Rezeki-rezeki yang Sering Dilupakan dan Diabaikan
loading...
A
A
A
Manusia adalah makhluk Allah Ta'ala yang diciptakan paling sempurna dibanding makhluk lainnya di dunia ini. Dari kesempurnaan manusia inilah yang telah dikaruniai dengan badan yang sehat, otak yang cerdas, serta memiliki keimanan dan kemampuan dalam melaksanakan ibadah dengan baik. Untuk melaksanakan segala bentuk aktivitasnya tersebut, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan rezeki kepadanya.
Sayangnya, sebagian besar manusia yang dikaruniai pikiran masih berpendapat bahwa rezeki Allah hanya berupa materi atau dalam bentuk harta saja. Padahal yang harus diketahui oleh manusia adalah rezeki bukan hanya dari materi tetapi rezeki bisa saja dalam bentuk lainnya, seperti mempunyai badan sehat, rezeki memiliki keluarga yang harmonis, dan masih banyak yang lainnya.
Rezeki berarti segala sesuatu yang bermanfaat, berdaya guna bagi setiap makhluk, serta dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan. Rezeki juga berarti anugerah, karunia atau pemberian dari Allah SWT untuk makhluknya. Dengan ungkapan lain adalah rezeki merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang kelangsungan hidup manusia dan mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik lagi.
Allah Ta'ala berfirman :
اَللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ ثُمَّ رَزَقَكُمۡ ثُمَّ يُمِيۡتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيۡكُمۡ ؕ هَلۡ مِنۡ شُرَكَآٮِٕكُمۡ مَّنۡ يَّفۡعَلُ مِنۡ ذٰ لِكُمۡ مِّنۡ شَىۡءٍؕ سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah diantara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.” (QS. Ar-Rum : 40)
Allah memberi banyak rezeki. Setidaknya ada dua rezeki yang Allah berikan bagi manusia, yakni rezeki kasbi dan rezeki wahbi. Rezeki kasbi ialah rezeki yang diperolah dengan cara berusaha dan bekerja, biasanya berikatan dengan harta di dunia. Rezeki yang pertama ini tidak Allah berikan berdasarkan kualitas keimanan seseorang. Siapa yang berusaha, dialah yang dapat.
Rezeki kasbi berasal dari sifat Rahman atau pemberian Allah. Itulah mengapa Allah tidak melihat tingkat keimanan seseorang untuk memberikan rezeki ini. Bahkan orang-orang yang ingkar pada Allah pun masih mendapatkannya. Pada akhirnya juga Allah tidak menilai hamba-Nya berdasarkan harta mereka.
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Sekiranya bobot kenikmatan dunia di sisi Allah seberat sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya seteguk air.” (HR. at-Tirmidzi).
Yang kedua adalah rezeki wahbi. Rezeki ini sering kali datang dari arah yang tidak diduga-duga. Berbeda dengan rezeki kasbi, rezeki kalbi ini berasal dari sifat Rahim atau kasih sayang Allah. Rezeki ini Allah turunkan dengan melihat keimanan dan ketaqwaan hamba-Nya. Bahkan kerap datang tanpa jerih payah.
Allah Ta'ala berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Thalaq: 2-3).
Di samping usaha dan ketakwaan yang harus selalu ditingkatkan, rezeki datang karena kita senantiasa bersyukur pada Allah atas segala pemberian-Nya selama ini.
Allah berfirman,
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Sebagai muslim, hendaknya kita bisa lebih bersyukur pada rezeki-rezeki yang kerap kita abaikan atau bahkan dilupakan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rezeki-rezeki yang kerap dilupakan oleh manusia, di antaranya:
1. Keimanan
Tidak semua manusia terlahir dalam keluarga Muslim. Sementara yang lainnya lebih memilih mengingkari Allah. Rezeki berupa keimanan bukan hanya didapat dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah, melainkan juga ridha-Nya.
Sayangnya, sebagian besar manusia yang dikaruniai pikiran masih berpendapat bahwa rezeki Allah hanya berupa materi atau dalam bentuk harta saja. Padahal yang harus diketahui oleh manusia adalah rezeki bukan hanya dari materi tetapi rezeki bisa saja dalam bentuk lainnya, seperti mempunyai badan sehat, rezeki memiliki keluarga yang harmonis, dan masih banyak yang lainnya.
Rezeki berarti segala sesuatu yang bermanfaat, berdaya guna bagi setiap makhluk, serta dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan. Rezeki juga berarti anugerah, karunia atau pemberian dari Allah SWT untuk makhluknya. Dengan ungkapan lain adalah rezeki merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang kelangsungan hidup manusia dan mengantarkan kepada kehidupan yang lebih baik lagi.
Allah Ta'ala berfirman :
اَللّٰهُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ ثُمَّ رَزَقَكُمۡ ثُمَّ يُمِيۡتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيۡكُمۡ ؕ هَلۡ مِنۡ شُرَكَآٮِٕكُمۡ مَّنۡ يَّفۡعَلُ مِنۡ ذٰ لِكُمۡ مِّنۡ شَىۡءٍؕ سُبۡحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشۡرِكُوۡنَ
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah diantara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.” (QS. Ar-Rum : 40)
Allah memberi banyak rezeki. Setidaknya ada dua rezeki yang Allah berikan bagi manusia, yakni rezeki kasbi dan rezeki wahbi. Rezeki kasbi ialah rezeki yang diperolah dengan cara berusaha dan bekerja, biasanya berikatan dengan harta di dunia. Rezeki yang pertama ini tidak Allah berikan berdasarkan kualitas keimanan seseorang. Siapa yang berusaha, dialah yang dapat.
Rezeki kasbi berasal dari sifat Rahman atau pemberian Allah. Itulah mengapa Allah tidak melihat tingkat keimanan seseorang untuk memberikan rezeki ini. Bahkan orang-orang yang ingkar pada Allah pun masih mendapatkannya. Pada akhirnya juga Allah tidak menilai hamba-Nya berdasarkan harta mereka.
Dalam sebuah hadis dikatakan, “Sekiranya bobot kenikmatan dunia di sisi Allah seberat sayap nyamuk, maka Dia tidak akan memberi minum kepada orang kafir meski hanya seteguk air.” (HR. at-Tirmidzi).
Yang kedua adalah rezeki wahbi. Rezeki ini sering kali datang dari arah yang tidak diduga-duga. Berbeda dengan rezeki kasbi, rezeki kalbi ini berasal dari sifat Rahim atau kasih sayang Allah. Rezeki ini Allah turunkan dengan melihat keimanan dan ketaqwaan hamba-Nya. Bahkan kerap datang tanpa jerih payah.
Allah Ta'ala berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Thalaq: 2-3).
Di samping usaha dan ketakwaan yang harus selalu ditingkatkan, rezeki datang karena kita senantiasa bersyukur pada Allah atas segala pemberian-Nya selama ini.
Allah berfirman,
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ لَشَدِيۡدٌ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Sebagai muslim, hendaknya kita bisa lebih bersyukur pada rezeki-rezeki yang kerap kita abaikan atau bahkan dilupakan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut rezeki-rezeki yang kerap dilupakan oleh manusia, di antaranya:
1. Keimanan
Tidak semua manusia terlahir dalam keluarga Muslim. Sementara yang lainnya lebih memilih mengingkari Allah. Rezeki berupa keimanan bukan hanya didapat dengan cara selalu mendekatkan diri kepada Allah, melainkan juga ridha-Nya.