Jalan Kesuksesan : Fokuskan Hati untuk Menuju Allah Ta'ala

Kamis, 08 Oktober 2020 - 18:27 WIB
loading...
Jalan Kesuksesan : Fokuskan...
Muslimah, selagi setiap pagi dan petang hasrat seorang hamba hanya tertuju kepada Allah semata, maka Allah akan menanggung semua kebutuhannya, menanggung semua keinginannya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Manusia tentunya ingin meraih sukses di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Namun, keinginan itu akan menjadi angan-angan kosong jika manusia tidak menjalankan ketakwaan di sisi Allah Ta'ala. Siapa pun yang berpaling dari ubudiyah kepada Allah, dari kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka dia diuji dengan penyembahan kepada makhluk dan pengabdian kepada mereka.

Artinya, jika seseorang bertakwa dia akan sukses. Dan jika ingkar terhadap syariat Allah, maka akan rugi. Jadi, siapa pun yang berpaling dari ubudiyah kepada Allah, dari kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka dia diuji dengan penyembahan kepada makhluk dan pengabdian kepada mereka.

(Baca juga : Hikmah Dibalik Larangan Berbisik Antara Dua Orang ketika Sedang Bertiga )

Padahal kesuksesan adalah impian bagi setiap orang. Namun setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang kesuksesan. Ada yang mengartikan kesuksesan dengan banyaknya harta, karier yang cemerlang , pendidikan yang tinggi, dan lain-lain.

Perbedaan persepsi itu mengantarkan para pencari kesuksesan pada titian jalan yang berbeda pula untuk menjemputnya. Menariknya, Allah Ta’ala yang telah menciptakan manusia dan pola pikirnya, membuat sebuah pakem tentang arti kesuksesan hakiki, kesuksesan dalam kehidupan dunia dan akhirat , dan kesuksesan yang jauh dari kata rugi dan kegagalan.

(Baca juga : Pesan Ibnu Qayyim Tentang Mengembangkan Bakat Anak )

Jalan kesuksesan itu telah Allah firmankan dalam satu surat di dalam Al -Qur'an, yaitu surat Al-Ashr.

وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3).

(Baca juga : Para Suami Tirulah Sikap Romantis Umar bin Khattab )

Inilah arti sebuah kesuksesan yang hakiki yang diajarkan oleh Allah Ta’ala, yaitu beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Adapun kesuksesan yang dipahami dengan harta, karier, pendidikan, status sosial, atau hal-hal yang sifatnya duniawi lainnya adalah kesuksesan yang fana (temporary). Kesuksesan yang sifatnya bosan dan menjenuhkan. Hari ini orang menganggap itu kesuksesan, besok bisa jadi ia menjadi orang yang membantah keras kalau kesuksesan dimaknai demikian.

Allah Ta’ala mengawali ayat ini dengan sumpah-Nya, “Demi masa.”. Masa atau waktu adalah siang dan malam, tempat bergulirnya kehidupan manusia, dan tempat berturutnya aktifitas dan amalan mereka. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan bahwa manusia memiliki potensi merugi.

(Baca juga : Ingin Dapur Tetap Ngebul? Pelaku UMKM Harus Cepat Banting Setir ke Bisnis Daring )

Syaikh Nashir as-Sa’di mengatakan, “Kerugian itu memiliki tingkatan: (1) Ada orang yang merugi secara total, yaitu mereka yang merugi di dunia dan akhirat. Tempat yang layak bagi mereka adalah neraka. (2) Ada orang yang merugi secara parsial. Rugi dalam beberapa hal saja dan sukses dalam hal lainnya.

Allah generalisirkan bahwa setiap orang itu (berpotensi) mengalami kerugian, kecuali mereka yang beriman dan memahami apa yang mereka imani itu, beramal saleh, menasihati dalam kebenaran (berdakwah), dan menasihati dalam kesabaran; sabar dalam mengerjakan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan, dan sabar dalam menghadapi takdir Allah. Dengan menyempurnakan empat hal ini seseorang akan mendapatkan kesuksesan (Buku Tafsir as-Sa’di).

(Baca juga : Situs DPR Dibajak Jadi Dewan Pengkhianat Rakyat, Begini Modus Pelaku )

Karenanya, selagi setiap pagi dan petang hasrat seorang hamba hanya tertuju kepada Allah semata, maka Allah akan menanggung semua kebutuhannya, menanggung semua keinginannya, mengosongkan hatinya lalu mengisinya dengan kecintaan kepada-Nya, menjadikan lidahnya berzikir dan anggota tubuhnya taat kepada-Nya.

Jika pagi dan petang hasratnya tertuju ke dunia, maka Allah membebankan kegundahan dan kesusahan dunia kepadanya, mengabaikan dirinya, menyibukkan hatinya untuk mencintai makhluk, menjadikan lidahnya menyebut-nyebut mereka, menjadikan anggota tubuhnya tunduk dan taat kepada mereka, dia mencakar seperti binatang buas yang suka mencakar karena mengabdi kepada orang lain, atau dia seperti alat peniup api yang menggelembung untuk kepentingan orang lain.

(Baca juga : Serangan Terhadap Website DPR-RI sudah Terjadi sejak Senin Malam )

Firman Allah SWT:
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2669 seconds (0.1#10.140)