Ada Keutamaan Bila Menutupi Aib Orang Lain

Kamis, 03 Desember 2020 - 06:37 WIB
loading...
Ada Keutamaan Bila Menutupi Aib Orang Lain
Seorang muslim ketika menemukan aib atau kesalahan seseorang hendaknya kita wajib untuk menutupinya. Hal ini tentu akan mendatangkan kasih saying Allah dan mempererat hubungan persaudaraan. Foto ilustrasi/ist
A A A
Fenomena media sosial (medsos) saat ini, sudah sangat mengkhawatirkan . Banyak kita temukan, hal-hal di luar batas kewajaran dalam penggunaannya. Misalnya saja medsos kerap dijadikan alat untuk membicarakan keburukan orang lain dan menyebarkan kabar yang mengandung aib seseorang , bahkan yang mereka tidak kenal. Diviralkan, akhirnya menyebar luas tak terkendali.

(Baca juga : Perawatan Islami agar Tetap Terlihat Awet Muda )

Medsos juga menjadi alat saling menggunjing, saling hujat dan caci maki . Orang-orang yang melakukannya seperti tidak mengenal dosa, mereka dengan bangga menyebar keburukan tersebut dan dengan mudah menghakimi orang lain menggunakan kata-kata yang tak pantas. Melihat hanya sisi buruk orang tersebut dan menutup mata kebaikannya.

(Baca juga : Syarat dan Adab Berzikir yang Sering Terlewatkan )

Dalam Islam, perilaku membuka dan menyebarkan aib orang lain merupakan suatu perkara yang buruk, bahkan bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. Allah Ta'ala telah memperingatkannya dalam Al-Qur'an:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan aib orang lain; dan janganlah kamu mengumpat sebagian yang lain. Apakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? Maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh karena itu, jauhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al-Hujurat : 12)

(Baca juga: Berakhlak yang Baik Menjadi Pemberat Timbangan )

Kenapa 'aib' begitu antusias dibicarakan orang? Secara istilah, aib merupakan sesuatu yang ada pada diri seseorang yang sifatnya buruk atau tidak menyenangkan. Karena itu, aib adalah suatu hal yang harus ditutup rapat-rapat dan tak boleh disebarkan. Meski bukan sejenis hoaks, namun aib sesuatu yang buruk sehingga tak boleh diketahui orang lain. Sebab hal itu sangat memalukan.

Setiap orang memiliki aibnya masing-masing, untuk itulah Allah memerintahkan untuk menutupi aib diri sendiri dan sesama muslim, seperti tertera pada Surah Al Hujurat tersebut.

(Baca juga : Pesta Gay di Brussels Digerebek, 25 Pria Termasuk Politisi Hongaria Diciduk )

Allah telah menciptakan manusia dengan sempurna, dimana setiap alur kehidupannya Allah sudah tentukan dengan jalannya masing-masing. Terkadang manusia melakukan hal-hal yang tak sepantasnya dilakukan, seperti membuka aibnya sendiri yang sebelumnya telah ditutupi oleh Allah yang Maha baik.

(Baca juga : Nasehat Syaikh Al-Utsaimin Tentang Pakaian Muslimah )

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Setiap umatku dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata: wahai fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu – padahal Allah telah menutupnya- dan di pagi harinya ia membuka tutupan Allah atas dirinya." (HR Bukhari Muslim)

Ibnu Abdil Barr ketika menjelaskan hadis ini dan sejenisnya, menjelaskan : "Dalam hadis ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa ketika seorang muslim melakukan perbuatan yang keji wajib baginya menutupinya, dan begitu juga ia wajib menutupi aib orang lain."

Jadi, seorang muslim dan muslimah wajib menutup aibnya sendiri dan aib orang lain. Dia tak boleh menyebarkan aib tersebut kepada siapapun, termasuk kepada suami atau keluarganya sendiri. Sebuah hadis menceritakan, kisah seorang perempuan yang menemui Aisyah radhiyallahu'anha dan menceritakan sebuah aib yang ia alaminya.

