MES Gandeng ISYEF Kembangkan Masjid sebagai Sentra Ekonomi Kreatif & Wisata Halal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bekerja sama dengan Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) menggelar talk show bertajuk “Masjid Sebagai Pusat Ekonomi Kreatif dan Wisata Religi''. Talkshow ini diselenggarakan secara virtual Rabu, 26 Mei 2021 sebagai rangkaian dari acara Road to ISYEF 2021 dan Eid Al-Fitr Creative and Tourism (ECT) Expo 2021.
Hadir dalam webinar ini Muhammad Atras Mafazi, Ketua Umum ISYEF-Komite Parekraf MES Pusat, Muhammad Husein, Ketua Remaja Masjid Cut Mutia (RICMA), dan Refan, Executive Masjid Akbar Moed’har Arifin Jawa Timur sebagai narasumber. Ketiga narasumber menyampaikan materi berkaitan dengan optimalisasi masjid sebagai sentra ekonomi kreatif dan wisata halal.
Muhammad Atras Mafazi menyampaikan pentingnya mengoptimalkan potensi masjid sebagai pusat ekonomi kreatif dan wisata religi. “Saya merespons dengan baik langkah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif melalui kolaborasi yang dibangun antara kemenparekraf dan Masjid Istiqlal dalam membangun masjid destinasi wisata religi," ujarnya.
Atras menginginkan Indonesia bisa menjadi pusat wisata religi, ke depan pihaknya akan membentuk masjid-masjid di Indonesia yang menjadi tujuan destinasi wisata dunia bukan lagi Taj Mahal di India ataupun masjid Agung Sheikh Zayed di Uni Emirat Arab. Seharusnya Indonesia bisa karena memiliki masjid-masjid besar seperti Masjid Baiturrahman di Aceh dan Istiqlal di Jakarta.
Atras juga berbagi kisah perjalanan ISYEF selama tiga tahun berjalan dan mengupayakan pengembangan ekonomi berbasis masjid. “Kita sudah menjalankan program yang mendukung wisata berbasis masjid, seperti program Jelajah Masjid Mencari Hikmah (Jama’ah) yang dikemas dalam bentuk review masjid baik dari segi sejarah, keunikan arsitektur, hingga pemberdayaan ekonomi masjid,” ujarnya.
Atras menambahkan, dlam segi ekonomi kreatif ISYEF juga telah mengambangkan media yang berisi konten-konten ekonomi syariah dan bisnis untuk anak muda. Baca: Haedar Nashir Petakan Tantangan Mendasar Pasca-Reformasi
Muhammad Husein, Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) menuturkan, RICMA sudah sejak awal memiliki salah satu fokus dalam pengembangan ekonomi kreatif dari masjid. “Saat ini kita memiliki Ramadhan Jazz Festival (RJF); sebuah konser amal bertemakan jazz yang dipadukan dengan musik Islami. Ini bukan sekedar konser Jazz biasa, tapi berisi musik religi dan terdapat aktivitas dakwah, seperti untuk masuk ke dalam RJF ini harus melakukan donasi terlebih dahulu,” tuturnya.
Walaupun diadakan saat bulan puasa, dipastikan RJF tidak mengganggu ibadah karena dilakukan setelah salat tarawih dan dilaksanakan bukan di masjid tapi di pelatarannya. RJF sendiri menjadi forum belajar bagi remaja masjid untuk mengembangkan diri terutama dalam bidang ekonomi kreatif.
“Dalam pengembangan ekonomi RICMA berkolaborasi dengan ISYEF dengan membentuk ISYEF Point; sebuah coffee shop yang dikelola remaja masjid. Hal tersebut sangat membantu RICMA untuk belajar usaha dan menjadi menjadi secara keuangan organisasi,” tambah Hussein.
Refan, Executive Masjid Akbar Moed’har Arifin Jawa Timur menambahkan, Masjid Moedhar ariffin merupakan contoh masjid destinasi wisata seluas 5 hektare yang mana tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga menyediakan tempat makan, rekreasi hiburan, dan lain-lain.
Rajan menjelaskan, masjid dikelilingi banyak lampu, ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari banyaknya tempat remang-remang di daerah sini. "Saya ingin agar masyarakat lebih tertarik dengan masjid,” ujar Refan.
Dia melanjutkan, saat ini ada 58 orang pengurus masjid yang dipekerjakan secara profesional, tidak sedikit juga yang berasal dari lulusan sarjana dan masih muda. Mereka adalah orang-orang yang siaga untuk 24 jam melayani tamunya Allah. Kedepannya, salah satu masjid destinasi wisata terbesar di Jawa Timur ini akan mengembangkan rumah sakit hingga sekolah di sekitar masjid.
“Program unggulan kami saat ini adalah inovasi kotak infaq melalui serangan darat dan udara, yang mana darat melalui pembesaran lubang kotak amal hingga campaign sedekah secara digital. Kami juga memberikan hadiah umroh untuk jamaah yang rajin sholat di masjid hingga program nikah gratis, ucapnya.
Dengan semangat “Satu masjid, satu komunitas, satu usaha”, ISYEF akan menginisiasi muktamar ekonomi pemuda dan remaja masjid dengan bergandengan tangan bersama RICMA, Masjid Akbar Moed’har Arifin, dan berbagai masjid serta pemangku kepentingan lainnya.
