Inilah Amalan Terbaik Agar Dekat dengan Allah

Kamis, 26 Agustus 2021 - 22:08 WIB
loading...
Inilah Amalan Terbaik Agar Dekat dengan Allah
Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang bisa dekat dengan Rabbnya. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Setiap muslim pasti ingin dekat dengan Allah, Zat Yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Pertanyaannya, bagaimana cara terbaik agar bisa dekat dengan Allah?

Mari kita simak hadis berikut ini:

عَن أبِي ذُرٍ رَضَي اللٌهُ عَنهُ قَالَ : قَالَ رَسُولَ صَلَيِ اللٌهُ عَلَيهِ وَسَلَمَ اِنكُمُ لآ تَرجِعُونَ اِلي اللٌهِ بِشَيء اَفَضَلَ مِمَا خَرَجَ مِنهُ يَعنَيِ القُرانَ. (رواه الحاكم وصححه أبو داوود في مراسيله عن جبير بن نفير والبترمذي عن امامة بمعناة)

"Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesunggguhnya kalian tidak akan kembali kepada Allah dengan membawa sesuatu yang lebihh utama selain membawa apa yang keluar dari-Nya, yakni Al-Qur'an." (HR Hakim)

Dalam Kitab Fadhail Qur'an karya Syeikh Maulana Zakariyya Al-Kandahlawy diterangkan, bahwa tidak ada yang dapat mendekatkan kita kepada Allah kecuali dengan Al-Qur'an. Imam Ahmad bin Hambal berkata: "Seakan-akan aku melihat Allah dalam mimpiku dan aku bertanya kepada-Nya, 'Apa yang terbaik untuk mendekatkan diri kepadaMu?" Allah menjawab: "Ahmad, kalam-Ku (yakni Al-Qur'an)." Aku bertanya: "Membaca dengan memahaminya atau tanpa memahaminya?" Allah berfirman: "Paham atau tidak, keduanya akan mendekatkan kepada-Ku."

Jelaslah bahwa cara terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan Al-Qur'an. Diterangkan dalam tafsir Syekh Baqiyatus Salaf, Hujjatul Khalaf Syaikh Abdul Aziz Dahlawi yang kesimpulan dan penafsirannya adalah bahwa suluk kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya dapat dilakukan dengan tiga cara:
1. Tashawwur.
Dalam syari'at lebih dikenal dengan istilah tafakkur dan tadabbur, dan dalam istilah tasawwuf lebih dikenal dengan muraqabah.
2. Dzikir Lisan.
3. Tilawah Al-Qur'an.

Cara pertama sebenarnya adalah dzikir Qalbi (dzikir dengan hati). Pada dasarnya, hanya dilakukan dengan dua cara: Pertama, dzikir secara umum, baik dengan hati atau dengan lisan. Kedua, dzikir dengan tilawah Al- Qur'an.

Dengan menyebut salah satu nama Allah berulang-ulang, maka tujuan dzikir akan didapatkan, yakni memperoleh mudrikah (bertawajuh kepada-Nya) dan menimbulkan perasaan bahwa yang diingat itu ada di depan kita. Jika terus berlangsung seperti itu, maka itulah ma'iyyat (kebersamaan dengan Allah) sebagaimana yang diterangkan di dalam hadis berikut:

لَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَربُ إِليَّ بِالنّوَافِلِ حَتَّى اَحْبَبْتهُ فَكُنْتُ سَمْعَهُ الَذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ اّلَذِي يَبْصُرُ بِهِ وَيَدُ اّلَتي يَبْطِسُ بِهَا

"Hamba-Ku selalu mendekati-Ku dengan amal Nawafil (sunnah), sehingga Aku menciptakannya. Maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, menjadi penglihatannya yang ia melihat dengannya, menjadi tangannya yang ia memegang dengannya, dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan."

Apabila seseorang hamba memperbanyak ibadah, Allah akan dekat kepadanya dan akan menjadi penjaganya. Mata, telinga, dan yang lainnya akan mengikuti keinginan Allah.

Dalam riwayat itu dikatakan 'memperbanyak sholat-sholat nafil' adalah karena fardhu itu sudah ditetapkan jumlahnya, tidak boleh dilebihkan. Sehingga sangat penting bagi kita untuk selalu merasakan kehadiran Allah di dalam ibadah kita.

Namun, cara bertaqarrub seperti ini hanya digunakan untuk mendekati Dzat Allah Yang kita cintai. Kita tidak mungkin dapat mendekati manusia hanya dengan sering menyebut namanya. Karena untuk bertaqarrub seperti ini harus ada dua hal:
1. Yang diingat harus mengetahui dzikir setiap orang yang mengingatnya, baik secara lisan ataupun di dalam hati, walaupun dalam waktu dan bahasa yang berbeda.
2. Dia harus mampu bertajalli (manifestasi) dan memenuhi keinginan orang yang mengingatnya, yang biasa disebut dengan dunuw (kedekatan) dan tadalli (pendekatan), atau dikenal dengan istilah nuzul (turun) dan qrub (kedekatan).

Disebutkan di dalam hadits Qudsi: "Barangsiapa mendekati-Ku sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta." Ini sekadar perumpamaan, sebab sesunggguhnya Allah Maha Suci dari berjalan dan berlari.

Wallahu A'lam

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1283 seconds (0.1#10.140)