Tatkala Usia Sudah Menua, Abu Musa Al Asyari: Jangan Kalah dengan Kuda

Jum'at, 06 Agustus 2021 - 17:44 WIB
loading...
Tatkala Usia Sudah Menua, Abu Musa Al Asyari: Jangan Kalah dengan Kuda
Sesungguhnya kuda itu apabila mendekati garis finish dia akan mengerahkan semua tenaganya agar menang dalam perlombaan. Ilustrasi/Ist
A A A
Sahabat Abu Musa Al Asyari ra sebelum meninggal dunia beliau meningkatkan semangatnya beribadah sehingga dikatakan kepada beliau: Seandainya engkau sedikit mengasihani dirimu. Beliaupun menjawab: “Sesungguhnya kuda itu apabila mendekati garis finish dia akan mengerahkan semua tenaganya agar menang dalam perlombaan”.

Sesungguhnya sisa umurku tinggal sebentar lagi. Demikian beliau terus bersemangat hingga meninggal dunia. (Diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman 13/202).



Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi dalam bukunya berjudul Cambuk Hati Sahabat Nabi menanggapi ini mengatakan seorang secara umum dituntut untuk bersemangat dalam beramal saleh karena dia tidak tahu kapan malaikat maut menjemputnya.

"Namun lebih ditekankan lagi bagi mereka yang sudah lanjut usia. Bukankah umur manusia rata rata 60 dan 70 tahun? Maka, janganlah dirimu menjadi orang yang kalah cerdas dari kuda. Tingkatkan semangatmu, karena setiap amal tergantung pada penutup akhirnya," ujarnya.

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Nabi SAW mengingatkan,

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Bahwa nilai amal itu ditentukan oleh bagian penutupnya. (HR. Ahmad 22835, Bukhari 6607 dan yang lainnya).

Al-Imam Ibnu Al-Jauziy rahimahullah juga mengatakan seekor kuda pacu jika sudah berada mendekati garis finish, dia akan mengerahkan seluruh tenaganya agar meraih kemenangan, karena itu, jangan sampai kuda lebih cerdas darimu.

Sesungguhnya amalan itu ditentukan oleh penutupnya. Karena itu, ketika kamu termasuk orang yang tidak baik dalam penyambutan, semoga kamu bisa melakukan yang terbaik saat perpisahan.”



Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan,

العبرة بكمال النهايات لا بنقص البدايات

“Yang akan menjadi ukuran adalah kesempurnaan akhir dari sebuah amal, dan bukan buruknya permulaan…”

Hasan al-Bashri mengatakan,

أحسن فيما بقي يغفر لك ما مضى، فاغتنم ما بقي فلا تدري متى تدرك رحمة الله…

“Perbaiki apa yang tersisa, agar kesalahan yang telah lalu diampuni. Manfaatkan sebaik-baiknya apa yang masih tersisa, karena kamu tidak tahu kapan rahmat Allah itu akan dapat diraih.”



Abu Bakr as-Shiddiq berdoa kepada Allah,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي أَخِيرَهُ ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِمَهُ ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاك

Ya Allah, jadikan usia terbaikku ada di penghujungnya, amal terbaikku ada di penutupnya, dan hari terbaikku, ketika aku bertemu dengan-Mu. (HR. Ibnu Abi Syaibah 30124).

Semoga Allah takdirkan keberuntungan di akhir perjalanan”
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 6.5235 seconds (0.1#10.140)