Kiamat Sudah Dekat: Kabar Terbaru dari Makkah di Jazirah Arab

Sabtu, 01 Mei 2021 - 16:57 WIB
loading...
A A A
Kiamat Sudah Dekat: Kabar Terbaru dari Makkah di Jazirah Arab


Daerah Subur
Belum lama ini, akun YouTube Alman Mulyana juga menyiarkan daerah subur tak jauh dari Kota Makkah. Di sana ada kebun sayuran seperti cabai, terong ungu, seledri hingga labu.

Tak itu. Di Arab Saudi juga ada sungai yang mengalirkan air bening. Lokasi sungai ini tersembunyi dan jauh dari perkotaan. Wajar bila dianggap aneh, lantaran aliran sungai yang begitu menyejukkan itu mampu membelah padang pasir yang kering.

"Ini airnya kencang banget ya, Masya Allah Tabarakallah. Itu lihat, Masya Allah. Saya merasa seperti lagi di kampung saya di Subang," ucap Alman.

Kiamat Sudah Dekat: Kabar Terbaru dari Makkah di Jazirah Arab

Ada juga sebuah daerah di Arab Saudi yang amat subur bahkan memiliki sawah. Tempat itu adalah wilayah Asir yang terletak di sisi barat daya Arab Saudi, yang sebagian besar penghuninya adalah suku Asir.

Wilayah yang berbatasan dengan Yaman ini memiliki luas 76.963 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 1,9 juta jiwa. Secara geografis, Asir terletak di dataran tinggi sehingga menerima lebih banyak curah hujan dibanding wilayah lain Arab Saudi. Wilayah ini terletak di ketinggian 3.000 meter dari permukaan laut di Jabal Sawda. Setiap tahun wilayah ini menerima curah hujan 300-500 milimeter.

Di kawasan ini banyak tinggal para petani yang menanam gandum dan buah-buahan. Produksi komoditas pertanian Asir semakin meningkat dengan sistem irigasi modern saat ini.



Arab Saudi juga punya oasis terbesar di dunia, namanya Al-Ahsa. Oasis ini berada di semenanjung Arab bagian timur. Oasis ini masuk ke dalam Warisan Dunia UNESCO sebagai daratan budaya yang berkembang.

Al-Ahsa bisa dikatakan sebagai lahan paling subur dan hijau di Arab Saudi. Di sini tumbuh dengan suburnya 2,5 juta pohon kurma kualitas terbaik, 3 juta pohon palem, lahan pertanian seluas 10.000 hektar yang ditanami ragam sayuran, buah dan bisa ditumbuhi padi.

Dalam bahasa Arab, Al-Ahsa berarti suara air yang mengalir di bawah tanah. Nama ini sangat cocok dengan Oasis Al-Ahsa yang memiliki 150 mata air hangat, dingin, dan panas yang mengalir secara alami di tanahnya.

Al-Ahsa merupakan daratan geokultural yang unik serta contoh luar biasa antara interaksi manusia dengan lingkungannya.

Oasis Al-Ahsa berada sekitar 60 km dari Teluk Arab dan menjadikannya daerah yang paling mudah di akses. Wilayah ini juga mudah dijangkau dari Kota Riyadh yang berjarak sekitar 360 Km dan dari Damman hanya berjarak 250 km.



Tempo Dulu
Buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal menyebutkan jazirah Arab bentuknya memanjang dan tidak parallelogram. Ke sebelah utara Palestina dan padang Syam, ke sebelah timur Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia, ke sebelah selatan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedang ke sebelah barat Laut Merah.

Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dilingkungi lautan, dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia. Panjang semenanjung itu melebihi seribu kilometer, demikian juga luasnya sampai seribu kilometer pula. Wilayah ini sanga tandus. Itu sebabnya, semua penjajah merasa enggan melihatnya. Dalam daerah yang seluas itu sebuah sungaipun tak ada.

Musim hujan yang akan dapat dijadikan pegangan dalam mengatur sesuatu usaha juga tidak menentu. Kecuali daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan yang sangat subur tanahnya dan cukup banyak hujan turun, wilayah Arab lainnya terdiri dari gunung-gunung, dataran tinggi, lembah-lembah tandus serta alam yang gersang. Tak mudah orang akan dapat tinggal menetap atau akan memperoleh kemajuan.

Samasekali hidup di daerah itu tidak menarik selain hidup mengembara terus-menerus dengan mempergunakan unta sebagai kapalnya di tengah-tengah lautan padang pasir itu, sambil mencari padang hijau untuk makanan ternaknya, beristirahat sebentar sambil menunggu ternak itu menghabiskan makanannya, sesudah itu berangkat lagi mencari padang hijau baru di tempat lain.

Tempat-tempat beternak yang dicari oleh orang-orang badwi jazirah biasanya di sekitar mata air yang menyumber dari bekas air hujan, air hujan yang turun dari celah-celah batu di daerah itu. Dari situlah tumbuhnya padang hijau yang terserak di sana-sini dalam wahah-wahah yang berada di sekitar mata air.

Sudah wajar sekali dalam wilayah demikian itu, yang seperti Sahara Afrika Raya yang luas, tak ada orang yang dapat hidup menetap, dan cara hidup manusia yang biasapun tidak pula dikenal. Juga sudah biasa bila orang yang tinggal di daerah itu tidak lebih maksudnya hanya sekadar menjelajahinya dan menyelamatkan diri saja, kecuali di tempat-tempat yang tak seberapa, yang masih ditumbuhi rumput dan tempat beternak.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2467 seconds (0.1#10.140)