Berikut Hadis yang Jadi Dasar Salat di Atas Kendaraan

Rabu, 20 Januari 2021 - 14:59 WIB
loading...
Berikut Hadis yang Jadi Dasar Salat di Atas Kendaraan
Ilustrasi/Foto/ Halaltraveling
A A A
KENDARAAN di dalam banyak hadis Nabi SAW sering disebut dengan istilah rahilah (راحلة . Pada kenyataannya, yang dimaksud dengan kendaraan di masa Rasulullah adalah unta. Unta adalah kendaraan yang paling ideal di negeri Arab, selain karena mampu mengangkut manusia dan barang dalam jumlah besar. Unta juga mampu menempuh perjalanan jauh selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

Nabi Muhammad SAW diriwayatkan dalam beberapa hadis pernah salat di atas punggung unta dalam sebuah perjalanan.

Namun, hanya salat sunnah yang beliau kerjakan di atas punggung unta. Bila tiba waktu salat wajib, beliau memilih menghentikan perjalanan untuk salat di atas tanah.

عن جابرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْه قال: ((كان رسولُ اللهِ يُصلِّي على راحلتِه حيثُ توجَّهتْ به - أي في جِهة مَقصدِه - فإذا أراد الفريضةَ نزَلَ فاستقبلَ القِبلةَ))

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Nabi SAW salat di atas kendaraannya menuju ke arah Timur. Namun ketika beliau mau shalat wajib, beliau turun dan shalat menghadap kiblat. (HR Bukhari)

Buku "Sholat di Kendaraan" karya Ustaz Ahmad Sarwat Lc menjelaskan hadits ini adalah hadis shahih yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bukan hanya membolehkan untuk melakukan salat di atas punggung unta, tetapi juga langsung menegaskan bahwa beliau SAW sendiri juga melakukannya.

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW salat di atas kendaraannya, menghadap kemana pun kendaraannya itu menghadap. Namun bila shalat yang fardhu, beliau turun dan salat menghadap kiblat. (HR. Bukhari)

Hadis ini juga sahih, namun dengan tambahan penjelasan bahwa beliau SAW ketika salat di atas punggung unta, tidak menghadap ke arah kiblat, tetapi menghadap ke mana saja arah unta itu berjalan.

Dan yang paling penting, hadis ini juga menegaskan bahwa beliau SAW tidak melakukan salat fardhu yang lima waktu di atas punggung unta.

Salat di atas punggung unta itu hanya manakala beliau melakukan salat sunnah saja. Sedangkan untuk salat fardhu 5 waktu, bila kebetulan beliau sedang dalam perjalanan, beliau kerjakan dengan turun dari untanya, menjejak kaki ke atas tanah, dan tentunya tetap dengan menghadap ke arah kiblat.

Tidak menghadap ke arah mana saja untanya menghadap.

Sesungguhnya Rasulullah SAW melakukan shalat witir di atas untanya. (HR. Bukhari)

Hadis sahih ini juga menjelaskan bahwa ketika Rasulullah SAW melakukan salat witir yang hukumnya sunnah, beliau SAW melakukannya di atas punggung untanya.

Namun memang pernah juga beliau SAW melakukan salat wajib di atas punggung unta, akan tetapi keadaan yang terjadi saat itu memang tidak memungkinkan beliau untuk turun ke atas tanah.

Hal itu terjadi lantaran saat itu sedang terjadi hujan, yang menyebabkan tanahnya menjadi becek atau berlumpur. Sehingga dalam keadaan tertentu memang masih dimungkinkan salat wajib yang dikerjakan di atas punggung unta.

Dari Ya'la bin Umayyah bahwa Nabi SAW melewati suatu lembah di atas kendaraannya dalam keadaan hujan dan becek. Datanglah waktu salat, beliau pun memerintahkan untuk dikumandangkan adzan dan iqamat, kemudian beliau maju di atas kendaraan dan melalukan salat, dengan membungkukkan badan (saat ruku' dan sujud), di mana membungkuk untuk sujud lebih rendah dari membungkuk untuk ruku'. (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi)

Menurut Ustaz Ahmad Sarwat Lc masih banyak lagi hadis-hadis yang lain yang mengisahkan tentang shalat-shalat Rasulullah SAW di atas kendaraan.
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1119 seconds (0.1#10.140)