Raja yang Mewakili Rasululullah SAW Saat Menikahi Ummu Habibah

Rabu, 07 Juli 2021 - 10:23 WIB
loading...
A A A
Khalid bin Sa’id bin Ash sebagai wali Ummu Habibah berkata, “Saya terima permintaan Rasulullah SAW dan saya nikahkan Ramlah binti Abi Sufyan yang memberi saya wakalah dengan Rasulullah. Semoga Allah memberkahi rasul dan istrinya.” Selamat atas Ramlah dengan anugerah yang agung tersebut.

Kemudian Najasyi mempersiapkan dua buah kapal untuk mengantarkan Ummul mukminin Ramlah binti Abi Sufyan dan putrinya. Habibah beserta sisa-sisa kaum muslimin yang ada di Habasyah. Sejumlah rakyat Habsyi yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya turut bersama mereka. Mereka rindu untuk berjumpa langsung dengan Rasulullah SAW dan salat di belakang beliau. Rombongan tersebut dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib.

Najasyi juga memberikan hadiah-hadiah kepada Ummu Habibah berupa wewangian mahal milik istri-istrinya, juga beberapa bingkisan untuk Rasulullah SAW, di antaranya ada tiga batang tongkat Habasyah yang terbuat dari kayu-kayu pilihan.

Di kemudian hari, satu tongkat itu dipakai oleh beliau sendiri, dan yang lain dihadiahkan kepada Umar bin Khathab dan Ali bin Abi Thalib .

Bilal selalu membawanya bila berjalan di muka Rasulullah SAW tongkat tersebut juga biasa didirikan di hadapan Nabi (sebagai sutrah) ketika ditegakkan salat. Yakni tatkala tempat-tempat yang tidak ada masjid atau bangunan lainnya atau di dalam perjalanan, dalam salat-salat I’ed dan salat istisqa’.

Pada masa khilafah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Bilal adalah yang memegang tongkat itu. Lalu pada zaman Umar bin Khathab dan Utsman bin Affan, tongkat tersebut beralih ke tangan Sa’ad Al-Qarazhi. Begitu seterusnya setiap pergantian khalifah.

Ada juga hadiah perhiasan-perhiasan, di antaranya ada cincin emas. Nabi SAW menerima tetai tidak dipakai sendiri melainkan diberika kepada Umamah, cucu dari putri beliau, Zaenab, “Pakailah ini wahai cucuku.”

Tidak berselang lama sebelum Fathu Makkah, Najasyi wafat, Rasulullah SAW memanggil para sahabat untuk melakukan salat ghaib. Padahal Rasul belum pernah salat ghaib sebelum wafatnya dan tidak pula setelahnya. Semoga Allah meridhai Najasyi dan menjadikan surga-Nya yang kekal sebagai tempat kembalinya.

Sungguh dia telah menguatkan kaum muslimin di saat mereka lemah, memberikan rasa aman di saat mereka ketakutan dan dia melakukan hal itu semata-mata karena mencari ridha Allah Ta’ala.”
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2346 seconds (0.1#10.140)