Tidak Menyulitkan Suami dengan Nafkah

Selasa, 19 Januari 2021 - 15:00 WIB
loading...
A A A
Kita kembali kepada masalah asal. Bahwasanya seorang perempuan tidak menyulitkan suami dalam perihal nafkah. Memang kita tahu bersama bahwasanya nafkah adalah wajib atas suami. Memberikan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan seluruh yang diperlukan oleh istri untuk hidupnya. Dan seorang suami bisa menjadi pemimpin di rumah tangga apabila dia memberikan nafkah dengan baik kepada istrinya. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّـهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ…

“Para lelaki pemimpin atas istri-istrinya dengan sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuliakan sebagian lelaki di atas sebagian perempuan dan dengan sebab apa yang sudah disedekahkan oleh suami dari harta-harta mereka dari istri-istri mereka.” (QS. An-Nisa: 34)



Maka berdasarkan dalil dari Al-Qur’an, hadis, ijma’ dan juga logika, bahwa suami wajib menafkahi. Tetapi harus diingat baik-baik, bahwasanya kewajiban menafkahi istri adalah sesuai dengan kelapangan suami. Imam Al-Baghawi di dalam kitab beliau Syarhus Sunnah mengatakan, bahwa Imam Al-Khattabi mengatakan:

في هذا إيجاب النفقة والكسوة لها، وهو على قدر وُسع الزوج

“Di dalam ayat ini dan hadits-hadits tentang wajibnya menafkahi istri, terdapat kewajiban menafkahi dan memberikan pakaian kepada istri sesuai dengan kemampuan suami.”

Ini pendapat yang lebih kuat, bahwa menafkahi istri sesuai dengan kemampuan suami, bukan sesuai dengan kehendak istri.



Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2336 seconds (0.1#10.140)