Khabbab bin Arats (1): Pande Besi yang Disiksa karena Masuk Islam

Rabu, 25 Agustus 2021 - 05:00 WIB
loading...
Khabbab bin Arats (1): Pande Besi yang Disiksa karena Masuk Islam
Ilustrasi/Ist
A A A
Khabbab bin Arats adalah sahabat Nabi SAW . Beliau seorang pande besi yang ahli membuat alat-alat senjata terutama pedang, yang dijualnya kepada penduduk Mekkah. Beliau masuk Islam dan karena itu beliau disiksa kafir Quraish.



Serombongan orang Quraisy mempercepat langkah mereka menuju rumah Khabbab, dengan maksud hendak mengambil pedang-pedang pesanan mereka. Memang, Khabbab seorang pande besi yang ahli membuat alat-alat senjata terutama pedang, yang dijualnya kepada penduduk Mekkah dan dikirimnya ke pasar-pasar.

Berbeda dengan biasa, Khabbab yang hampir tidak pernah meninggalkan rumah dan pekerjaannya, ketika itu tidak dijumpai oleh rombongan Quraisy tadi di rumahnya. Mereka pun duduklah menunggu kedatangannya.

Beberapa lama antaranya, datanglah Khabbab, sedang pada wajahnya terlukis tanda tanya yang bercahaya dan pada kedua matanya tergenang air alamat sukacita. Maka diucapkannya salam kepada teman-temannya itu lalu duduk di dekat mereka.

Mereka segera menanyakan kepada Khabbab: "Sudah selesaikah pedang-pedang kami itu, hai Khabbab?" Sementara itu air mata Khabbab sudah kering, dan pada kedua matanya tampak sinar kegembiraan, dan seolah-olah berbicara dengan dirinya sendiri, katanya: "Sungguh, keadaannya amat menakjubkan!"

Orang-orang itu kembali bertanya kepadanya:"Hai Khabbab, keadaan mana yang kamu maksudkan? Yang kami tanyakan kepadamu adalah soal pedang kami, apakah sudah selesai kamu buat?"

Dengan pandangannya yang menerawang seolah-olah mimpi, Khabbab balik bertanya: "Apakah tuan-tuan sudah melihatnya? Dan apakah tuan-tuan sudah pernah mendengar ucapannya?”

Mereka saling pandang diliputi tanda tanya dan keheranan. Dan salah seorang di antara mereka kembali bertanya, kali ini dengan suatu muslihat, katanya: "Dan kamu, apakah kamu sudah melihatnya, hai Khabbab ?"

Khabbab menganggap remeh siasat lawan itu, maka ia berbalik bertanya: "Siapa maksudmu?"

"Yang saya tuju ialah orang yang kamu katakan itu!" ujar orang tadi dengan marah.

Maka Khabbab memberikan jawabannya setelah memperlihatkan kepada mereka bahwa ia tak dapat dipancing-pancing.



Jika ia mengakui keimanannya sekarang ini di hadapan mereka, bukankah karena hasil muslihat dan termakan umpan mereka, tetapi karena ia telah meyakini kebenaran itu serta menganutnya, dan telah mengambil putusan untuk menyatakannya secara terus terang. Maka dalam keadaan masih terharu dan terpesona serta kegembiraan jiwa dan kepuasannya, disampaikanlah jawaban, katanya:

"Benar. Saya telah melihat dan mendengarnya...! Saya saksikan kebenaran terpancar daripadanya, dan cahaya bersinar-sinar dari tutur katanya!"

Sekarang orang-orang Quraisy pemesan senjata itu mulai mengerti, dan salah seorang di antara mereka berseru: "Siapa dia orang yang kau katakan itu, hai budak Ummi Anmar?"

Dengan ketenangan yang hanya dimiliki oleh orang suci, Khabbab menyahut: "Siapa lagi, hai Arab sahabatku..., siapa lagi di antara kaum anda yang daripadanya terpancar kebenaran, dan dari tutur katanya bersinar-sinar cahaya selain ia seorang?"

Seorang lainnya yang bangkit terkejut mendengar itu berseru pula: "Rupanya yang kamu maksudkan ialah Muhammad...".

Khabbab menganggukkan kepalanya yang dipenuhi kebanggaan serta katanya:

"Memang, ia adalah utusan Allah kepada kita, untuk membebaskan kita dari kegelapan menuju terang benderang.”
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2304 seconds (0.1#10.140)