Hadis-hadis Tentang Doa Mustajab

Selasa, 15 Desember 2020 - 17:34 WIB
loading...
Hadis-hadis Tentang Doa Mustajab
hakikat doa adalah mengekspresikan kefakiran diri di hadapan Allah dan menundukkan diri terhadap daya dan kekuatan milik-Nya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Ketika kita berdoa, yang paling diharapkan adalah Allah Ta'ala mengabulkan semua permohonan doa kita. Namun terkadang keinginan-keinginan yang dipanjatkan melalui doa-doa masih belum juga terkabulkan. Oleh sebab itu, dalam Islam ada waktu-waktu tertentu yang tepat untuk berdoa agar doanya mustajab dan mudah terkabul.

Istilah doa mustajab pun sering kita dengar. Dalam bahasa Arab doa mustajab disebut dengan ad-Du’a al-Mustajab, atau al-Ad’iyyah al-Mustajabah. Pengertian doa secara bahasa adalah menyeru, memanggil, atau meminta.

(Baca juga : Ummu Ma'bad dan Domba yang Diperah Rasulullah )

Sedangkan pengertian doa secara istilah adalah sebagaimana disebutkan oleh al-Khathabi dalam kitabnya "Sya'nu ad-Du'a",

اسْتِدْعَاءُ الْعَبْدِ مِنْ رَبِّهِ الْعِنَايَةَ وَاسْتِمْدَادُهُ إِيَّاهُ الْمَعُونَةَ

“Permintaan seorang hamba kepada Rabbnya agar mendapatkan bantuan dan pertolongan.” (Sya’nu ad-Du’a, Al-Khathabi, 4)

Menurut al-Khathabi, hakikat doa adalah mengekspresikan kefakiran diri di hadapan Allah dan menundukkan diri terhadap daya dan kekuatan milik-Nya. Doa adalah puncak penghambaan dan ekspresi kehinaan insani, mencakup pula makna pujian kepada Allah dan menyandarkan kedermawanan dan kemurahan hati hanya kepada-Nya.” (Sya’nu ad-Du’a, Al-Khathabi, 4)

(Baca juga : Istri dan Pekerjaan 'Domestik' Rumah Tangga Menurut Syariat )

Sedangkan istilah mustajab adalah isim maf’ul dari kata istajaaba. Artinya, dijawab, diterima, atau dikabulkan. Berbeda jika merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam kamus ini, mustajab artinya dapat dengan mudah (lekas) menyembuhkan; manjur; mujarab. Jadi, sederhananya pengertian doa mustajab adalah doa yang terkabul.

Ada beberapa hadis yang menjelaskan tentang doa mustajab ini. Dirangkum dari beberapa sumber, berikut beberapa hadis tentang doa mustajab ini antara lain:

1. Hadis Abu Said al-Khudhri.

Dari sahabat Abu Sa’id al-Khudhri radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ: إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ، وَإِمَّا أَنْ يَكُفَّ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ بِمِثْلِهَا، قَالُوا: إِذًا نُكْثِرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: اللَّهُ أَكْثَرُ.

“Tidaklah seorang muslim yang berdoa, selama tidak berdoa dengan (bertujuan) dosa dan (ingin) merusak hubungan saudaranya, kecuali Allah mengabulkan dengan disegerakan dikabulkan (sesuai permintaannya), atau Allah simpan kebaikan itu dan diberikannya di akhirat atau Allah ganti dengan menghindarkan keburukan yang sebanding dengan doanya. Sahabat bertanya, ‘Bagaimana kalau kita memperbanyak doa?’ Nabi menjawab, ‘Allah akan lebih banyak mengabulkan’. (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Adab al-Mufrad Li al-Imam al-Bukhari, 1/258)

(Baca juga: Larangan Keras Bagi Seorang Muslim Menerima Perkataan yang Mengadu Domba )

2. Hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَنْصُبُ وَجْهَهُ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي مَسْأَلَةٍ إِلاَّ أَعْطَاهَا إِيَّاه، إِمَّا أَنْ يُعَجِّلَهَا لَهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ.

“Tidaklah seorang muslim meminta suatu permintaan kepada Allah ta’ala kecuali akan Allah kabulkan permintaan itu baik dikabulkan segera atau Allah simpan kebaikan itu dan diberikannya di akhirat.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya, dan dishahihkan oleh Al-Albani)

3. Hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2242 seconds (0.1#10.140)