Ibnu Katsir: Nuh Adalah Rasul Pertama Bagi Penduduk Bumi

Selasa, 11 Mei 2021 - 04:44 WIB
loading...
A A A
Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang terangan. Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam-diam, maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak anakmu, dan mengadakan kebun kebun untukmu dan mengadakan sungai sungai untukmu.”

Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah? Dan sungguh, Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian). (Nuh:2-14).

Disebutkan pula, bahwa Nuh mengajak mereka ke jalan Allah dengan berbagai cara, siang dan malam, terang terangan dan sembunyi sembunyi, terkadang disertai ancaman (Allah) dan terkadang disertai janji (Allah), namun semua usaha dan dakwah Nabi Nuh itu ditolak, mereka terus saja memilih jalan yang menyimpang, jalan yang sesat, menyembah patung dan berhala, bahkan mereka menabuh genderang permusuhan terhadap Nabi Nuh dimanapun dan kapanpun ia berada, mereka mengejek dan merendahkan orang orang yang ikut beriman bersamanya, mereka mengancam akan memberi hukuman yang berat serta mengusir mereka dari sana. Namun, meskipun mendapatkan berbagai penekanan namun orang orang beriman tetap kukuh dalam keimanan mereka.

Pemuka masyarakat dan pembesar kaum Nabi Nuh berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar benar berada dalam kesesatan yang nyata.”



Namun Nabi Nuh menjawab, “Wahai kaumku! Aku tidak sesat: tetapi aku ini seorang Rasul dari Tuhan seluruh alam,” yakni:Aku tidaklah sesat seperti yang kalian kira, sebaliknya aku berada di jalan yang lurus dan membawa hidayah Allah untuk kalian, karena aku adalah utusan dari Nya, Tuhan semesta alam, Tuhan yang mengatakan pada sesuatu “jadilah” maka “jadilah sesuatu itu”. Nabi Nuh juga berkata, “Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhanku, memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” Inilah tugas yang diemban oleh seorang Rasul, yakni untuk menyampaikan amanat dan nasehat yang diturunkan oleh Allah kepadanya, dan ia adalah orang yang paling mengenal Tuhannya dibanding yang lain.

Namun tetap saja kaumnya tidak mau mendengarkannya, mereka malah berkata, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami menganggap kamu adalah orang pendusta.”

Mereka merasa heran, bagaimana mungkin seorang manusia menjadi utusan Allah. Mereka juga merendahkan, mencaci dan mengejek para pengikutnya. Mereka menganggap bahwa orang orang yang mau mengikutinya hanyalah kaum lemah yang mudah untuk dipengaruhi begitu saja, seperti pernah dikatakan juga oleh Heraklius (Kaisar Romawi) kepada para utusan Nabi #5, “Para pengikut Rasul memang biasanya orang orang yang lemah, sebabnya tidak lain karena mereka tidak memiliki alasan untuk tidak mengikuti kebenaran.” (Shahih Bukhari, Bab Pertama Kali Diturunkannya Wahyu dan Shahih Muslim, Bab Jihad, Bagian:Surat yang Dikirimkan Oleh Nabi Kepada Heraklius untuk Mengajaknya Masuk Islam (1773).
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2239 seconds (0.1#10.140)