Sudahkan Kita Melakukan Wudhu dengan Benar?
loading...
A
A
A
Dalam wudhu, kaki harus dibasuh secara merata sampai mata kaki. Dalilnya firman Allah,
وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)
Juga berdasar hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan Aisyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ
“Celaka dan diancam neraka tumit-tumit (yang tidak dibasuh).” (HR. Muslim, no. 241)
5. Tertib dan berurutan
Dalam Al-Qur'an, Allah ‘Azza wa Jalla menyebutkan gambaran wudhu secara berurutan. Mana bagian yang harus didahulukan, dan mana bagian yang harus diakhirkan. Oleh sebab itu, wudhu harus dilakukan secara berurutan sesuai dengan petunjuk dari Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
“Aku memulai wudhu ini sebagaimana diajarkan Allah.” (HR. Muslim)
6. Melakukan wudhu dengan sempurna
Wudhu harus dilakukan dengan sempurna hingga tidak ada satu bagian yang wajib dibasuh yang tertinggal. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab, bahwa suatu ketika ada seseorang yang berwudhu namun ada bagian tumit yang belum terbasahi air seluas kuku. Kejadian ini dilihat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda,
“Ulangi, berwudhulah dengan sempurna!” Lalu orang itu mengulangi wudhunya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan bahwa suatu ketika nabi melihat seseorang yang sedang salat. Namun ada bagian punggung kakinya yang belum terbasahi air kira-kira seluas uang dirham. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah agar dia mengulang wudhunya, baru kemudian salat. (HR. Abu Dawud)
Wallahu A'lam
وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6)
Juga berdasar hadis Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan Aisyah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلْأَعْقَابِ مِنَ النَّارِ
“Celaka dan diancam neraka tumit-tumit (yang tidak dibasuh).” (HR. Muslim, no. 241)
5. Tertib dan berurutan
Dalam Al-Qur'an, Allah ‘Azza wa Jalla menyebutkan gambaran wudhu secara berurutan. Mana bagian yang harus didahulukan, dan mana bagian yang harus diakhirkan. Oleh sebab itu, wudhu harus dilakukan secara berurutan sesuai dengan petunjuk dari Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
“Aku memulai wudhu ini sebagaimana diajarkan Allah.” (HR. Muslim)
6. Melakukan wudhu dengan sempurna
Wudhu harus dilakukan dengan sempurna hingga tidak ada satu bagian yang wajib dibasuh yang tertinggal. Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab, bahwa suatu ketika ada seseorang yang berwudhu namun ada bagian tumit yang belum terbasahi air seluas kuku. Kejadian ini dilihat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda,
“Ulangi, berwudhulah dengan sempurna!” Lalu orang itu mengulangi wudhunya.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud disebutkan bahwa suatu ketika nabi melihat seseorang yang sedang salat. Namun ada bagian punggung kakinya yang belum terbasahi air kira-kira seluas uang dirham. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintah agar dia mengulang wudhunya, baru kemudian salat. (HR. Abu Dawud)
Wallahu A'lam
(wid)