Gus Baha Bercerita Tentang Kematian dan Corona

Rabu, 04 Agustus 2021 - 20:51 WIB
loading...
Gus Baha Bercerita Tentang Kematian dan Corona
Ulama ahli tafsir Quran Gus Baha ketika bercerita tentang hakikat kematian. Foto/Ist
A A A
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) bercerita tentang hakikat kematian dan wabah Corona. Dalam tausiyahnya, ulama yang juga Rais Syuriyah PBNU menerangkan salah satu Kalam hikmah Sayyidina 'Ali karamallahu wajhah.

Tausiyah ini disampaikannya saat mengisi kajian dalam rangka Haul KH Hasyim Muzadi di Pondok Pesantren Al Hikam Depok 15 Maret 2020 lalu. Meski sudah dua tahun berlalu, tauisyah ulama ahli tafsir Qur'an ini sarat dengan hikmah dan iktibar.



Berikut penjelasan Gus Baha yang disiarkan kembali oleh akun @gusbahaonline empat hari yang lalu:

"Sayyidina Ali itu pernah sudah dalam ancaman pembunuhan. Karena beliau musuhnya banyak, ya musuh yang nggak jelas itu, Sayyidina Ali kalau mau sholat tetap biasa sholat tanpa dikawal dan itu dalil saya sampai hati ketika ditanya: "Kenapa engkau tidak takut kematian padahal yang ingin membunuh engkau banyak?"

Jawaban Sayyidina Ali itu unik "حصني أجلي". Saya masih hafal ta'birnya: "حصني أجلي" Bentengku adalah Ajalku. Ya sudah gitu aja, mau ada ancaman (nyuwun sewu) mau dibunuh orang, mau ada Corona, ada kolera, ada apa-apa, tetap kamu mati ya sesuai kontrak ya sudah gitu aja, "حصني أجلي" utawi benteng ingsun iku ajaliy: jatah ajal nyawa ingsun ya sudah.

Tapi bukan berarti kamu nggak usaha, ya usahalah! Dengan memakai masker, biar masker laris. Tapi nggak usah diimani berlebihan. Misalnya begini, coba andaikan kamu bisa melihat Lauh Mahfuzh, pasti kamu malu.

Kamu di Lauh Mahfuzh ditulis mati kecelakaan, kemudian kamu nggak tahu terus-terusan pakai masker takut Corona itu, betapa Izroil menertawakan kamu. Lucu kan.

Apalagi kalau ditulis ini mati karena gizi buruk terus seumur-umur pakai masker, terus padahal tulisannya mati karena gizi buruk apalagi ditulis mati karena dibentak istri. Terus, yang kamu takuti dengan masker itu apa? Kan nggak ada hubungannya.

Nah, makanya saya minta kalau kamu takut Corona itu begini, Saya takut sakit, kalau sakit menyusahkan orang, kalau saya sakit, sujud saya kurang, ngaji saya kurang berarti ketakutan kamu terhadap kekurangan aktivitas ibadah kalau itu baru islami itu.

Baru benar itu berarti kamu benar-benar datang di pengajian Hikam jadi ya sudah seperti itu saja nggak usah ribet "حصني أجلي": Bentengku adalah ajalku.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)