(Baca juga : FPI Tegaskan Tak Terlibat Pengepungan Rumah Orang Tua Mahfud MD )

Dari Maryam binti Thariq meriwayatkan bahwa seorang perempuan menemui Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha. "Wahai Aisyah," kata perempuan itu, "ketika aku sedang pergi haji menuju Baitullah, laki-laki yang menyewakan kendaraan untuk jamaah haji itu sengaja menyentuh betisku…"

Belum selesai kalimat itu, Aisyah langsung menghentikannya, "Sudah, cukup". Aisyah kemudian berpaling dan menyuruh perempuan tersebut keluar. Setelah itu, Ummul Mukminin juga keluar dan mengumpulkan para perempuan mukminah lantas menasehati mereka semua:

"Wahai wanita-wanita mukminah, jika kalian berbuat salah, janganlah sekali-kali menceritakannya kepada orang lain. Mintalah ampunan kepada Allah dan bertaubatlah. Manusia seringkali menginginkan membuka aibnya dan tidak menutupinya. Sedangkan Allah bermaksud menutupinya dan tidak membukanya."

(Baca juga : Penurunan Impor Bisa Ganggu Kapasitas Produksi di Indonesia )

Keutamaan Menutup Aib Orang Lain

Sebagaimana dikatakan dalam hadis Rasulullah tadi, bahwa Allah berjanji akan menutupi aib hamba-Nya, jika ia juga berusaha untuk menutupi aib orang lain. Tak hanya aib orang lain, bahkan aib sendiri saja tak sepantasnya untuk diumbar, karena Allah yang Maha Pengampun sejatinya telah menutupi aib hamba-Nya. Hanya saja terkadang manusia menjadi lalai, sebagaimana hadist berikut.

Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).

(Baca juga : Badan PBB Hapus Ganja dari Kategori Narkoba Paling Berbahaya di Dunia )

Betapa baiknya Allah pada hamba-Nya, bahkan hanya Dia lah yang berhak untuk menutup dan membuka aib kita. Namun, Allah memilih untuk menutup aib hamba-hamba-Nya, sampai manusia sendiri yang akhirnya lalai dan membukanya.

Dalam perkara menutupi aib orang lain, ada 3 keutamaan yang bisa ia dapatkan sebagaimana hadis-hadis berikut:

1. Allah akan menutupi aibnya di akhirat

Keutamaan yang pertama apabila sesorang menutupi aib orang lain adalah, Allah akan menutupi aib orang tersebut di akhirat nanti. Hal ini dijelaskan dalam hadist Rasululullah, beliau bersabda:

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

2. Allah akan tutup aibnya di dunia

Selanjutnya adalah bahwa Allah akan menutupi aib dia di dunia selagi orang tersebut berusaha untuk menutupi aib orang lain. Rasulullah bersabda,

“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah).

(Baca juga : Terungkap, Penyebab Valentino Rossi Terpuruk di MotoGP 2020 )

3. Seperti menghidupkan bayi

Selain itu, saat seseorang berusaha untuk menutupi aib orang lain maka dalam sebuah hadis dikatakan bahwa ia seperti menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.

"Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." (HR Abu Daud).

Lebih daripada ketiga hal tersebut, menutup aib orang lain akan mengantarkan kita masuk ke dalam surganya Allah. Sebagaimana Ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dan ash-Shaghir dengan sanadnya dari Abu Sa'id al-Khudri RA ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melihat aurat (cacat) saudaranya lalu menutupinya kecuali pasti akan masuk surga."

(Baca juga : Relief Bandara Kemayoran, Komitmen PPK Kemayoran Rawat Jejak Sejarah Penerbangan Indonesia )

Setelah mengetahui keutamaan di atas, hendaknya saat kita menemukan aib atau kesalahan seseorang hendaknya kita wajib untuk menutupinya. Hal ini tentu akan mendatangkan kasih saying Allah dan mempererat hubungan persaudaraan.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1577 seconds (0.1#10.140)