Pentingnya Berbaik Sangka Kepada Sesama Muslim

Minggu, 03 Januari 2021 - 06:01 WIB
loading...
A A A
Kita tidak mengharamkan benda-benda itu dan benar ada manfaatnya juga. Akan tetapi kita harus tahu batas-batasnya. Banyak orang tidak tahu batas-batasnya.

Ingat bahwa apa yang kita tulis di media sosial itu adalah seperti apa yang kita omongkan. Kalaulah yang kita ucapkan itu ditulis dan masuk dalam buku catatan amal kita, bagaimana pula yang memang kita tulis? Tentunya ini akan kita bawa nantinya ke hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk dipertanggungjawabkan. Setiap kata-kata, setiap tulisan yang kita tuliskan di media sosial itu akan kita pertanggungjawabkan. Maka bijaklah dalam menggunakannya.

(Baca juga: Gelombang ke-12 Kartu Prakerja Siap Dibuka, Pantau Terus )

Tidak semua berita harus kita dengar

Ustadz Abu Ihsan menyarankan, kadang-kadang ada beberapa berita-berita, apalagi itu menyangkut saudara kita, maka harus kita abaikan. Karena kadang-kadang hati ini susah untuk kita kendalikan. Ada saja was-was setan untuk berprasangka buruk terhadap saudara kita itu dari berita yang sampai kepada kita. Hati ini sepertinya terusik untuk mengomentarinya atau ikut campur dalam urusan orang lain.

Maka ingin tahu semua urusan orang lain adalah satu sifat yang buruk. Karena tidak semua yang berkaitan dengan orang lain harus kita ketahui, abaikan saja dan kita tidak perlu mendengar.

(Baca juga: Unik dan Bersejarah Masjid Muhammad Cheng Ho Sriwijaya di Kota Palembang )

Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam juga memerintahkan umat beliau agar menjauhi buruk sangka dan perbuatan-perbuatan buruk lainnya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

“Hati-hati terhadap berprasangka (terlalu baper) karena prasangka itu adalah sedusta-dusta perkataan.”

وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا، وَكُونُوا عِبَادَ الله إِخْوَانًا

“Maka janganlah kalian saling menguping pembicaraan orang lain, memata-matai orang lain, jangan pula berpura-pura menawar barang dengan harga tinggi untuk mempengaruhi pembeli lainnya agar menawar dengan harga yang lebih tinggi lagi, janganlah saling mendengki, saling membenci, saling membelakangi, akan tetapi hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

(Baca juga: Kenali Ragam Manfaat Bawang Putih, Atasi Kolesterol Hingga Hipertensi )

Terkadang kita mencari tahu berita tentang saudara kita, kita telusuri jejak media sosialnya untuk mencari tahu tentang siapa si fulan dan kegiatannya. Kita menyelidiki seseorang ibarat intel menyelidiki seseorang. Pertanyaannya adalah apa perlu seperti itu? Ini seperti kurang pekerjaan.

"Kita melihat masa lalunya, kita temukan hal-hal yang buruk tentangnya lalu kita hakimi dia dan muncul prasangka buruk terhadapnya. Padahal mungkin sekarang sudah tidak seperti itu lagi. Atau mungkin akunnya dibajak orang sehingga muncul hal-hal yang tidak baik di situ, bisa saja. Maka jangan memata-matai suatu kaum,"tandasnya.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1856 seconds (0.1#10.140)