Bukan Kisah Nyata? Dua Malaikat Minum Khamr, Berzina, Lalu Membunuh Bayi

Minggu, 21 Februari 2021 - 14:03 WIB
loading...
Bukan Kisah Nyata? Dua...
Ilustrasi/Ist
A A A
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ Fatawa menulis seandainya sebagian masyarakat umum yang mendengar hadis dari tukang cerita dan aktivis dakwah , atau dia membaca hadis, yang baginya adalah populer, maka bukanlah hal itu menjadi patokan sama sekali.

"Betapa banyak hadis-hadis yang populer di masyarakat umum, bahkan di kalangan para ahli fiqih , kaum sufi , ahli filsafat dan sebagainya, lalu menurut pandangan ahli hadis ternyata hadis tersebut adalah tidak ada asalnya, dan mereka menegaskan hadis tersebut palsu”.

Salah satu kisah yang menarik yang disebut-sebut bersumber dari hadis namun diragukan kebenarannya adalah kisah kemaksiatan dua malaikat: Harut dan Marut . Begini Kisahnya:



Ketika Allah Taala menurunkan Adam ke bumi maka para malaikat berkata: “Wahai Rabb Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”

Allah Taala berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Para malaikat berkata: “Wahai Rabb kami kami lebih taat kepada-Mu dibandingkan dengan anak Adam”.

Allah Taala berfirman kepada para malaikat: “Pilihlah dua malaikat yang akan Aku turunkan ke muka bumi dan kita lihat apa yang diperbuat keduanya”.

Para malaikat berkata: “Harut dan Marut”.

Maka Harut dan Marut diturunkan ke bumi dan ditampakkan bagi keduanya Zuhroh sebagai wanita yang cantik, maka datanglah keduanya kepada Zuhroh dan meminta Zuhroh (agar berzina dengan keduanya).

Zuhroh berkata: “ Tidak, demi Allah sampai kalian berdua mengucapkan kalimat kesyirikan.”



Kedua malaikat itu mengatakan: “Tidak, demi Allah kami tidak akan berbuat kesyirikan terhadap Allah selama-lama nya.” Pergilah Zuhroh dari keduanya, kemudian dia kembali sambil membawa seorang bayi, maka kembalilah keduanya minta kepada Zuhroh agar menyerahkan dirinya kepada keduanya, maka Zuhroh berkata:

“Tidak, demi Allah sampai kalian berdua membunuh bayi ini”, maka keduanya berkata:“Tidak, kami tidak akan membunuhnya selama-lamanya”, maka pergilah Zuhroh dan kembali lagi sambil membawa segelas khamr, maka kembalilah keduanya minta diri Zuhroh yang dijawab dengan perkataannya:

“Tidak, demi Allah sampai kalian berdua meminum khamr ini.”

Maka keduanya meminum khamr tersebut sampai mabuk dan berzina dengan Zuhroh serta membunuh bayi tersebut. Ketika keduanya siuman maka berkata Zuhroh: “Demi Allah tidak ada satupun dari perbuatan yang sebelumnya kalian enggan melakukan padaku melainkan telah kalian lakukan ketika kalian berdua dalam keadaan mabuk”.

Maka keduanya disuruh memilih antara azab dunia dan akhirat, maka keduanya memilih azab dunia.

Kisah ini di dalamnya mengandung cerita yang menunjukkan kedurhakaan dua malaikat kepada Allah SWT. Lalu, benarkah kisah ini?

Derajat Kisah
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya berjudul "Waspada Terhadap Kisah-kisah tak Nyata" menyebutkan ada tiga riwayat yang marfu’ (sampai kepada Nabi) tentang kisah ini.

Kesimpulannya seperti dikatakan oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir : “Kisah Harut dan Marut ini diriwayatkan dari beberapa tabi’in seperti Mujahid, Suddi, Hasan Al-Bashri, Qotadah, Abul Aliyah, Zuhri, Rabi’ bin Anas, Muqotil bin Hayyan dan lain lain, dan dibawakan oleh banyak penulis tafsir dari kalangan terdahulu dan belakangan.

Kesimpulannya, perincian mendetail dari kisah ini kembali kepada berita Israailiyyat (bani Israil), karena riwayat ini tidak ada sama sekali dalam hadis marfu’ yang bersambung sanadnya dari Rasulullah SAW Ash-Shodiqul Mashduq yang tidak pernah berucap dari hawa nafsunya.

Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi mengutip Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Ushulun fi Tafsir menjelaskan Israiliyyat adalah kabar-kabar yang dinukil dari bani Israil, baik dari kaum Yahudi dan itu yang terbanyak atau dari kaum Nashoro. Hukum Israiliyyat terbagi menjadi tiga macam:

a. Apabila disetujui oleh Islam dan diakui kebenarannya, maka hal itu berarti benar.

b. Apabila diingkari oleh Islam dan diakui kedustaannya, maka hal itu bathil.

c. Apabila tidak disetujui dan tidak diingkari, maka kita diam, tidak membenarkan dan tidak mendustakan..

Kembali ke kisah Harut dan Marut. Dhohir konteks Al-Qur’an adalah menyebutkan kisah ini dengan global dan tanpa berpanjang lebar, maka kita beriman kepada apa yang datang dalam Al-Qur’an sesuai yang dikehendaki Allah. Allah yang lebih tahu tentang hakekatnya”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 1/178-179. Lihat juga Silsilah adh-Dho’ifah al-Albani: 170).

Sementara itu, Syaikh Abdurrahman bin Yahya Al-Mu’alllimy berkata: “Asal kisah ini -Wallahu A’lam- dari berita Israailiyyaat yang dibawakan sebagian sahabat dari Ahli Kitab, tetapi sebagian perawi berbuat kesalahan dengan menjadikannya dari Nabi SAW. Maka riwayat-riwayat yang kuat dari kisah ini tidak keluar dari dua kemungkinan: Bisa jadi dari perkataan sahabat atau tabi’in, dan bisa jadi dari kesalahan perawinya". (Lihat Ta’liq atas Al-Fawaid Al-Majmu’ah hal. 492 no: 2.)



Tinjauan Dari Segi Matan
Matan kisah inipun munkar sebagaimana ditegaskan oleh para ulama’. Abu Hatim berkata: “Hadis ini munkar”. ( Lihat ‘Ilalul Hadits 2/96-70). Imam Ahmad juga berkata: “Kisah ini munkar, hanya diriwayatkan dari Ka’ab”.

Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Ini semua lemah dan jauh sekali kalau muncul dari Ibnu Umar dan yang lainnya dan tidak ada yang shahih satupun. Hal ini juga bertentangan dengan pokok pokok syari’at tentang keadaan para malaikat yang merupakan kepercayaan Allah atas wahyu-Nya dan duta-duta-Nya kepada para rasul, yang malaikat ini tidak pernah durhaka atas perintah Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa saja yang diperintah kan kepada mereka sebagaimana dalam firman Allah SWT:

"Yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6). (Lihat Tafsir Qurtuby 2/52)

Al-Hafizh Ibnu Hazm berkata: “Di antara bukti-bukti yang menunjukkan kebathilan kisah Harut dan Marut ini adalah firman Allah SWT:

"Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar dan ti adalah mereka ketika itu diberi tangguh." (QS Al-Hijr: 8)

Dalam ayat ini Allah memastikan bahwa tidak pernah menurunkan malaikat melainkan dengan Al-Haqq (kebenaran), sedangkan minum khamr, berzina, membunuh jiwa yang diharamkan, dan mengajarkan sihir (yang dilakukan oleh dua malaikat dalam kisah ini) semuanya itu bukanlah termasuk Al-Haqq, bahkan merupakan kebatilan. Dan kita bersaksi bahwa para malaikat tidak pernah turun sama sekali dengan semua perkara yang keji dan kebatilan ini”. (Al-Fishol fil Milal wan Nihal 4/26-27)

Kesimpulan, kisah Harut dan Marut ini adalah kisah yang bathil dari segi riwayat dan dirayah, sehingga tidak boleh memakai kisah ini sebagai tafsir ayat, sabab nuzul, ataupun i’tiqad, Dan kisah ini merupakan salah satu hal yang harus dibersihkan dari kitab-kitab tafsir sesuai dengan tugas setiap muslim untuk membersihkan syari’at Islam dari hal-hal yang mengotorinya. Wallahu A’lam.


(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2825 seconds (0.1#10.140)