikmati hidup ini lebih lama lagi.

2. Tidak siap berpisah dengan orang-orang yang dicintai, termasuk harta dan kekayaannya yang selama ini dikumpulkannya dengan susah payah.

3. Karena tidak tahu keadaan mati nanti seperti apa.

4. Karena takut pada dosa-dosa yang selama ini ia lakukan.

Alhasil, manusia takut karena ia tidak pernah ingat kematian dan tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyambut kehadirannya. Padahal kematian adalah awal mula untuk memasuki kehidupan yang kekal yaitu akhirat.

Manusia, kata Imam Ghazali , biasanya ingat kematian hanya kalau tiba-tiba ada jenazah lewat di depannya. Seketika itu, ia membaca kalimat istirja': ''Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.''

Namun, istirja' yang dibaca itu hanyalah di mulut saja. Ia tidak memahami hakikat secara benar bahwa semua manusia akan kembali kepada Allah Ta'ala. (Baca Juga: Beginilah Keadaan Manusia di Alam Kubur, Jangan Abaikan 4 Amalan Ini)

Lalu, bagaimana cara agar tidak takut kematian?
Agar tidak alergi dan fobia dengan kematian , menurut Imam Al-Ghazali, manusia harus sering-sering ingat kematian sebagaimana sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم, ''Perbanyaklah olehmu mengingat kematian , si penghancur segala kesenangan duniawi.'' (HR Ahmad).

Menurut Imam Al-Ghazali, ingat kematian akan menimbulkan berbagai kebaikan. Di antaranya, membuat manusia tidak sibuk dalam mengejar pangkat dan kemewahan dunia. Ia bisa menjadi legowo (qona'ah) dengan apa yang dicapainya sekarang, serta tidak akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisi pribadinya.

Kebaikan lain, manusia bisa lebih terdorong untuk bertobat alias berhenti dari dosa-dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil. Lalu, kebaikan berikutnya, manusia bisa lebih giat dalam beribadah dan beramal saleh sebagai bekal untuk kebaikannya di akhirat kelak.

Dengan berbagai kebaikan ini, orang-orang tertentu seperti kaum sufi tidak takut dan tidak gentar menghadapi kematian . Mereka justru merindukannya, karena hanya lewat kematian mereka dapat mengggapai kebahagiaan yang sebenar-benarnya, yaitu berjumpa dengan Allah Ta'ala dalam ridha-Nya.

Inilah anugerah dan kabar gembira dari Allah kepada mereka sebagaiman firman-Nya:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ


''Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun kepada mereka seraya berkata, 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu'.'' (QS Fushshilat: 30).

( )

Semoga Bermanfaat
Ponpes Sultan Fatah Semarang
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1839 seconds (0.1#10.140)