Beriman Sebagian, Ingkar Sebagian

Selasa, 21 September 2021 - 05:10 WIB
loading...
Beriman Sebagian, Ingkar Sebagian
Ada fenomena fatal di sekitar masyarakat kita terhadap ayat Al-Quran. Yakni beriman (yakin) pada sebagian ayat, dan ingkar pada sebagian ayat Al-Quran yang lain. Foto istimewa
A A A
Ada fenomena fatal di sekitar masyarakat kita terhadap ayat-ayat Al-Qur'an , yakni beriman (yakin) pada sebagian ayat, namun sangat ingkar pada sebagian ayat Al-Qur'an yang lain. Padahal, sebagai muslim kita wajib mengimani dan ta'at kepada seluruh isi Al-Qur'an. Sebab, Qur'an turun langsung dari Allah Azza wa Jalla, Tuhan yang Maha Perkasa.

Jadi, ada masyarakat yang senang dengan ayat tertentu, tapi menolak dan tidak suka terhadap ayat yang lain, na'udzubillah. Ayat -ayat berikut ini bisa jadi contoh bahwa sebagian masyarakat di sekitar masih setengah-setengah mengimani Al-Qur'an.

Ada kalangan yang berbahagia dengan potongan ayat ini :

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ

"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, ..” (QS. Ali Imran: 64)



Seolah ayat ini menunjukkan bahwa antara Islam dan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) itu sama. Sama-sama agama yang baik dalam pandangan Allah. Tapi mereka menutup mata dengan ayat selanjutnya yang merupakan ajakan untuk tauhid dan bersyahadat:

أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

"Bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (QS. Ali Imran: 64)

atau ayat lain:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam .. (QS. Ali ‘Imran: 19)

Juga ayat:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali ‘Imran: 85)

Begitulah pengusung paham bahwa semua agama sama. Sebaiknya, jika tidak memahami tafsir yang terkandung di dalamnya, maka wajib bertanya pada ulama atau orang yang berilmu agama sesuai manhaj ahlus sunnah wal jamaah.

Dalam kajiannya, Ustad Farid Nu'man Hasan mengatakan, intinya, ada sebagian muslim hanya akan mengikuti dan meyakini ayat-ayat yang sesuai keinginan dan hawa nafsu pribadinya sendiri. Yakni dengan tafsiran keluar dari koridor para ulama terpercaya. Ada pun ayat-ayat yang bertolak belakang dengan paham dan hawa nafsu mereka, akan mereka buang jauh-jauh, bahkan berani mengatakan tidak relevan.



Dai asal Depok yang sering mengisi berbagai seminar motivasi ini mencontohkan, ada kalangan yang senang dengan ayat sebagai berikut

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. (QS. Al Hujurat: 13)

Tapi mereka sangat bermuka masam dengan ayat:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Kamu tak akan mendapati saling kasih sayang antara kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (QS. Al Mujadilah: 22)

Lalu, ada kalangan yang mengelu-elukan ayat:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

"Dan tidaklah engkau (Muhammad) diutus melainkan sebagai kasih sayang bagi alam semesta. (QS. Al Anbiya: 107)

Tapi mereka seakan menolak dan tidak menerima terhadap ayat-ayat tegas seperti ini:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang beriman bersamanya, mereka tegas terhadap orang-orang kafir dan saling berkasih sayang terhadap sesama mereka. (QS. Al Fath: 29)

Inilah tipe-tipe manusia yang Allah Ta'ala sebutkan dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." (QS. an-Nisa: 150-151)

Maka, sudah seharusnya seorang muslim mengimani semua ayat, dengan sebenar-benarnya iman dan berserah diri. Semuanya adalah haq (kebenaran), tidak ada ragu dan bimbang. Lebih baik dan lebih afdhal lagi jika seorang muslim banyak belajar. Yakni belajar dengan ulama-ulama yang telah diakui keilmuannya. Ulama ahli tafsir. Ini agar setiap muslim mantap dengan keyakinannya terhadap seluruh isi Al-Qur'an.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1083 seconds (0.1#10.140)