Lihat Juga: Profil Friederich Silaban, Anak Pendeta yang Ditunjuk Soekarno Jadi Arsitek Masjid Istiqlal
Hadir dalam webinar ini Muhammad Atras Mafazi, Ketua Umum ISYEF-Komite Parekraf MES Pusat, Muhammad Husein, Ketua Remaja Masjid Cut Mutia (RICMA), dan Refan, Executive Masjid Akbar Moed’har Arifin Jawa Timur sebagai narasumber. Ketiga narasumber menyampaikan materi berkaitan dengan optimalisasi masjid sebagai sentra ekonomi kreatif dan wisata halal.
Muhammad Atras Mafazi menyampaikan pentingnya mengoptimalkan potensi masjid sebagai pusat ekonomi kreatif dan wisata religi. “Saya merespons dengan baik langkah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif melalui kolaborasi yang dibangun antara kemenparekraf dan Masjid Istiqlal dalam membangun masjid destinasi wisata religi," ujarnya.
Atras menginginkan Indonesia bisa menjadi pusat wisata religi, ke depan pihaknya akan membentuk masjid-masjid di Indonesia yang menjadi tujuan destinasi wisata dunia bukan lagi Taj Mahal di India ataupun masjid Agung Sheikh Zayed di Uni Emirat Arab. Seharusnya Indonesia bisa karena memiliki masjid-masjid besar seperti Masjid Baiturrahman di Aceh dan Istiqlal di Jakarta.
Atras juga berbagi kisah perjalanan ISYEF selama tiga tahun berjalan dan mengupayakan pengembangan ekonomi berbasis masjid. “Kita sudah menjalankan program yang mendukung wisata berbasis masjid, seperti program Jelajah Masjid Mencari Hikmah (Jama’ah) yang dikemas dalam bentuk review masjid baik dari segi sejarah, keunikan arsitektur, hingga pemberdayaan ekonomi masjid,” ujarnya.
Atras menambahkan, dlam segi ekonomi kreatif ISYEF juga telah mengambangkan media yang berisi konten-konten ekonomi syariah dan bisnis untuk anak muda. Baca: Haedar Nashir Petakan Tantangan Mendasar Pasca-Reformasi
Muhammad Husein, Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) menuturkan, RICMA sudah sejak awal memiliki salah satu fokus dalam pengembangan ekonomi kreatif dari masjid. “Saat ini kita memiliki Ramadhan Jazz Festival (RJF); sebuah konser amal bertemakan jazz yang dipadukan dengan musik Islami. Ini bukan sekedar konser Jazz biasa, tapi berisi musik religi dan terdapat aktivitas dakwah, seperti untuk masuk ke dalam RJF ini harus melakukan donasi terlebih dahulu,” tuturnya.
Walaupun diadakan saat bulan puasa, dipastikan RJF tidak mengganggu ibadah karena dilakukan setelah salat tarawih dan dilaksanakan bukan di masjid tapi di pelatarannya. RJF sendiri menjadi forum belajar bagi remaja masjid untuk mengembangkan diri terutama dalam bidang ekonomi kreatif.
“Dalam pengembangan ekonomi RICMA berkolaborasi dengan ISYEF dengan membentuk ISYEF Point; sebuah coffee shop yang dikelola remaja masjid. Hal tersebut sangat membantu RICMA untuk belajar usaha dan menjadi menjadi secara keuangan organisasi,” tambah Hussein.
Refan, Executive Masjid Akbar Moed’har Arifin Jawa Timur menambahkan, Masjid Moedhar ariffin merupakan contoh masjid destinasi wisata seluas 5 hektare yang mana tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga menyediakan tempat makan, rekreasi hiburan, dan lain-lain.
Rajan menjelaskan, masjid dikelilingi banyak lampu, ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari banyaknya tempat remang-remang di daerah sini. "Saya ingin agar masyarakat lebih tertarik dengan masjid,” ujar Refan.
Dia melanjutkan, saat ini ada 58 orang pengurus masjid yang dipekerjakan secara profesional, tidak sedikit juga yang berasal dari lulusan sarjana dan masih muda. Mereka adalah orang-orang yang siaga untuk 24 jam melayani tamunya Allah. Kedepannya, salah satu masjid destinasi wisata terbesar di Jawa Timur ini akan mengembangkan rumah sakit hingga sekolah di sekitar masjid.
“Program unggulan kami saat ini adalah inovasi kotak infaq melalui serangan darat dan udara, yang mana darat melalui pembesaran lubang kotak amal hingga campaign sedekah secara digital. Kami juga memberikan hadiah umroh untuk jamaah yang rajin sholat di masjid hingga program nikah gratis, ucapnya.
Dengan semangat “Satu masjid, satu komunitas, satu usaha”, ISYEF akan menginisiasi muktamar ekonomi pemuda dan remaja masjid dengan bergandengan tangan bersama RICMA, Masjid Akbar Moed’har Arifin, dan berbagai masjid serta pemangku kepentingan lainnya.
Lihat Juga: Profil Friederich Silaban, Anak Pendeta yang Ditunjuk Soekarno Jadi Arsitek Masjid Istiqlal
(hab)