Pengertian Asbabun Nuzul, Manfaat dan Contohnya
loading...
A
A
A
Asbabun Nuzul Adalah sesuatu yang melatarbelakangi turunnya satu ayat atau lebih, sebagai jawaban terhadap suatu peristiwa atau menjelaskan hukum yang terdapat dalam peristiwa itu.
Secara bahasa, ia terdiri dari dua kata; asbab (أسباب) yang merupakan bentuk jamak dari sabab (سبب) yang artinya sebab. Sedangkan Nuzul (نزول) memiliki arti turun. Secara sederhana, Asbabun Nuzul peristiwa yang melatarbelakangi pada saat turunnya Al-Qur'an.
Asbabun Nuzul juga diartikan sebagai sebab-sebab Turunnya (suatu ayat) Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat Al-Qur'an diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu.
Manfaat dan Contoh
Berikut manfaat dan contoh Asbabun Nuzul yang dikutip dari keterangan sc.syekhnurjati.ac.id:
1. Membantu dalam memahami sebuah ayat dan menghilangkan kerancuan dari ayat tersebut:
Contoh:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 115)
Asbabun Nuzul ayat diatas sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwa ayat tersebut berkenaan dengan tentang sholatnya seorang musafir diatas kendaraan yang menghadap sesuai dengan laju kendaraannya atau menjelaskan tentang shalat yang arah kiblatnya masih samar (tidak diketahui).
2. Mengetahui hikmah rahasia yang terkandung dalam pengsyari’atan hukum dalam suatu ayat.
3. Menghindarkan prasangka bahwa arti Hasr (batasan tertentu) dalam suatu ayat zahirnya hasr. Imam Syafi’i meriwayatkan tentang firman Allah:
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ
"Katakanlah! Tiadalah aku mendapatkan sesuatu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya..." (QS al-An’am: 145)
Beliau mengungkapkan bahwa ayat tersebut ditujukan bagi orang kafir yang mengaharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah serta mereka yang terlalu berlebihan. Turunnya ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap mereka.
Dengan demikian, seolah-olah Allah berfirman, "Yang halal yang kamu anggap haram dan yang haram yang kamu anggap halal." Dalam hal ini, Allah tidak bermaksud menetapkan kebalikan dari ketentuan di atas, melainkan sekadar menjelaskan ketentuan yang haram dan sama sekali tidak menyinggung-nyinggung yang halal.
4. Menentukan hukum (takhsis) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat dinyatakan berdasarkan khususnya sebab bukan berdasarkan umumnya lafal.
5. Mengetahui orang atau kelompok yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikanketegasan bila terdapat keragu-raguan karena jika kita tidak mengetahui Asbabun Nuzul bisa jadi kita mentakhsiskan ayat yang seharusnya ‘amm atau sebaliknya.
6. Memudahkan dalam penghafalan dan pemahaman Al-Qur’an serta menguatkan ingatan terhadap hukum dari suatu ayat dengan karena mengetahui sebab dan akibatnya, kapandan kepada siapa ayat tersebut diturunkan, dan sebagainya.
Bentuk Asbabun Nuzul:
1. Bentuk peristiwa
- Peristiwa berupa pertengkaran seperti perselisihan yang berkecamuk antara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari Khazraj.
- Peristiwa berupa kesalahan yang serius seperti peristiwa seorang yang mengimami shalat sedang mabuk sehingga tersalah membaca surah Al-Kafirun.
- Peristiwa berupa cita-cita dan keinginan seperti persesuaian-persesuaian khalifah Umar bin Khaththab dengan ketentuan-ketentuan ayat-ayat Al-Qur'an.
