Kapolda Metro Jaya Beri Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Umat di Masjid Cut Meutia

Kamis, 29 April 2021 - 14:57 WIB
loading...
Kapolda Metro Jaya Beri Bantuan Pemberdayaan Ekonomi Umat di Masjid Cut Meutia
Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran saat mengunjungi Masjid Cut Meutia untuk kerja sama dengan yayasan masjid sekaligus memberikan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi umat.Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kapolda Metro Jaya Irjen Muhammad Fadil Imran mengunjungi Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat. Kunjungan tersebut dalam rangka melakukan kerja sama dengan yayasan masjid sekaligus memberikan bantuan untuk pemberdayaan ekonomi umat .

"Saya mengunjungi Masjid Cut Meutia dalam rangka melakukan kerja sama dengan pihak yayasan sekaligus memberikan bantuan untuk disalurkan ke masjid-masjid sekitar guna pemberdayaan ekonomi umat," ungkap Fadil Imran di sela-sela kunjungannya pada Rabu, 28 April 2021 kemarin.

Fadil menuturkan, bantuan yang diberikan berupa satu ton beras, 300 pcs sajadah serta 250 pcs Al-Quran. "Insya Allah bantuan tersebut akan tiba di masjid pada Kamis (29/4/2021) siang. Semoga bantuan ini bisa berguna dan bermanfaat bagi jamaah masjid Cut Meutia dan masjid-masjid sekitarnya," ujarnya.

Ketua Umum Yayasan Masjid Cut Meutia, Benny Suprihartadi menyambut baik kedatangan serta kerja sama dan pemberian bantuan dari Kapolda Metro Jaya. "Alhamdulillah, Yayasan Masjid Cut Meutia dipercaya oleh Kapolda untuk menjalin kerja sama guna menangkal paham radikalisme yang berkembang saat ini dan memberikan bantuan guna pemberdayaan ekonomi umat," kata Benny Suprihartadi.

Benny menjelaskan secara rinci tentang paham radikalisme. Yaitu, tindakan melakukan perubahan secara cepat dan tidak mengindahkan aturan, dengan cara keras atau brutal. Baca: Ramadhan Ajarkan Saling Mengasihi Antar Sesama, Bukan Arogansi

Penyebab orang melakukan tindakan radikalisme, lanjutnya, biasanya faktor kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan adanya rasa termarjinalkan. Hal ini memudahkan seseorang terkena paham radikalisme. “Semakin orang berpendidikan akan semakin kritis, dan orang yang merasa terpinggirkan, tersisihkan, akan mudah terpengaruh,” ujarnya.

Oleh karena itu, guna mencegah masuknya paham radikalisme diperlukan rasa persaudaraan antar masyarakat. Di antaranya meningkatkan rasa saling menghargai, mempererat persaudaraan, hingga menyosialisasikan tentang kewaspadaan terhadap radikalisme.

“Suku, ras, agama, budaya, dan adat istiadat merupakan kekayaan dan keberagaman dari bangsa Indonesia. Kita harus jaga serta hidup rukun berdampingan. Oleh sebab itu, dasar kerja sama ini guna menjaga sinergitas antara TNI, Polri, pemerintah, elemen-elemen masjid bersama masyarakatlah yang harus tetap kita laksanakan dan terus kita jaga,” terang Benny.

Sebagai penutup, Benny dan Kapolda mengatakan generasi muda perlu pengertian mengenai paham radikalisme, sehingga tidak mudah terprovokasi dan dimasuki paham radikalisme yang keras.
(hab)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2204 seconds (0.1#10.140)