Pertama Kalinya, Pengarahan Keamanan Haji Dilakukan Tentara Perempuan
loading...
A
A
A
RIYADH - Abeer al-Rashed menjadi tentara perempuan Arab Saudi pertama yang memberikan pengarahan terkait keamanan untuk penyelanggaraan haji . Demikian laporan Kementerian Media Arab Saudi.
“Konferensi ini akan menjelaskan keamanan, lalu lintas dan rencana organisasi untuk memastikan keselamatan dan keamanan para peziarah sambil juga memfasilitasi kinerja ritual mereka secara damai,” katanya pada konferensi pers Selasa lalu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (15/7/2021).
Al-Rashed pun mendapat sambutan positif di media sosial, baik dari pengguna di Arab Saudi maupun dari seluruh wilayah.
Sejalan dengan inisiatif Visi 2030 Kerajaan, Kementerian Pertahanan Arab Saudi secara resmi membuka rekrutmen militer untuk perempuan pada bulan Februari tahun ini. Kaum perempuan Arab Saudi dimungkinkan untuk mendaftar di Angkatan Darat, Pertahanan Udara, Angkatan Laut, Pasukan Rudal Strategis, dan Pelayanan Medis Angkatan Bersenjata.
Arab Saudi telah memutuskan untuk membatasi haji tahun ini menjadi 60.000 penduduk dan warga negara karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menetapkan aturan dan peraturan untuk musim haji pada awal Juli, menguraikan bahwa pada 5 Juli, siapa pun yang tertangkap berusaha mencapai Masjidil Haram, daerah di sekitarnya, dan tempat-tempat suci, termasuk Mina, Muzdalifah dan Arafat, tanpa izin akan dikenakan denda hampir Rp39 juta.
Pedoman pelaksanaan haji sendiri telah diberlakukan untuk memastikan kepatuhan untuk mencegah penyebaran COVID-19 selama musim haji tahun ini yang akan berlangsung antara 17 dan 22 Juli, menurut Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Tahun lalu, otoritas Arab Saudi hanya mengizinkan sejumlah kecil orang untuk berpartisipasi dalam ibadah haji. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan semua Muslim yang berbadan sehat diwajibkan untuk melakukannya setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka.
Kantor berita Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada hari Selasa mengumumkan sistem kartu pintar digital baru untuk jemaah haji yang akan membawa riwayat medis dan memungkinkan pembelian kebutuhan selama musim haji. Kartu tersebut juga mengidentifikasi titik berkumpul, waktu keberangkatan untuk kunjungan ke tempat-tempat suci, dan memungkinkan pihak berwenang untuk mengirimkan pemberitahuan kepada pemegangnya.
Orang berusia antara 18-65 tahun dan yang telah divaksinasi penuh, menerima vaksin satu dosis setidaknya 14 hari sebelumnya, dan mereka yang telah pulih dari infeksi COVID-19, diizinkan untuk mendaftar haji.
Portal pendaftaran diluncurkan pada 13 Juni.
“Kementerian Haji dan Umrah menegaskan bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan keamanan jemaah,” demikian laporan resmi SPA.
“Konferensi ini akan menjelaskan keamanan, lalu lintas dan rencana organisasi untuk memastikan keselamatan dan keamanan para peziarah sambil juga memfasilitasi kinerja ritual mereka secara damai,” katanya pada konferensi pers Selasa lalu seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (15/7/2021).
Al-Rashed pun mendapat sambutan positif di media sosial, baik dari pengguna di Arab Saudi maupun dari seluruh wilayah.
Sejalan dengan inisiatif Visi 2030 Kerajaan, Kementerian Pertahanan Arab Saudi secara resmi membuka rekrutmen militer untuk perempuan pada bulan Februari tahun ini. Kaum perempuan Arab Saudi dimungkinkan untuk mendaftar di Angkatan Darat, Pertahanan Udara, Angkatan Laut, Pasukan Rudal Strategis, dan Pelayanan Medis Angkatan Bersenjata.
Arab Saudi telah memutuskan untuk membatasi haji tahun ini menjadi 60.000 penduduk dan warga negara karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menetapkan aturan dan peraturan untuk musim haji pada awal Juli, menguraikan bahwa pada 5 Juli, siapa pun yang tertangkap berusaha mencapai Masjidil Haram, daerah di sekitarnya, dan tempat-tempat suci, termasuk Mina, Muzdalifah dan Arafat, tanpa izin akan dikenakan denda hampir Rp39 juta.
Pedoman pelaksanaan haji sendiri telah diberlakukan untuk memastikan kepatuhan untuk mencegah penyebaran COVID-19 selama musim haji tahun ini yang akan berlangsung antara 17 dan 22 Juli, menurut Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Tahun lalu, otoritas Arab Saudi hanya mengizinkan sejumlah kecil orang untuk berpartisipasi dalam ibadah haji. Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan semua Muslim yang berbadan sehat diwajibkan untuk melakukannya setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka.
Kantor berita Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada hari Selasa mengumumkan sistem kartu pintar digital baru untuk jemaah haji yang akan membawa riwayat medis dan memungkinkan pembelian kebutuhan selama musim haji. Kartu tersebut juga mengidentifikasi titik berkumpul, waktu keberangkatan untuk kunjungan ke tempat-tempat suci, dan memungkinkan pihak berwenang untuk mengirimkan pemberitahuan kepada pemegangnya.
Orang berusia antara 18-65 tahun dan yang telah divaksinasi penuh, menerima vaksin satu dosis setidaknya 14 hari sebelumnya, dan mereka yang telah pulih dari infeksi COVID-19, diizinkan untuk mendaftar haji.
Portal pendaftaran diluncurkan pada 13 Juni.
“Kementerian Haji dan Umrah menegaskan bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi selalu mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan keamanan jemaah,” demikian laporan resmi SPA.
(ian)