Gus Baha: Jangan Salah! Punya Istri Galak Itu Berkah
loading...
A
A
A
Jadi, tidak ada hukum sosial yang dibahas detail seperti suami-istri: talaknya dibahas, nikahnya dibahas, proses sosialnya dibahas, mulai selingkuh atau kepincut perempuan lain dibahas, semuanya dibahas.
Termasuk potensi terus-menerus untuk bertengkar. Tapi, kata Allah:
فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Bisa saja watak yang engkau benci dari istri kamu di situ banyak kebaikan. Makanya punya istri cantik tapi judes itu bersyukurlah. Kalau ramah dan semua orang suka mampus kamu.
Hayo kamu milih mana? Istri yang judes atau yang ramah kepada siapa saja? Pilih yang judes tapi bikin kamu jantungan terus mati, atau ramah kepada semua orang, dan ketika dekat dengan pria lain, kamu pun jantungan?
Nggak ada pilihannya. Mbok kiro (kamu kira) hidup itu enak? Apa malah mau milih istri yang jelek? Karena istri yang cantik punya banyak risiko, lantas milih istri yang jelek? Hayo pilih yang mana?
Tiap mau pergi buwoh nggak berani, buwoh itu kunjungan (kondangan) ke acara walimatul ‘ursyi. Kalau punya istri jelek kan nggak berani diajak, akhirnya datang sendiri.
Saya soalnya juga punya teman yang seperti itu. Tiap resepsian tidak pernah datang mengajak istri.
Saya tanya dia, "Kenapa istrimu tidak pernah kamu ajak?"
Jawabannya lucu. "Buat menghilangkan dosanya orang-orang Gus..!" (Hahahaha)
"Lah kenapa?"
"Karena nanti kalau mereka (teman-temannya) lihat, pasti pada ngenyek (mengejek), Gus." (Hahaha)
Sebab, dia ketika mondok itu mlete (sombong). Teman-temannya sudah menunggu masa kejatuhannya. Artinya, kalau teman-temannya pada tahu dia punya istri jelek, pasti pada senang. (Hahaha)
Daripada orang punya dosa menghina, mending tidak diajak, katanya. Makanya kalau ada pria kok datang ke hajatan sendirian, pasti orang saleh dia itu.
Lho emang hidup itu tidak ada pilihannya. Mau pergi ke hajatan dengan istri yang cantik, pria lain pasti melihat, dosa. Ngajak istri jelek bisa membuat orang menghina, ya dosa.
Tapi, kadang kalau istri itu nggak diajak, yang mengundang pun menyalahkan juga. (Hehehe)
"Kok istrinya nggak diajak, sama temannya kok nggak menghargai, datang tidak sekeluarga, gimana maksudnya?"
Yang ngundang pun sama saja, gitu kok ditanyakan. Wes wes hidup itu sudah nggak ada pilihan.
Makanya kadang ketika saya berdoa itu, "Mpun Gusti, sing penting kulo angger urip ngoten mawon, niki kabeh kersane pengeran". (Sudah terserah Allah, yang penting saya ini hidup, selain itu semua kehendak Allah).
Terus kamu pilih mana hukumnya, "Mengajak istri cantik, terus dilihat orang jadi dosa. Atau, mengajak istri jelek, terus membuat temanmu mengejek, jadi dosa juga?"
Termasuk potensi terus-menerus untuk bertengkar. Tapi, kata Allah:
فَاِنْ كَرِهْتُمُوْهُنَّ فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
Bisa saja watak yang engkau benci dari istri kamu di situ banyak kebaikan. Makanya punya istri cantik tapi judes itu bersyukurlah. Kalau ramah dan semua orang suka mampus kamu.
Hayo kamu milih mana? Istri yang judes atau yang ramah kepada siapa saja? Pilih yang judes tapi bikin kamu jantungan terus mati, atau ramah kepada semua orang, dan ketika dekat dengan pria lain, kamu pun jantungan?
Nggak ada pilihannya. Mbok kiro (kamu kira) hidup itu enak? Apa malah mau milih istri yang jelek? Karena istri yang cantik punya banyak risiko, lantas milih istri yang jelek? Hayo pilih yang mana?
Tiap mau pergi buwoh nggak berani, buwoh itu kunjungan (kondangan) ke acara walimatul ‘ursyi. Kalau punya istri jelek kan nggak berani diajak, akhirnya datang sendiri.
Saya soalnya juga punya teman yang seperti itu. Tiap resepsian tidak pernah datang mengajak istri.
Saya tanya dia, "Kenapa istrimu tidak pernah kamu ajak?"
Jawabannya lucu. "Buat menghilangkan dosanya orang-orang Gus..!" (Hahahaha)
"Lah kenapa?"
"Karena nanti kalau mereka (teman-temannya) lihat, pasti pada ngenyek (mengejek), Gus." (Hahaha)
Sebab, dia ketika mondok itu mlete (sombong). Teman-temannya sudah menunggu masa kejatuhannya. Artinya, kalau teman-temannya pada tahu dia punya istri jelek, pasti pada senang. (Hahaha)
Daripada orang punya dosa menghina, mending tidak diajak, katanya. Makanya kalau ada pria kok datang ke hajatan sendirian, pasti orang saleh dia itu.
Lho emang hidup itu tidak ada pilihannya. Mau pergi ke hajatan dengan istri yang cantik, pria lain pasti melihat, dosa. Ngajak istri jelek bisa membuat orang menghina, ya dosa.
Tapi, kadang kalau istri itu nggak diajak, yang mengundang pun menyalahkan juga. (Hehehe)
"Kok istrinya nggak diajak, sama temannya kok nggak menghargai, datang tidak sekeluarga, gimana maksudnya?"
Yang ngundang pun sama saja, gitu kok ditanyakan. Wes wes hidup itu sudah nggak ada pilihan.
Makanya kadang ketika saya berdoa itu, "Mpun Gusti, sing penting kulo angger urip ngoten mawon, niki kabeh kersane pengeran". (Sudah terserah Allah, yang penting saya ini hidup, selain itu semua kehendak Allah).
Terus kamu pilih mana hukumnya, "Mengajak istri cantik, terus dilihat orang jadi dosa. Atau, mengajak istri jelek, terus membuat temanmu mengejek, jadi dosa juga?"