Tadabur Ar-Rahman Ayat 13-15, Nikmat Tuhanmu Manakah yang Kamu Dustakan?
loading...
A
A
A
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Yayasan Pustaka Afaf
Kandungan Surah Ar-Rahman banyak bercerita tentang aneka nikmat Allah yang sering terlupakan untuk kita renungi dan syukuri. Berikut lanjutan tadaburnya.
Ayat 13:
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
Pesan dan Hikmah:
1. Setelah disebutkan banyak nikmat dan kekuasaan-Nya, kemudian Allah mengatakan Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di antara tujuannya agar kita selalu ingat bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah, karenanya senantiasa bersyukurlah kepada-Nya.
2. Kalimat ini terulang sebanyak 31 kali mengingatkan kita agar jangan sombong dan terlena dengan nikmat-nikmat itu sehingga lupa dengan Yang Menciptakan dan Memberikan nikmat-nikmat tersebut.
3. Ibnu Umar menjelaskan bahwa saat Rasulullah SAW membaca Surat Ar-Rahmaan kepada para sahabat merekapun terdiam semua, lalu Rasulullah bersabda: "Mengapa aku mendengar jawaban dari kalangan jin lebih baik dari pada kalian saat mendengar ayat ini, tidaklah setiap kali aku membacakan ayat ini melainkan mereka (para jin) menjawab: "Tidak ada nikmat-Mu yang kami dustakan dan segala puji bagi-Mu."
Sebagian ulama menjelaskan bahwa 31 kali pengulangan: "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" ini terbagi dalam empat uraian.
1. Berkaitan dengan keajaiban ciptaan Allah yang terhampar di bumi dan di langit serta penciptaan dan kebangkitan. Ini diselingi 8 kali pertanyaan tersebut.
2. Berkaitan dengan siksa neraka. Ini diselingi dengan 7 kali pengulangan.
3. Berkaitan dengan penghuni surga dan aneka kenikmatannya. Ini diselingi dengan 8 kali pengulangan.
4. Berkaitan dengan dua surga (ayat 46) yang tidak sama dengan surga pada kelompok uraian ketiga. Ini diselingi dengan 8 kali pengulangan.
"Siapa yang mengakui dan mensyukuri nikmat Allah yang terhampar di langit dan di bumi, ia akan terhindar dari pintu neraka yang jumlahnya 7 dan dipersilakan masuk surga yang jumlahnya 8," demikian kesimpulan Syekh Al-Jamal dalam Haasyiah Tafsir Al Jalalain.
Ayat 14:
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar."
Pesan dan Hikmah:
1. Nikmat penciptaan manusia yang semula tidak ada menjadi ada disebutkan melalui proses tanah kering. Di Surat Al-Hijr disebutkan dari tanah hitam yang fleksibel (shalshaalin min hama`in masnuun). Dalam Surat Ash-Shaffaat disebutkan dari tanah liat (min thiini laazib). Dalam Surat Ali Imran disebutkan dari tanah atau debu (min thuraab). Tentu semua ini bukanlah bertentangan, tapi saling melengkapi bahkan bisa dipahami sebagai proses terciptanya manusia.
2. Ilmu pengetahuan membuktikan ternyata unsur tubuh manusia memiliki unsur yang sama dikandung oleh tanah. Betapa manusia jangan sombong, sebab dia tercipta dari sesuatu yang diinjak-injak. Namun karena Allah meniupkan Ruh-Nya kepada kita maka unsur yang rendah itu pun menjadi mulia. Ingat, kisah penciptaan pertama kali manusia (Adam), dimana iblis atau syetan sempat masuk ke dalam benda kosong yang baru dibuat Allah itu.
3. Ketepatan dan kebenaran Islam yang memperlakukan jenazah dengan dikebumikan bukan dengan kremasi, dimumi, dibakar atau lain sebagainya. Manusia berasal dari tanah maka harus kembali ke tanah.
4. Tanah, air, api dan udara adalah nikmat dari Allah, Dialahnya Pemilik sebenarnya, karenanya manusia hanya berhak mengelolanya dengan benar dan adil.
Ayat 15:
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."
Pesan dan Hikmah:
1. Lalu Allah mengabarkan proses penciptaan makhluk lain dari kalangan jin yang tercipta dari nyala api tanpa asap.
2. Karakter api selalu memanas dan membakar. Marah pun diidentikkan dengan api yang harus dipadamkan dengan wudhu dan dzikir.
3. Disebutkannya dua asal penciptaan yang berbeda bagi manusia dan jin bukan untuk mengunggulkan satu dari yang lain. Allah hanya melihat sisi ketakwaan bukan sisi dari apa dan bagaimana rupa kita diciptakan termasuk pula untuk kalangan jin.
Makhluk yang memulai merasa lebih baik dari unsur materi penciptaan adalah Iblis. Yang ketika menolak perintah Allah untuk sujud menghormati manusia dia menolaknya dengan alasan "Aku lebih baik dari pada manusia, Engkau ciptakan dia dari tanah sementara aku dari api."