2. Bentuk Pertanyaan.
- Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah berlalu seperti ayat:
ووَيَسْأ لُون كَ عَنْ ذِي الْق رْن يْنِ قُلْ سَأ تْلُو عَل يْكُمْ مِنْهُ ذِكْرًا
"Mereka bertanya kepadamu tentang Dzulkarnain"
- Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlansung pada waktu itu seperti ayat berikut:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah bahwa ruh itu urusan Tuhanku, dan kamu tidak diberi ilmu kecuali yang sedikit" (QS. Al-Isra: 85)
- Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang; seperti ayat:
يَسْأ لُون كَ عَنِ السَّاعَةِ أ يَّانَ مُرْسَاهَا
"Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, "Kapan terjadinya?" (QS Al-Ahzab: 83)
Pembagian Asbabun Nuzul
1. Asbabun Nuzul ayat lebih dari satu (Ta'addud al-sabab wa al-nazil wahid)
- Salah satu dari keduanya riwayat shahih dan yang lain tidak, maka diselesaikan dengan jalan memperpegangi riwayat yang shahih dan menolak riwayat yang tidak shahih.
- Bila kedua riwayat itu shahih, namun salah satunya mempunyai penguat (murajjih) dan yang lain tidak, maka penyelesaiannya adalah mengambil riwayat yang mempunyai penguat.
- Keshahihan dua riwayat itu sama dan tidak ditemukan penguat (murajjih) bagi salah satu keduanya. Akan tetapi keduanya dapat dikompromikan dengan cara menjadikan kedua riwayat tersebut Asbabun Nuzul bagi turunnya satu ayat, karena peristiwanya terjadi secara berdekatan.
- Keadaan dua riwayat itu shahih, tidak ada penguat (murajjih) bagi salah satu keduanya atas yang lainnya, dan tidak dapat dikompromikan karena jeda waktu riwayat yang satu dengan lainnya berjauhan.
2. Asbabun Nuzul Ayat yang Turun lebih dari Satu (Ta'addud Al-Nazil wa Al-sabab Wahid)
Hal yang demikian tidak menjadi masalah. Hal demikian tidak bertentangan dengan hikmah untuk meyakinkan manusia dan menjelaskan kebenaran. Bahkan, cara yang demikian bisa lebih efektif.
Wallahu A'lam
Baca Juga: Asbabun Nuzul Surah Al-Falaq dan An-Naas Berkaitan dengan Sihir
Secara bahasa, ia terdiri dari dua kata; asbab (أسباب) yang merupakan bentuk jamak dari sabab (سبب) yang artinya sebab. Sedangkan Nuzul (نزول) memiliki arti turun. Secara sederhana, Asbabun Nuzul peristiwa yang melatarbelakangi pada saat turunnya Al-Qur'an.
Asbabun Nuzul juga diartikan sebagai sebab-sebab Turunnya (suatu ayat) Al-Qur'an yang membahas mengenai latar belakang atau sebab-sebab suatu atau beberapa ayat Al-Qur'an diturunkan. Pada umumnya, Asbabun Nuzul memudahkan para Mufassir untuk menemukan tafsir dan pemahaman suatu ayat dari balik kisah diturunkannya ayat itu.
Manfaat dan Contoh
Berikut manfaat dan contoh Asbabun Nuzul yang dikutip dari keterangan sc.syekhnurjati.ac.id:
1. Membantu dalam memahami sebuah ayat dan menghilangkan kerancuan dari ayat tersebut:
Contoh:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
"Dan kepunyaan Allahlah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap maka disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmatNya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 115)
Asbabun Nuzul ayat diatas sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwa ayat tersebut berkenaan dengan tentang sholatnya seorang musafir diatas kendaraan yang menghadap sesuai dengan laju kendaraannya atau menjelaskan tentang shalat yang arah kiblatnya masih samar (tidak diketahui).
2. Mengetahui hikmah rahasia yang terkandung dalam pengsyari’atan hukum dalam suatu ayat.
3. Menghindarkan prasangka bahwa arti Hasr (batasan tertentu) dalam suatu ayat zahirnya hasr. Imam Syafi’i meriwayatkan tentang firman Allah:
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ
"Katakanlah! Tiadalah aku mendapatkan sesuatu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya..." (QS al-An’am: 145)
Beliau mengungkapkan bahwa ayat tersebut ditujukan bagi orang kafir yang mengaharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah serta mereka yang terlalu berlebihan. Turunnya ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap mereka.
