Ustadz Adi Hidayat: Hijrah Bukan Sekadar Pindah Tempat

Selasa, 10 Agustus 2021 - 14:45 WIB
loading...
Ustadz Adi Hidayat: Hijrah Bukan Sekadar Pindah Tempat
Ustaz Adi Hidayat /Foto Ist
A A A
Ustaz Adi Hidayat atau UAH mengingatkan bahwa makna hijrah bukan sekadar berpindah tempat. Berhijrah untuk menghadirkan suasana yang lebih mulia, baik, dan elok dibandingkan dengan sebelumnya.

Dalam rangka menyambut Tahun Baru Hijriyah atau Tahun Baru Islam 1443 H, UAH menyampaikanbahwatahun baru yang diperingati setiap 1 Muharram ini dapat dimaknai dengan mengingat kembali peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW.

"Penanggalan dalam Islam mengikutkan pada suatu momentum hijrah Nabi Muhammad SAW sehingga pergantian tahunnya disematkan dengan momentum ini yang disebut dengan nama Hijriyah," ujar UAH dikanal youtube miliknya, .



Sementara itu, Imam Ar-Raghib Al-Asfahani mendefinisikan bahwa hijrah adalah keluar dari negeri kafir kepada negeri iman, sebagaimana para sahabat yang berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Dan hijrah di jalan Allah itu, sebagaimana dikatakan oleh Sayid Muhammad Rasyid Ridha harus dengan sebenar-benarnya. Artinya, maksud orang yang berhijrah dari negerinya itu adalah untuk mendapatkan ridha Allah dengan menegakkan agamaNya yang ia merupakan kewajiban baginya, dan merupakan sesuatu yang dicintai Allah, juga untuk menolong saudara-saudaranya yang beriman dari permusuhan orang-orang kafir.

Hanya saja UAH punya penjelasan lain tentang makna hijrah yang sesungguhnya. Hijrah, ujarnya, bukan sekadar berpindah tempat. Hijrah adalah sebuah komitmen yang dibangun oleh kesadaran nurani dan spiritual untuk berpindah kepada keadaan lebih baik yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dia menceritakan bahwa umat Islam di Makkah pada saat itu tidak terlampau kondusif untuk bisa beribadah dengan baik, untuk bisa mempraktikkan nilai-nilai Islam yang luhur, dan untuk bisa membangun hubungan harmoni antar masyarakat dengan nilai-nilai keislaman.

Karena itulah, Allah memerintahkan kepada Rasulullah untuk berhijrah kepada suasana yang mampu membangun kedekataan kepada Allah dengan lebih nyaman dan lebih baik, bisa mempraktikkan nilai-nilai Islam dengan baik, dan interaksi sosial bisa berlangsung dengan baik.

"Spirit hijrah seakan memberikan kesan kepada kita bahwa yang pertama, selama kita telah berkomitmen menjadi seorang Muslim, berislam, maka buktikan komitmen itu dengan cara selalu menghadirkan suasana yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya," tutur UAH.



Jadi, berhijrah bukan sekadar berpindah tempat, melainkan berhijrah untuk menghadirkan suasana yang lebih mulia, baik, dan elok dibandingkan dengan sebelumnya.

Lewat definisinya itu, UAH mengajak umat Islam untuk berhijrah lebih dekat dengan masjid, membiasakan menunaikan ibadah sholat tahajud, dan behijrah untuk membiasakan diri beriteraksi dengan Al-Quran.

"Dan puncaknya, yang belum menampilkan ajaran Islam dengan baik maka tampilkanlah keadaan Islam dalam setiap titian kehidupan kita, lisan kita berislam, mata kita berislam, telinga kita berislam, sampai ke ujung kaki kita. Itulah hijrah yang sesungguhnya," jelas UAH.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2426 seconds (0.1#10.140)