Memahami Al-Quran sebagai Kitab Penyembuh
loading...
A
A
A
Oleh Mochammad Sa'dun Masyhur
Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran, tinggal di Bogor, Indonesia
BERKAITANdengan kondisi wabah, Covid-19 saat ini ayat di bawah yang menyatakan bahwa Alquran sebagai kitab penyembuh, menarik untuk dikaji bersama.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُولٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيدٍ
"Dan sekiranya Alquran Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah patut (Alquran) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (Rasul), orang Arab? Katakanlah, Alquran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Alquran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh." ( QS. Fussilat 41: Ayat 44 ).
Pada ayat di atas ada beberapa aspek penting:
1. Al-Quran jadikan sebagai bacaan dalam bahasa Arab. Kaidah bahasa ini merupakan hal paling penting untuk memahami kandungan Alquran sebagai kitab penyembuh.
2. Dengan mengunakan kaidah bahasa arab itu ayat-ayatnya. saling menjelaskan, yang di dalamnya juga menjelaskan perihal penyembuhan.
3. Al-Quran disusun dalam bahasa Arab dikarenakan Rasul adalah orang Arab.
4. Al-Quran adalah kitab petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman, dalam pengertian yakin terhadap isi dan kandungan ayat-ayatnya tidak hanya pada bacaannya..
5. Dan bagi orang-orang yang tidak beriman (karena Al-Quran dalam bahasa Arab itu)) pada telinga mereka ada sumbatan (sulit untuk memahami) , dan (Al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.
Selanjutnya marilah lebih fokus membahas perihal Al-Quran adalah kitab penyembuh.
Selama ini dipahami bahwa Al-Quran sebagai penyembuh itu dikaitkan dengan bacaan ayat-ayatnya.
Atas dasar itu perlu dikaji kembali:
1. Jika Al-Quran dijadian medium sebagai bacaan untuk menyembuhkan maka harus dimengerti arti bacaan itu dan kaitan antara hal penyakit yang hendak disembuhkan.
2. Harus ditemukan kaitan ayat dengan aspek penyembuhan itu bersifat fisik (thzohir) atau bersifat psikis (bathin) atau sekaligus berlaku kedua-duanya.
Dalam banyak proceeding hasil konferensi ahli tafsir internasional, tidak ada titik temu apakah bacaan ayat-ayat Al-Quran itu menyembuhkan secara mutlak, seperti mutlaknya kebenaran Al-Quran. Dewasa ini malah terjadi silang pengertian terhadap hal demikian.
Dalam kaitan itu penulis tetap menyakini bahwa Al-Quran adalah kitab penyembuh, tidak sekadar berkaitan dengan bacaan ayat-ayatnya, tetapi bahwa kandungan ayat-ayatnya itu pasti berisi cara dan metode-metode penyembuhan.
Karena cara dan metode penyembuhan itu berhubungan dengan kondisi tubuh fisik dan psikis manusia, maka dipastikan Al-Quran juga memuat anatomi, fisiologi, sistem dan metabolisme tubuh manusia secara holistik dan sempurna. Dipastikan pula Al-Quran memuat bahan baku muasal manusia, tahapan kejadiannya, dan tahapan kehidupan dan kematiannya, bahkan hingga pertanggung jawaban di akhirat kelak. Jika tidak maka sangat sulit untuk dapat melakukan proses penyembuhan tubuh manusia yang bersifat fisik dan psikis.
Hal ini sesungguhnya telah ditunggu sebagai jawaban terhadap berbagai persoalan yang sejak lama dialami manusia di seluruh dunia. Boleh jadi hal demikian merupakan titik awal kebangkitan kedokteran Islam. Dengan segala keterbatasan penulis sedang menyusun kaidah medical Quran itu. Dan menjadi tugas kita bersama untuk mengalinya lebih dalam.
