Bercermin, Berdialog dengan Diri Sendiri

Jum'at, 04 Desember 2020 - 16:03 WIB
loading...
Bercermin, Berdialog dengan Diri Sendiri
Saat becermin adalah saat yang tepat agar kita dapat mengenal dan menghitung diri. Foto ilustrasi/ist
A A A
Bercermin . Setiap orang pasti senang melakukannya , apalagi kaum perempuan. Saat bercermin, kita merasakan nikmat dan tidak pernah bosan. Sekali pun wajah yang kita lihat di cermin, tetap itu-itu juga. Memang aneh, bahkan hampir pada setiap kesempatan , kita selalu menyempatkan diri untuk becermin. Mengapa demikian?

Kita ingin selalu berpenampilan baik dan sempurna . Sangat tidak ingin terlihat mengecewakan, apalagi kusut masai dan berantakan tidak karuan. Ini semua tidak dapat dimungkiri. Penampilan adalah cermin pribadi kita.

(Baca juga : Memberi Nama Anak yang Disukai Allah Ta'ala )

Orang beriman yang rapi tertib dan bersih, pribadinya juga akan cenderung rapi, tertib dan bersih . Sebaliknya orang yang penampilannya kucel dan berantakan, karakter pribadinya biasanya tidak jauh berbeda. KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym menyebut dalam tausiyahnya di MQ TV, penampilan rapi, tertib, dan bersih itu akan menjadi kebaikan selama niat dan caranya benar. Apa saja niat yang benar itu? Niat agar orang lain tidak terganggu dan terkecewakan. Niat agar orang lain tidak berprasangka buruk , atau juga niat agar orang lain senang dan nyaman dengan penampilan kita.

(Baca juga : Bersikap Jujur dalam Amalan-amalan Hati )

Selain itu yang paling penting ialah karena Allah Ta’ala menyukai penampilan yang indah dan rapi. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, “Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu. Ada seorang yang bertanya, ‘Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, apakah ini termasuk sombong?’ Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Mahaindah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.’” (HR. Muslim).

(Baca juga : Pernikahan Fitnah )

Menurut pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid ini, sebagai seorang muslim kita harus hindari niat untuk menjerumuskan orang lain. Mungkin awalnya mereka akan terpesona pada penampilan kita. Akan tetapi ujung-ujungnya hati mereka menjadi tergelincir dan menimbulkan penyakit. Tentu saja dalam hal ini kita telah menanam saham karena menimbulkan dosa pada orang tersebut.

Hal lain yang sering membuat kita terlena adalah jarang berpikir. Bahwa selama ini kita baru sibuk bercermin topeng belaka. Topeng make up berupa seragam, sorban, atau aksesoris lainnya. Tanpa disadari kita sudah ditipu dan diperbudak topeng buatan kita sendiri.

(Baca juga : Duh, Nagih Piutang Negara Makin Sulit Gegara Pandemi Covid-19 )

Terkadang kita sangat ingin agar orang lain menganggap diri ini lebih dari kenyataan yang sebenarnya. Kita ingin tampak lebih tampan, cantik, kaya atau aneka kelebihan lainnya. Pada akhirnya selain harus bersusah payah agar topeng ini tetap melekat, kita akan dilanda tegang dan selalu was-was.

Mengapa? Karena kita sangat takut bahwa topeng kita akan terbuka dan orang lain tahu siapa kita sebenarnya. Tentu saja tindakan tersebut tidak sepenuhnya salah. Wajar saja kita menutup aib diri sendiri. Adalah satu kesalahan jika kita malah membuka aib diri yang selama ini telah ditutupi oleh Allah Ta’ala.

(Baca juga : KPU Fasilitasi Pasien Covid-19 Gunakan Hak Pilih di Pilkada 2020 )

Hal yang perlu diingat jangan sampai kita terlena oleh topeng itu. Topeng yang kita buat akan membentengi diri kita dari mengenal siapa kita sebenarnya. Kita juga akan mudah terkecoh oleh penampilan luar. Oleh karena itu marilah kita jadikan saat bercermin adalah saat yang tidak hanya disebabkan oleh topeng, akan tetapi yang terpenting ialah bagaimana isinya. Yaitu diri kita sendiri.

(Baca juga : Ahli Epidemi Puji Anies Baswedan yang Terbuka dan Tetap Gembira )

Karena itu, Aa Gym mengajak, berdialoglah dengan diri saat bercermin. Wahai tubuh seperti apa gerangan isi hatimu? Apakah tubuhmu sebagus kata-katamu atau malah sekotor kotoran-kotoran yang melekat di tubuhmu? Apakah hatimu segagah ototmu atau selemah daun-daun yang mudah rontok? Apakah hatimu seindah penampilanmu atau malah sebusuk kotoran-kotoranmu?

(Baca juga : N219 Nurtanio Portotipe 1 yang Diresmikan Jokowi Lulus Uji Terbang )

Saat bercermin adalah saat yang tepat agar kita dapat mengenal dan menghitung diri. Maka Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam pun mencontohkan sebuah doa yang sangat dalam maknanya. “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku.” (HR. Ahmad).

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3815 seconds (0.1#10.140)