Begini Kelakuan Nashruddin Agar Keledainya Bisa Lari Lebih Cepat Lagi
loading...
A
A
A
Berikut Canda Ala Sufi dinukil dari terjemahan Muhdor Assegaf dari karya Nashruddin dengan judul asli Nawadhir Juha al-Kubra.
Lihat, Bagaimana Dia Lari Sebelum Kuberi Ter
Suatu ketika, Nashruddin pergi ke sebuah tempat pembuatan kapal. Di sana, dia melihat orang-orang sedang menyalakan api untuk mengecat dan memperindah sebuah kapal.
Nashruddin pun bertanya pada mereka, "Apa yang sedang kalian lakukan?"
Mereka menjawab, "Kami sedang membuat sebuah kapal; kami mengecatnya dengan ter agar dia dapat berjalan dengan cepat."
Tak lama kemudian, Nashruddin pulang. Sesampainya di rumah, dia mengikat keledainya dengan sebuah rantai dan menyalakan api untuk mengecat kuku-kukunya dengan ter, agar dia dapat berjalan cepat seperti yang mereka lakukan pada kapal itu.
Begitu sang keledai melihat apa yang sedang dilakukan Nashruddin, dia memberontak hingga rantai pengikatnya putus. Dia lalu lari dengan cepat karena ketakutan. Melihat keledainya lari dengan cepat, Nashruddin pun befteriak, "Wahai manusia, lihatlah, bagaimana dia melompat dan lari sebelum aku memberinya ter pada kukukukunya."
Bersama Orang Berusia Dua Puluh Tahun
Beberapa orang bertanya pada Nashruddin, "Apakah dalam usia seratus tahun, seseorang masih dapat punya anak?"
Nashruddin menjawab, "Ya, jika dia selalu bersama dengan orang yang berusia dua puluh tahun."
Mengenalnya Sejak Bayi
Suatu ketika, mantel tetangga Nashruddin dicuri orang. Beberapa hari kemudian, mantel itu ditemukan berada di tangan seseorang. Setelah pemilik mantel itu mengadukannya kepada hakim, dia memanggil Nashruddin untuk dijadikan saksi.
Hakim bertanya pada Nashruddin, "Apakah kau tahu bahwa mantel itu milik orang ini?"
Nashruddin menjawab, "Ya, aku mengenalnya sejak dia masih bayi, mantel itu tetap di tangannya hingga dia dewasa."
Lihat, Bagaimana Dia Lari Sebelum Kuberi Ter
Suatu ketika, Nashruddin pergi ke sebuah tempat pembuatan kapal. Di sana, dia melihat orang-orang sedang menyalakan api untuk mengecat dan memperindah sebuah kapal.
Nashruddin pun bertanya pada mereka, "Apa yang sedang kalian lakukan?"
Mereka menjawab, "Kami sedang membuat sebuah kapal; kami mengecatnya dengan ter agar dia dapat berjalan dengan cepat."
Tak lama kemudian, Nashruddin pulang. Sesampainya di rumah, dia mengikat keledainya dengan sebuah rantai dan menyalakan api untuk mengecat kuku-kukunya dengan ter, agar dia dapat berjalan cepat seperti yang mereka lakukan pada kapal itu.
Begitu sang keledai melihat apa yang sedang dilakukan Nashruddin, dia memberontak hingga rantai pengikatnya putus. Dia lalu lari dengan cepat karena ketakutan. Melihat keledainya lari dengan cepat, Nashruddin pun befteriak, "Wahai manusia, lihatlah, bagaimana dia melompat dan lari sebelum aku memberinya ter pada kukukukunya."
Bersama Orang Berusia Dua Puluh Tahun
Beberapa orang bertanya pada Nashruddin, "Apakah dalam usia seratus tahun, seseorang masih dapat punya anak?"
Nashruddin menjawab, "Ya, jika dia selalu bersama dengan orang yang berusia dua puluh tahun."
Mengenalnya Sejak Bayi
Suatu ketika, mantel tetangga Nashruddin dicuri orang. Beberapa hari kemudian, mantel itu ditemukan berada di tangan seseorang. Setelah pemilik mantel itu mengadukannya kepada hakim, dia memanggil Nashruddin untuk dijadikan saksi.
Hakim bertanya pada Nashruddin, "Apakah kau tahu bahwa mantel itu milik orang ini?"
Nashruddin menjawab, "Ya, aku mengenalnya sejak dia masih bayi, mantel itu tetap di tangannya hingga dia dewasa."
(mhy)