Bogor, 25 Juli 2021
Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran, tinggal di Bogor, Indonesia
BERKAITANdengan kondisi wabah, Covid-19 saat ini ayat di bawah yang menyatakan bahwa Alquran sebagai kitab penyembuh, menarik untuk dikaji bersama.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَوْ جَعَلْنٰهُ قُرْءَانًا أَعْجَمِيًّا لَّقَالُوا لَوْلَا فُصِّلَتْ ءَايٰتُهُۥٓ ۖ ءَا۬عْجَمِىٌّ وَعَرَبِىٌّ ۗ قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا هُدًى وَشِفَآءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُولٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيدٍ
"Dan sekiranya Alquran Kami jadikan sebagai bacaan dalam bahasa selain bahasa Arab niscaya mereka mengatakan, Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya? Apakah patut (Alquran) dalam bahasa selain bahasa Arab sedang (Rasul), orang Arab? Katakanlah, Alquran adalah petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Alquran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh." ( QS. Fussilat 41: Ayat 44 ).
Pada ayat di atas ada beberapa aspek penting:
1. Al-Quran jadikan sebagai bacaan dalam bahasa Arab. Kaidah bahasa ini merupakan hal paling penting untuk memahami kandungan Alquran sebagai kitab penyembuh.
2. Dengan mengunakan kaidah bahasa arab itu ayat-ayatnya. saling menjelaskan, yang di dalamnya juga menjelaskan perihal penyembuhan.
3. Al-Quran disusun dalam bahasa Arab dikarenakan Rasul adalah orang Arab.
4. Al-Quran adalah kitab petunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman, dalam pengertian yakin terhadap isi dan kandungan ayat-ayatnya tidak hanya pada bacaannya..
5. Dan bagi orang-orang yang tidak beriman (karena Al-Quran dalam bahasa Arab itu)) pada telinga mereka ada sumbatan (sulit untuk memahami) , dan (Al-Quran) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.
Selanjutnya marilah lebih fokus membahas perihal Al-Quran adalah kitab penyembuh.
Selama ini dipahami bahwa Al-Quran sebagai penyembuh itu dikaitkan dengan bacaan ayat-ayatnya.
Atas dasar itu perlu dikaji kembali:
1. Jika Al-Quran dijadian medium sebagai bacaan untuk menyembuhkan maka harus dimengerti arti bacaan itu dan kaitan antara hal penyakit yang hendak disembuhkan.
2. Harus ditemukan kaitan ayat dengan aspek penyembuhan itu bersifat fisik (thzohir) atau bersifat psikis (bathin) atau sekaligus berlaku kedua-duanya.
Dalam banyak proceeding hasil konferensi ahli tafsir internasional, tidak ada titik temu apakah bacaan ayat-ayat Al-Quran itu menyembuhkan secara mutlak, seperti mutlaknya kebenaran Al-Quran. Dewasa ini malah terjadi silang pengertian terhadap hal demikian.
Dalam kaitan itu penulis tetap menyakini bahwa Al-Quran adalah kitab penyembuh, tidak sekadar berkaitan dengan bacaan ayat-ayatnya, tetapi bahwa kandungan ayat-ayatnya itu pasti berisi cara dan metode-metode penyembuhan.
Karena cara dan metode penyembuhan itu berhubungan dengan kondisi tubuh fisik dan psikis manusia, maka dipastikan Al-Quran juga memuat anatomi, fisiologi, sistem dan metabolisme tubuh manusia secara holistik dan sempurna. Dipastikan pula Al-Quran memuat bahan baku muasal manusia, tahapan kejadiannya, dan tahapan kehidupan dan kematiannya, bahkan hingga pertanggung jawaban di akhirat kelak. Jika tidak maka sangat sulit untuk dapat melakukan proses penyembuhan tubuh manusia yang bersifat fisik dan psikis.
Hal ini sesungguhnya telah ditunggu sebagai jawaban terhadap berbagai persoalan yang sejak lama dialami manusia di seluruh dunia. Boleh jadi hal demikian merupakan titik awal kebangkitan kedokteran Islam. Dengan segala keterbatasan penulis sedang menyusun kaidah medical Quran itu. Dan menjadi tugas kita bersama untuk mengalinya lebih dalam.
Bogor, 25 Juli 2021
(mhy)