Dengan demikian, seolah-olah Allah berfirman, "Yang halal yang kamu anggap haram dan yang haram yang kamu anggap halal." Dalam hal ini, Allah tidak bermaksud menetapkan kebalikan dari ketentuan di atas, melainkan sekadar menjelaskan ketentuan yang haram dan sama sekali tidak menyinggung-nyinggung yang halal.
4. Menentukan hukum (takhsis) dengan sebab menurut orang yang berpendapat bahwa suatu ibarat dinyatakan berdasarkan khususnya sebab bukan berdasarkan umumnya lafal.
5. Mengetahui orang atau kelompok yang menjadi kasus turunnya ayat serta memberikanketegasan bila terdapat keragu-raguan karena jika kita tidak mengetahui Asbabun Nuzul bisa jadi kita mentakhsiskan ayat yang seharusnya ‘amm atau sebaliknya.
6. Memudahkan dalam penghafalan dan pemahaman Al-Qur’an serta menguatkan ingatan terhadap hukum dari suatu ayat dengan karena mengetahui sebab dan akibatnya, kapandan kepada siapa ayat tersebut diturunkan, dan sebagainya.
Bentuk Asbabun Nuzul:
1. Bentuk peristiwa
- Peristiwa berupa pertengkaran seperti perselisihan yang berkecamuk antara segolongan dari suku Aus dan segolongan dari Khazraj.
- Peristiwa berupa kesalahan yang serius seperti peristiwa seorang yang mengimami shalat sedang mabuk sehingga tersalah membaca surah Al-Kafirun.
- Peristiwa berupa cita-cita dan keinginan seperti persesuaian-persesuaian khalifah Umar bin Khaththab dengan ketentuan-ketentuan ayat-ayat Al-Qur'an.
2. Bentuk Pertanyaan.
- Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang telah berlalu seperti ayat:
ووَيَسْأ لُون كَ عَنْ ذِي الْق رْن يْنِ قُلْ سَأ تْلُو عَل يْكُمْ مِنْهُ ذِكْرًا
"Mereka bertanya kepadamu tentang Dzulkarnain"
- Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlansung pada waktu itu seperti ayat berikut:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah bahwa ruh itu urusan Tuhanku, dan kamu tidak diberi ilmu kecuali yang sedikit" (QS. Al-Isra: 85)
- Pertanyaan yang berhubungan dengan masa yang akan datang; seperti ayat:
يَسْأ لُون كَ عَنِ السَّاعَةِ أ يَّانَ مُرْسَاهَا
"Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat, "Kapan terjadinya?" (QS Al-Ahzab: 83)
Pembagian Asbabun Nuzul
1. Asbabun Nuzul ayat lebih dari satu (Ta'addud al-sabab wa al-nazil wahid)
- Salah satu dari keduanya riwayat shahih dan yang lain tidak, maka diselesaikan dengan jalan memperpegangi riwayat yang shahih dan menolak riwayat yang tidak shahih.
- Bila kedua riwayat itu shahih, namun salah satunya mempunyai penguat (murajjih) dan yang lain tidak, maka penyelesaiannya adalah mengambil riwayat yang mempunyai penguat.
- Keshahihan dua riwayat itu sama dan tidak ditemukan penguat (murajjih) bagi salah satu keduanya. Akan tetapi keduanya dapat dikompromikan dengan cara menjadikan kedua riwayat tersebut Asbabun Nuzul bagi turunnya satu ayat, karena peristiwanya terjadi secara berdekatan.
- Keadaan dua riwayat itu shahih, tidak ada penguat (murajjih) bagi salah satu keduanya atas yang lainnya, dan tidak dapat dikompromikan karena jeda waktu riwayat yang satu dengan lainnya berjauhan.
2. Asbabun Nuzul Ayat yang Turun lebih dari Satu (Ta'addud Al-Nazil wa Al-sabab Wahid)
Hal yang demikian tidak menjadi masalah. Hal demikian tidak bertentangan dengan hikmah untuk meyakinkan manusia dan menjelaskan kebenaran. Bahkan, cara yang demikian bisa lebih efektif.
Wallahu A'lam
Baca Juga: Asbabun Nuzul Surah Al-Falaq dan An-Naas Berkaitan dengan Sihir
(rhs)