Pesan Wapres ke Dai: Cara Berpikir Kunci Utama Maju Mundurnya Peradaban

Minggu, 04 April 2021 - 13:06 WIB
loading...
Pesan Wapres ke Dai: Cara Berpikir Kunci Utama Maju Mundurnya Peradaban
Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menyebut salah satu tantangan para dai di seluruh Indonesia. Salah satunya, menanamkan cara berpikir yang benar sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres ) Ma'ruf Amin menyebut salah satu tantangan para dai di seluruh Indonesia. Salah satunya, menanamkan cara berpikir yang benar sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.

Ma'ruf menyebut para dai saat ini dihadapkan berbagai tantangan kompleksitas masalah yang muncul. Tidak hanya menyangkut masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam, tapi juga berkaitan dengan persoalan pemahaman beragama itu sendiri.

"Rujukan yang harus menjadi pegangan bagi para dai adalah Rasulullah SAW," kata Ma'ruf dalam sambutannya di acara webinar nasional IKADI & BNPT, Minggu (4/4/2021).

Baca juga: Wapres: Ajarkan Islam yang Ramah, Bukan Islam yang Marah

Dia menyampaikan, selain memberikan teladan yang terbaik dari sikap serta perilaku dalam kehidupannya sehari-hari, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya cara berpikir yang benar, sesuai tuntunan Al-Qur'an, yang selanjutnya telah membawa kemajuan peradaban Islam, yang sempat menjadi supremasi peradaban dunia.

"Pelajaran penting yang dapat kita petik dari perjalanan dakwah Rasulullah SAW adalah bahwa cara berpikir adalah kunci utama dari maju mundurnya sebuah peradaban," ujarnya.

Ma'ruf mengatakan, cara berpikir yang diajarkan Rasulullah adalah cara berpikir (manhaj al-fikr) apa yang menjadi sumber terbentuknya peradaban Islam sebagaimana terjadi di era keemasan Islam, yaitu cara berpikir wasathy, yaitu cara berfikir yang moderat, dinamis, tapi tetap dalam koridor manhaji dan tidak ekstrem.

Baca juga: Sel-Sel Terorisme Masih Ada, Wapres Ma'ruf Amin: Terus Waspada

"Cara berpikir yang wasathy bukanlah cara pandang atau cara berpikir yang eksklusif dan sempit serta tidak terbuka terhadap perubahan. Karena itu, para dai harus meneladani cara berpikir Rasulullah SAW dan tidak ikut dalam arus berpikir sempit, seperti fenomena yang muncul belakangan ini," katanya.

(abd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1330 seconds (0.1#10.140)