Penuhi 5 Syarat Ini Jika Ingin Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar

Minggu, 31 Mei 2020 - 06:30 WIB
loading...
Penuhi 5 Syarat Ini Jika Ingin Menegakkan Amar Makruf Nahi Munkar
Amar makruf nahi munkar tidak boleh dilakukan kecuali seseorang telah memahami betul hakikat dan syarat-syaratnya. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Dalam kaidah syariat , menegakkan amar makruf nahi munkar adalah fardhu kifayah. Amar makruf nahi munkar merupakan perintah menegakkan kebenaran dan melarang kemungkaran (kejahatan).

Amar makruf nahi munkar tidak boleh dilakukan kecuali seseorang telah memahami betul hakikat dan syarat-syaratnya. Setidaknya ada 5 syarat yang harus dipenuhi sebelum menegakkan perintah Al-Qur'an tersebut.(Baca Juga: 10 Keutamaan dan Keuntungan Menyambung Silaturrahim)

Dalam Kitab Tanbihul Ghafilin, Ulama fiqih dan ilmu tafsir, Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) mengatakan, orang yang makruf (menganjurkan kebaikan) dan nahi mungkar (mencegah kejahatan) itu harus memiliki niat ikhlas karena Allah Ta'ala. Ia menegakkan agama Allah bukan semata-mata membela kepentingan diri sendiri atau kepentingan golongannya.

Jika seseorang benar-benar ikhlas menegakkan amar makruf nahi munkar karena Allah, maka ia akan mendapat pertolongan dari Allah sebagaimana ayat yang berbunyi: "In tanshurullaha yan shurkum (jika kamu benar-benar menegakkan kalimatullah, maka Allah akan menolong kamu)". Ia juga akan terpimpin dengan taufik dari Allah Ta'ala.

Ada satu kisah yang diriwayatkan dari Ikrimah, beliau berkata: "Ada seorang berjalan tiba-tiba ia melihat sebuah pohon disembah orang maka ia marah dan langsung pulang mengambil kapaknya lalu pergi menuju pohon itu untuk menebangnya. Di tengah jalan, ia dihadang oleh Iblis laknatullah yang menyamar menyerupai manusia. Maka orang itu ( Iblis ) bertanya: "Engkau akan kemana?"

Orang itu menjawab: "Saya melihat pohon yang disembah orang, maka saya berjanji kepada Allah akan memotong pohon itu, karena itu saya pulang mengambil kapak dan pergi ke pohon itu." Iblis laknatullah berkata: "Apa urusanmu dengan sembahan orang, biar orang lain, mereka telah jauh dari rahmat Allah."

Disebabkan rintangan Iblis itu maka mereka berkelahi dan Iblis kalah, sampai berulang tiga kali Iblis tetap kalah. Lalu Iblis berkata: "Lebih baik kau kembali dan saya berjanji padamu setiap hari akan memberikan padamu empat dirham di ujung tempat tidurmu."

Orang itu bertanya: "Apakah betul kau akan begitu?" Iblis menjawab: "Ya, aku jamin tiap hari." Maka kembalilah orang itu ke rumahnya, maka benarlah pada esok hari ia mendapat uang itu selama dua hari. Pada hari ketiga ternyata uang yang ditunggu tidak ada. Kemudian esok harinya juga tidak ada. Karena ia tidak mendapatkan uang itu, ia pun mengambil kapak dan segera pergi menuju pohon itu.

Maka di tengah jalan orang itu dihadang Iblis laknatullah yang menyerupai manusia dan ditanya: "Kemana engkau mau pergi?" Jawabnya: "Ke pohon yang disembah orang itu, aku akan menebangnya".

Iblis berkata: "Engkau tidak dapat berbuat demikian, adapun yang pertama kali itu karena kau keluar dengan marahmu itu benar-benar karena Allah sehingga umpama semua penduduk langit dan bumi akan menghalangi kamu tidak akan dapat. Adapun sekarang kau keluar karena tidak mendapat uang maka bila kau berani maju setapak aku akan aku patahkan lehermu." Maka orang itu ketakutan dan kembali ke rumahnya dengan tangan hampa.

Keinginannya untuk menegakkan amar makruf nahi munkar tidak terwujud. Andai niatnya ikhlas karena Allah dan tidak mau diperdaya oleh duniawi, tentulah ia akan berhasil menegakkan perintah agama tersebut.(Baca Juga: Syariah yang Mulai Digandrungi dan Bangkitnya Semangat Keislaman)

Imam Abu Laits berkata, seseorang yang akan menjalankan amar makruf dan nahi munkar harus memenuhi lima syarat berikut, yaitu:

1. Berilmu, sebab orang yang bodoh tidak mengerti hakikat makruf dan munkar.

2. Ikhlas karena Allah Ta'ala dan niat untuk menegakkan agama Allah.

3. Kasih sayang kepada yang dinasihati, dengan lunak dan ramah tamah. Tidak menggunakan kekerasan sebab Allah telah berpesan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun supaya berlaku lemah lembut ketika menghadapi Fir'aun.

4. Sabar dan tenang, sebab Allah berfirman "Wa'mur bil ma'rufi wanha anil-munkar wash bir 'ala maa ashabaka (anjurkan kebaikan dan cegahlah yang mungkar dan sabarlah terhadap segala penderitaanmu)."

5. Harus mengerjakan apa-apa yang dianjurkan supaya tidak dicemooh orang atas perbuatannya sendiri sehingga tidak termasuk pada ayat yang berbunyi: "Ata'murunannasa bil-birri watansauna anfusakum. Artinya, apakah kamu menganjurkan kebaikan kepada orang lain sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri."(Baca Juga: Para Dai Itu Mengajak, Bukan Menghakimi)

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2064 seconds (0.1#10.140)