Wallahu A'lam
Yayasan Pustaka Afaf
Kandungan Surah Ar-Rahman banyak bercerita tentang aneka nikmat Allah yang sering terlupakan untuk kita renungi dan syukuri. Berikut lanjutan tadaburnya.
Ayat 13:
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
Pesan dan Hikmah:
1. Setelah disebutkan banyak nikmat dan kekuasaan-Nya, kemudian Allah mengatakan Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di antara tujuannya agar kita selalu ingat bahwa semua nikmat itu berasal dari Allah, karenanya senantiasa bersyukurlah kepada-Nya.
2. Kalimat ini terulang sebanyak 31 kali mengingatkan kita agar jangan sombong dan terlena dengan nikmat-nikmat itu sehingga lupa dengan Yang Menciptakan dan Memberikan nikmat-nikmat tersebut.
3. Ibnu Umar menjelaskan bahwa saat Rasulullah SAW membaca Surat Ar-Rahmaan kepada para sahabat merekapun terdiam semua, lalu Rasulullah bersabda: "Mengapa aku mendengar jawaban dari kalangan jin lebih baik dari pada kalian saat mendengar ayat ini, tidaklah setiap kali aku membacakan ayat ini melainkan mereka (para jin) menjawab: "Tidak ada nikmat-Mu yang kami dustakan dan segala puji bagi-Mu."
Sebagian ulama menjelaskan bahwa 31 kali pengulangan: "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" ini terbagi dalam empat uraian.
1. Berkaitan dengan keajaiban ciptaan Allah yang terhampar di bumi dan di langit serta penciptaan dan kebangkitan. Ini diselingi 8 kali pertanyaan tersebut.
2. Berkaitan dengan siksa neraka. Ini diselingi dengan 7 kali pengulangan.
3. Berkaitan dengan penghuni surga dan aneka kenikmatannya. Ini diselingi dengan 8 kali pengulangan.
4. Berkaitan dengan dua surga (ayat 46) yang tidak sama dengan surga pada kelompok uraian ketiga. Ini diselingi dengan 8 kali pengulangan.
"Siapa yang mengakui dan mensyukuri nikmat Allah yang terhampar di langit dan di bumi, ia akan terhindar dari pintu neraka yang jumlahnya 7 dan dipersilakan masuk surga yang jumlahnya 8," demikian kesimpulan Syekh Al-Jamal dalam Haasyiah Tafsir Al Jalalain.
Ayat 14:
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar."
Pesan dan Hikmah:
1. Nikmat penciptaan manusia yang semula tidak ada menjadi ada disebutkan melalui proses tanah kering. Di Surat Al-Hijr disebutkan dari tanah hitam yang fleksibel (shalshaalin min hama`in masnuun). Dalam Surat Ash-Shaffaat disebutkan dari tanah liat (min thiini laazib). Dalam Surat Ali Imran disebutkan dari tanah atau debu (min thuraab). Tentu semua ini bukanlah bertentangan, tapi saling melengkapi bahkan bisa dipahami sebagai proses terciptanya manusia.
2. Ilmu pengetahuan membuktikan ternyata unsur tubuh manusia memiliki unsur yang sama dikandung oleh tanah. Betapa manusia jangan sombong, sebab dia tercipta dari sesuatu yang diinjak-injak. Namun karena Allah meniupkan Ruh-Nya kepada kita maka unsur yang rendah itu pun menjadi mulia. Ingat, kisah penciptaan pertama kali manusia (Adam), dimana iblis atau syetan sempat masuk ke dalam benda kosong yang baru dibuat Allah itu.
3. Ketepatan dan kebenaran Islam yang memperlakukan jenazah dengan dikebumikan bukan dengan kremasi, dimumi, dibakar atau lain sebagainya. Manusia berasal dari tanah maka harus kembali ke tanah.
4. Tanah, air, api dan udara adalah nikmat dari Allah, Dialahnya Pemilik sebenarnya, karenanya manusia hanya berhak mengelolanya dengan benar dan adil.
Ayat 15:
وَخَلَقَ الْجَاۤنَّ مِنْ مَّارِجٍ مِّنْ نَّارٍۚ
"Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."
Pesan dan Hikmah:
1. Lalu Allah mengabarkan proses penciptaan makhluk lain dari kalangan jin yang tercipta dari nyala api tanpa asap.
2. Karakter api selalu memanas dan membakar. Marah pun diidentikkan dengan api yang harus dipadamkan dengan wudhu dan dzikir.
3. Disebutkannya dua asal penciptaan yang berbeda bagi manusia dan jin bukan untuk mengunggulkan satu dari yang lain. Allah hanya melihat sisi ketakwaan bukan sisi dari apa dan bagaimana rupa kita diciptakan termasuk pula untuk kalangan jin.
Makhluk yang memulai merasa lebih baik dari unsur materi penciptaan adalah Iblis. Yang ketika menolak perintah Allah untuk sujud menghormati manusia dia menolaknya dengan alasan "Aku lebih baik dari pada manusia, Engkau ciptakan dia dari tanah sementara aku dari api."
Wallahu A'lam
(rhs)